Berita Viral

Berstatus ASN, Suardi Sopir Ambulans Turunkan Jenazah Bayi Nasibnya Makin Miris, Kadinkes: Mencoreng

Penulis: Ignatia
Editor: Mujib Anwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Nasib akhir sopir ambulans yang viral tinggalkan jenazah bayi di SPBU, kini si sopir memilih untuk pasrah dan ikhlas jika dipecat.

Ia pun meminta maaf atas terjadinya peristiwa itu.

"Saya atas nama pribadi siap salah. Yang salah bukan pihak rumah sakit. Saya sendiri yang salah. Mungkin penyampaian saya tidak benar ke keluarga pasien," tandasnya.

Mengenai kejadian tersebut, Suardi mengungkapkan, peristiwa itu terjadi karena selisih paham dengan keluarga pasien mengenai biaya BBM tambahan.

Jenazah bayi diturunkan paksa oleh oknum sopir ambulans RSUD Ade Muhammad Djoen Sintang, Kalimantan Barat (Instagram/pontianak_infomedia - TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/AGUS PUJIANTO)

Keluarga pasien akan menuju Desa Nanga Mau, Kecamatan Kayan Hilir, Sintang, yang berjarak sekitar 70 kilometer dari RSUD Sintang.

Ia menjelaskan, malam itu dirinya mengemudikan ambulans ber-BBM Dexlite, beda dengan ambulans biasa (ambulans Perbup, Peraturan Bupati).

"Karena ambulans yang saya gunakan ini menggunakan BBM jenis Dexlite. Harganya per liter 14.900. Sementara perbup yang ada di rumah sakit, BBM yang ditanggung sebesar Rp 9.500," paparnya.

Selisih biaya BBM tersebut dia mintakan ke keluarga pasien.

Namun, keluarga sudah membayar biaya ambulans ke kasir rumah sakit.

Baca juga: Ngambek Tak Diberi Uang Bensin Rp600 Ribu, Sopir Ambulans Turunkan Paksa Jenazah Bayi di Jalan

Karena tak ada titik temu, Suardi memutuskan menurukan keluarga pasien di SPBU di sekitar Tugu Beji, Sintang. Ia beralasan akan berganti ambulans biasa. "Saya bilang, saya ingin menurunkan keluarga pasien dengan mengganti ambulans yang standar perbup," sebutnya. Namun pada akhirnya, keluarga pasien berangkat ke Desa Nanga Mau menggunakan mobil biasa, bukan ambulans.

Ojong, kakek pasien, menjelaskan, keluarganya tak mampu membayar biaya BBM tambahan karena tak memiliki uang.

"Aku ndak terima, cucuku meninggal, abis itu dia minta (biaya BBM) 1 juta. 'Aku ndak punya duit', aku bilang," bebernya, dikutip dari Kompas TV.

Mengenai kejadian tersebut, RSUD Ade Muhammad Djoen Sintang menyampaikan minta maaf.

Hal itu diutarakan Direktur RSUD Ade Muhammad Djoen Sintang Ridwan Tonny Hasiholan Pane, dalam video yang diunggah di akun Instagram RSUD Sintang.

"Terkait tentang pelayanan ambulans RSUD Ade Muhammad Djoen Sintang, kami selaku direktur dan seluruh jajaran memohon permintaan maaf kepada seluruh masyarakat Kabupaten Sintang, secara khusus kepada keluarga pasien yang kami layani," ujarnya.

"Kami mengakui masih banyak kekurangan dalam memberikan pelayanan yang terbaik bagi seluruh masyarakat. Tetapi kami akan berusaha meningkatkan profesionalisme pelayanan dan profesionalisme individu," imbuhnya.

Halaman
1234

Berita Terkini