Namun sekitar akhir tahun 2023 lalu, dia hanya mendapat gaji antara Rp150.000-Rp 200.000 per bulan.
Menurutnya, gaji tersebut berasal dari dana BOS (bantuan operasional sekolah).
"Saya tidak pernah bertanya. Karena saya enggak enak dan khawatir keliru."
"Saya hanya tahu bahwa gaji saya berasal dari dana BOS," ungkap dia.
Namun sejak berhenti mengajar, Rasul kini ikut menjadi tukang di kampungnya.
Hasilnya untuk bisa menyambung hidup bersama istri dan anaknya.
"Meski saya dikeluarkan, saya tetap antar anak saya sekolah ke sana (SDN Torjek II). Karena itu tanggung jawab," ujarnya.
"Di sana saya mengajar dari Kamis sampai Sabtu. Jika tidak mengajar, saya kerja serabutan. Kadang bertani, kadang juga ikut menjadi tukang," katanya.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com