Kedua, Prabowo Subianto memang berada di usia senja saat ini.
Ia lahir pada tanggal 17 Oktober 1951, yang berarti ia akan berusia 73 tahun pada tahun 2024. Ini merupakan usia yang cukup tua untuk menjadi seorang presiden.
Sebagai perbandingan, Joko Widodo saat ini berusia 60 tahun, sementara Susilo Bambang Yudhoyono saat pensiun dari jabatan presiden berusia 65 tahun.
Ketiga, Prabowo Subianto memang memiliki visi untuk menata negara Indonesia sesuai dengan cita-cita proklamasi.
Ia sering menyampaikan gagasan-gagasannya tentang ekonomi kerakyatan, kedaulatan pangan, energi, dan sumber daya alam, serta kesejahteraan rakyat.
Ia juga menekankan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, serta menjalin hubungan baik dengan negara-negara tetangga dan dunia internasional.
Baca juga: Ganjar Kalah Jauh di TPS Ketum PDIP Megawati, Perolehan Suara di Bawah Prabowo, Anies Tertinggi
Baca juga: Anies-Muhaimin Terendah di TPS Gus Iqdam Blitar Mencoblos, Selisih Ratusan Suara dari Prabowo
Namun, ada juga beberapa hal yang bisa menjadi hambatan bagi Prabowo Subianto untuk menjadi Satrio Piningit.
Pertama, Prabowo Subianto memiliki catatan buruk di masa lalu yang masih menimbulkan kontroversi dan kritik.
Ia pernah dituduh terlibat dalam penculikan aktivis pro-demokrasi pada tahun 1998, serta dalam kerusuhan yang menggulingkan Soeharto dari kekuasaan.
Ia juga pernah dipecat dari TNI karena dianggap melanggar kode etik militer.
Kedua, Prabowo Subianto belum mampu memenangkan hati rakyat Indonesia dalam tiga kali pemilihan presiden yang ia ikuti.
Ia selalu kalah tipis dari lawannya, baik dari Susilo Bambang Yudhoyono maupun Joko Widodo.
Ia juga sering dianggap sebagai sosok yang keras, otoriter, dan ambisius, yang tidak sesuai dengan karakteristik Satrio Piningit yang diharapkan sebagai pemimpin yang bijaksana, adil, dan rendah hati.
Ketiga, Prabowo Subianto belum memiliki rekan atau pendamping yang bisa mendukung dan melengkapi dirinya sebagai calon presiden.
Ia pernah berpasangan dengan Megawati Soekarnoputri (2009), Hatta Rajasa (2014), dan Sandiaga Uno (2019), namun tidak ada satupun dari mereka yang bisa membawa kemenangan bagi Prabowo.