“Awalnya tinggal di masjid lalu ada yang bilang di kandang kambing. Ini kami buatkan tenda keluarga,” tegasnya.

Pun perihal sembako, Jemono telah digrojok oleh pihak Dinsos P3A Ponorogo. Bantuan sembako yang disalurkan, Supriadi mengaku cukup untuk 5 hari.

Baca juga: Dikeroyok 8 Orang, Pemuda di Ngawi Tetap Melawan Meski Luka Diserang Pakai Celurit, Pelaku Kabur

“Kedua kami koordinasi dengan desa dan baznas, juga dengan kemensos (kementerian sosial. Intinya dibantu dibangun kembali. Nanti apakah nanti dengan baznas atau kemensos belum tahu,” urainya.

“Yang jelas dari Kemensos sudah memerintahian kami melakukan assesment dan membuat proposal. Baznas juga sudah ke lokasi,” urainya.

Perihal bantuan lain, Supriadi mengaku bahwa keluarga  Jemono hanya rerdiber JKN KIS (BPJS Kesehatan). PKH dan BPNT, Jemono belum mendapatkknta.

“Informasi awal menerima BLT dari dana desa. Itu informasi awal: tapi tetap kami assement agar masuk DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial). Agar dapat bantuan,” tegasnya.

“Juga akan dapat bantu kewirausahaan. Kami bantu sampai bisa mandiri. Karena informasinya kerjanya serabutan,” pungkasnya

Baca juga: Reaksi Sekda Ponorogo saat Tahu Istri Ikut Lelang Jabatan Bakesbangpol, Janji Tetap Profesional