Guru P1 Swasta Tulungagung Adukan Nasib ke Dewan, Merasa Diberi Harapan Palsu Pemerintah Sejak 2021

Penulis: David Yohanes
Editor: Ndaru Wijayanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

MENANYAKAN NASIB - Dialog antara para guru yang bergabung dalam Forum P1 Swasta Kabupaten Tulungagung dengan DPRD Tulungagung, untuk menanyakan kejelasan nasib para guru P1 swasta, Selasa (11/2/2025). Para guru ini seharusnya menjadi prioritas PPPK

“Tiga nama yang lolos itu bukan yang peringkat atas seperti urutannya, tapi justru dari peringkat bawah. Sementara BKD selalu menjawab, tidak ada anggaran,” sambung Huda.

Yang semakin membuat para guru P1 swasta dongkol, pemerintah terus membuka pendaftaran PPPK.

Mereka yang tidak lolos lalu menjadi pegawai R2 dan R3.

Baca juga: 437 Pegawai Honorer Pemkab Lumajang Diberhentikan, Tiga Posisi Berpeluang Kerja Kembali

Pegawai R2 adalah pegawai yang pernah ikut seleksi PPPK tahap pertama, namun tidak mendapatkan formasi.

Sedangkan pegawai R3  adalah pegawai honorer  yang telah bekerja minimal 3 tahun, dan sudah masuk  data kepegawaian di Badan Kepegawaian Negara (BKN).

Huda mengaku punya data, guru yang pensiun 2023-2024 lebih dari 300 orang.

Jika P1 swasta masuk untuk menggantikan guru yang pensiun, jumlahnya masih memungkinkan.

“Jawaban yang kami terima masih sangat normatif. Ini masih sebatas audiensi, masih panjang jalannya,” ucap Huda.

Para guru P1 swasta ini rata-rata menerima gaji Rp 500.000 per bulan.

Jumlah mereka sebenarnya lebih dari 200 orang, namun banyak yang undur diri.

Mereka yang mundur karena tekanan dari pihak yayasan, dan ada pula yang putus asa, tidak mau melanjutkan perjuangan. 

Baca juga: Guru Honorer di Jember Mulai Dirumahkan Imbas UU ASN, Sejumlah Sekolah Gelar Rapat Terbatas

Berita Terkini