TRIBUNJATIM.COM - Akhirnya muncul klarifikasi dan tanggapan dari Kepala Dinas Pendidikan (Kadindik) soal kabar tenaga pendidikan yang kabur tak mau mengajar.
Viral di media sosial beberapa foto dan video terkait kegiatan belajar mengajar di sebuah sekolah yang terhenti lantaran tenaga pendidik menghilang.
Ternyata mereka kompak kabur dari pulau dan menelantarkan kurang lebih 65 siswa di sekolah.
Akibat perbuatan tersebut, sekolah seolah terlihat seperti selalu tutup.
Warga sampai merasa kecewa lantaran berharap agar anak mereka bisa bersekolah di tempat tersebut tak jauh-jauh, tetapi guru dan Kepseknya malah kabur.
Sebanyak 65 murid SD Negeri 26 Sapinggang di Pulau Sapinggang, Desa Tampang, Kecamatan Liukang Tangaya, Kabupaten Pangkep, terpaksa berhenti belajar karena tidak ada satu pun guru yang datang untuk mengajar.
Para guru yang seharusnya mengajar di sekolah ini tak pernah kembali setelah meninggalkan pulau tersebut.
Tak hanya para guru itu saja, kepala sekolah dan pengawas sekolah juga tampak tak ada di tempat.
Setelah kabar ini viral, Dinas Pendidikan yang diwakili oleh Kepala Dinas mengungkapkan kejadian dan fakta sebenarnya.
Menurut Dinas Pendidikan Kabupaten Pangkep, sekolah ini memiliki 65 murid dan empat tenaga pendidik, yang terdiri dari satu kepala sekolah, dua guru honorer, dan satu guru berstatus PPPK.
Baca juga: Kepala Dinas Bongkar Alasan ASN Viral Tidur saat Jam Kerja, Kuak Jabatan dan Sanksi: Dia Sudah Izin
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pangkep, Sabrun Jamil, menyatakan akan memanggil kepala sekolah dan pengawas terkait untuk memberikan klarifikasi mengenai masalah ini.
"Kami akan memanggil pengawas, kepala sekolah, dan guru yang bersangkutan untuk memberikan klarifikasi. Tindakan tegas akan diambil sesuai aturan jika terbukti mereka telah mangkir dari tugas," tegas Sabrun.
Sabrun juga mengaku tidak mengetahui kondisi tersebut karena pengawas sekolah tidak pernah melaporkan adanya ketidakhadiran para guru selama berbulan-bulan.
"Untuk Kecamatan Liukang Tangaya ada 2 orang pengawas SD. Sampai saat ini belum ada laporan dari pengawas," pungkasnya, seperti dikutip TribunJatim.com dari Tribun-Timur.com, Selasa (13/8/2024).
Hal ini dikarenakan tak adanya tenaga pengajar yang datang ke sekolah.
Video amatir yang memperlihatkan para siswa yang hanya bermain di sekitar sekolah pun viral di media sodial.
Salah satu warga, Junaedi mengatakan sebelum aktivitas sekolah berhenti hanya 1 orang honorer berstatus guru pembantu yang mengajar.
Junaedi menuturkan, guru tersebut mengajar dari kelas 1 sampai kelas 6.
"Guru pembantu itu tamatan SMA sendiri mengajar mulai kelas 1 sampai kelas 6," ucapnya.
Baca juga: Puluhan Orangtua Geruduk Sekolah Minta Guru yang Suka Ciumi Siswa Dipecat, Kepsek: Kami Tidak Berhak
Ia mengatakan, anak-anak tak punya pilihan untuk bersekolah sebab hanya Sekolah Negeri 26 yang ada di pulau ini.
Untuk sekolah lain ada di ibukota desa yang berjarak tempuh 1 jam lebih dengan perahu.
"Ada sekolah tapibdi Pulau Tampaang, 1 jam lebih kesana. Kami hanya bisa berharap agar sekolah kembali buka," ucapnya.
Junaedi menambahkan, akibat terhentinya aktivitas sekolah, siswa sekolah ini terpaksa libur.
Mereka menghabiskan waktu dengan membantu orang tua mencari ikan dan bermain.
"Sekolah tutup dan anak-anak sebagian turun melaut membantu orangtua sebagian main saja," ucapnya.
Sementara data dari dinas pendidikan Pangkep, sekolah ini memiliki 65 siswa dan 4 orang tenaga pendidik yang terdiri dari 1 kepala sekolah, 2 honorer dan 1 orang berstatus PPK.
Baca juga: Selidiki Dugaan Korupsi Dana BOS, Jaksa Periksa 9 Kepsek SD di Tempurejo Jember
Kadis Pendidikan Kabupaten Pangkep, Sabrun Jamil mengatakan akan memanggil kepala sekolah dan pengawas sekolah terkait hal ini untuk memberikan klarifikasi.
Ia mengatakan, sanksi akan dijatuhkan bila dalam proses pemeriksaan para guru benar mangkir dalam tugas.
"Kami akan memanggil pengawas, kepala sekolah dan guru terkait berita ini untuk menghadap memberikan klarifikasi. Kami akan mengambil langkah sesuai dengan aturan," ucapnya.
Sabrun mengaku tidak tahu dengan kondisi tersebut sebab pengawas sekolah tak pernah melaporkan mangkirnya para guru selama berbulan-bulan.
"Untuk Kecamatan Liukang Tangaya ada 2 orang pengawas SD. Sampai saat ini belum ada laporan dari pengawas," pungkasnya.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com