Pilkada Tulungagung 2024

PDI Perjuangan Tulungagung Beri Waktu Mantan Kader yang 'Menyeberang' untuk Hapus Logo Partai

Penulis: David Yohanes
Editor: Dwi Prastika
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Plt Ketua DPC PDI Perjuangan Tulungagung, Erma Susanti, saat ditemui usai konsolidasi internal Pilkada Tulungagung 2024, Senin (2/9/2024) sore.

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, David Yohanes

TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - DPC PDI Perjuangan (PDIP) Tulungagung meminta logo partainya tidak digunakan oleh Calon Bupati Tulungagung di luar PDI Perjuangan.

Hal ini disampaikan oleh Plt Ketua DPC PDI Perjuangan Tulungagung, Erma Susanto, setelah konsolidasi internal, Senin (2/9/2024) sore.

Pernyataan Erma ini berkaitan dengan mantan kader PDI Perjuangan yang maju di Pilkada Tulungagung 2024 dengan diusung partai lain.

Erma mengaku hari ini sudah mengirimkan surat kepada calon itu untuk mencopot logo PDI Perjuangan.

“Kami sudah mengirim surat calon yang masih menggunakan gambar PDI Perjuangan untuk mencopot. Karena sudah jelas yang ke KPU, yang mengusung partai apa saja,” ujarnya.

Meski tidak menyebut nama, berdasarkan fakta di lapangan, sosok yang dimaksud Erma diduga adalah Gatut Sunu Wibowo.

Mantan Wakil Bupati Tulungagung ini sebelumnya banyak memasang gambar dengan logo PDI Perjuangan.

Hal ini dilakukan Gatut, sejak sebelum rekomendasi PDI Perjuangan turun untuk pasangan Maryoto Birowo dan Didik Girnoto Yekti (Mardinoto).

Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Jatim ini memberi waktu 3 hari agar logo di semua baliho dihapus.

Baca juga: 5 Kader PDIP Maju di Pilkada Tulungagung 2024, Partai Yakin Solid dan Tidak Terpecah

Jika sampai 3 hari masih ditemukan logo PDI Perjuangan, maka DPC akan melaporkan ke Badan Pengawas Pemilu.

Selain itu, Erma mengaku akan mengambil tindakan sendiri dengan menertibkan logo PDI Perjuangan yang tidak semestinya.

“Logo adalah marwah partai yang harus digunakan semestinya. DPC harus menegakkannya,” ujarnya.

Sebenarnya, tim Gatut Sunu telah menutup logo PDI Perjuangan dari setiap gambar yang dipasangnya.

Namun menurut Erma, penutupan itu dinilai kurang serius, sehingga pihaknya menghendaki penghapusan, bukan ditutup.

Halaman
12

Berita Terkini