TRIBUNJATIM.COM - Seorang kuli bangunan tak kuasa menahan air matanya saat harus menceritakan kesulitan hidup.
Kuli yang sudah lansia tersebut tak berhenti menangis saat mengungkap permasalahan hidup yang dihadapinya.
Air mata kuli bernama Hermawan (70) jatuh tak terbendung.
Baca juga: Pria Nyaris Dipenjara 5 Tahun Gegara Curi 5 Potong Kayu Demi Makan Istri & Anaknya, Tak Jadi Ditahan
Tak banyak-banyak, Hermawan hanya meminta hak upah sebagai pekerja kuli bangunan dibayarkan.
Untuk memperjuangkan haknya, dia rela berjalan kaki dari Kota Bogor menuju Cibinong, Kabupaten Bogor.
Cibinong adalah tempat di mana dia bekerja menghabiskan tenaga dan bercucuran keringat.
Padahal upahnya sebagai kuli bangunan menjadi sumber pemasukan utama untuk menghidupi keluarganya.
Akibat haknya belum dibayar, Hermawan kini merasa kesulitan.
Bahkan kini Hermawan harus tinggal di bangunan bekas gudang tahu di Bondongan, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat.
Ia dan keluarga juga terusir dari kontrakannya karena belum membayar beberapa bulan.
Pakaian dan perabotannya pun ditahan di kontrakan lama Hermawan.
Tak hanya itu, Hermawan dan keluarganya setiap hari dihantui rasa lapar.
Beruntung, di Kota Bogor terdapat warung nasi murah yang disediakan relawan Ping.
Warung nasi murah tersebut yang dimanfaatkan Hermawan.
Sesampainya di lokasi warung nasi murah, Hermawan tak menyantapnya sendiri.