Sehingga Beni mudah saja melihat bagaimana kobaran api yang berangsur-angsur membesar itu, bermula dari arah dekat meja juragannya menulis pembukuan.
"Tapi saya kebetulan diminta bantu teknisi betulin forklift, ceritanya saya disuruh pegang sentolop. Bahkan sentolop masih saya bawa. Saat kejadian semua karyawan pada lari sendiri, sendiri. Pada jerit semua, dan lari," katanya.
Mengapa disebut area kerja, Beni menerangkan, tempat meja kerja bos atau juragannya itu, bukanlah berbentuk ruangan tersendiri dengan sekat khusus yang terpisah dari area penyimpanan tiner drum.
Melainkan, berupa area tersendiri yang berada di dekat pintu keluar-masuk gudang tersebut, hanya mengandalkan beberapa meja untuk meletakkan berkas dan menjadi tempat untuk menulis pembukuan aktivitas bisnis dalam gudang.
"Ibu bisa menyelamatkan diri. Office (area meja kantor) ada di dekat pintu," jelasnya.
Pasangan suami istri (pasutri) bos Beni bernama Yuliana Tanaka dan suaminya, Handoyo Anggotiyoso menjadi dua di antara enam orang yang mengalami luka bakar akibat insiden kebakaran tersebut.
Kedua bosnya itu, mengalami luka berat.
Kemudian, satu orang korban luka berat lainnya merupakan seorang karyawan gudang, bernama Heru Prasetyo. Mereka sempat dibawa ke RS PHC Surabaya. Kemudian, dirujuk ke RSUD dr Soetomo Surabaya.
Lalu, lanjut Beni, korban luka ringan, di antaranya tiga orang karyawan, M Ibrahim, Syaiful Karim, dan Budi bertugas sebagai mekanik tetap. Para korban luka ringan juga telah dievakuasi ke RSUD dr Soetomo Surabaya.
Beni mengungkapkan, kedua bosnya sempat berupaya memadamkan kobaran api dengan nekat mendekat hanya mengandalkan alat pemadam api ringan (APAR).
Kedua juragannya itu terkena jilatan api saat nekat berjibaku memadamkan kobaran api yang kian membesar menggunakan alat pemadam APAR berskala tandas yang kecil.
Beni mengungkap, sang suami Handoyo berjibaku mendekati kobaran api dengan menyemprotkan APAR.
Sedangkan, istrinya, Yuliana berusaha meneriaki sang suami agar segera menyingkir menyelamatkan diri.
"Mereka enggak mau lari, masih sempat berusaha padamkan api pakai APAR. Anak-anak gak sanggup akhirnya ditinggal," pungkasnya.