Tidak sedikit pula warga dari desa lain ikut datang ke lokasi tersebut dengan tujuan yang sama, sebagian lagi datang karena penasaran.
Baca juga: Cari Suami Gaji Rp 55 Juta, Alasan Gadis 17 Tahun Dibongkar Agensi Jodoh: Terlalu Banyak Perceraian
Nurani bercerita, di wilayah ini dahulu banyak sekali pedagang yang berjualan.
Baik laki-laki maupun perempuan banyak yang nongkrong di Pasar Jodoh.
Dari situlah perkenalan di mulai saling bertukar nama, rumah, pekerjaan, dan sebagainya.
Jika ada yang merasa saling cocok, pemuda pemudi tersebut akan lanjut menjalin hubungan.
Diawali jalan-jalan bersama lalu saat niat sudah matang, laki-laki akan datang ke rumah perempuan dan terjadi lamaran hingga akhirnya menikah.
Proses ini dikenal dengan sebutan 'sanja'.
"Pada tahun 2010 itu masih ramai, cuma ke sininya sepi sampai sudah tidak ada lagi."
"Kan zaman sekarang bisa kenalan lewat Facebook, lewat apa, serba online," pungkas Nurani.