Berita Viral

Akhir Nasib Dinda Mahasiswi Terima Salah Transfer Rp 1,2 Miliar, Berani Datangi KPK Dipicu 1 Alasan

Penulis: Ignatia
Editor: Mujib Anwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

DINDA LAPOR KPK - Seorang mahasiswi di Sumsel, ikut diperiksa KPK yang tengah mengusut kasus korupsi di Pemkab Ogan Komering Ulu (OKU). Ia kaget mendadak ditransfer uang miliaran

Gejala ganggu peretasan tersebut, baru dirasakan dan diketahui oleh pihak hotel yang menjadi korban, semenjak beberapa orang kustomer melaporkan temuan masalah tersebut, sejak 2-3 hari lalu.

"Ya website resmi itu, cuma diganti nomor teleponnya, dan nomor rekeningnya. Iya Nomor WA dia (si pelaku) dimasukkan dan nomor rekeningnya (si pelaku)," katanya. 

Baca juga: Pesan Menohok Hacker Brain Chiper ke Pemerintah usai Tepati Janji: Mudahnya Dibobol, Jadikan Hikmah

"Saya engga ngomong begitu. Tapi Belum ada laporan (peretasan aplikasi pemesanan kamar hotel via aplikator pihak ketiga)," tambahnya. 

Akibatnya, masyarakat atau kustomer pemesanan kamar hotel kehilangan uang tanpa bisa memperoleh pertanggungjawaban. 

Berdasarkan data awal yang diperoleh BPD PHRI Jatim, diperkirakan masyarakat yang menjadi korban kehilangan uang karena salah mentransfer uang ke rekening si pelaku hacker, mencapai sekitar ratusan juta rupiah

Pihak hotel pun juga tetap terkena getahnya, lanjut Dwi Cahyono, karena identitas perusahaan atau bisnis hotel mereka tercoreng nama baiknya, akibat manipulasi informasi yang dilakukan si pelaku hacker. 

"Saya belum kalkulasi. Iya (kerugian diperkirakan) sampai ratusan juta ya," ungkapnya. 

Atas dasar tersebut, Dwi Cahyono mewakili par pengusaha hotel membuat laporan polisi di Mapolda Jatim. 

Ia telah membawa semua barang bukti yang dibutuhkan oleh pihak kepolisian untuk segera mengusut kasus tersebut. 

Diantaranya, daftar puluhan hotel yang mengaku menjadi korban peretasan hacker. 

Baca juga: Hacker Lulusan SD Diadili, Pernah Bobol Website Pemprov Jatim dan Bawaslu Jaksel, Kelas Kakap

Kemudian, bukti transaksi pengiriman uang kepada pihak masyarakat atau kustomer yang terperdaya dengan modus pihak hacker.

"Daftar hotel yang  melapor menjadi korban. Lalu nanti akan dicek di website. Screenshot-an transaksi dari orang kustomer. Iya juga," jelasnya. 

Lalu, apa upaya mitigasi yang dilakukan BPD PHRI Jatim selama kasus tersebut diselidiki oleh pihak kepolisian. 

Dwi Cahyono menyiapkan tiga siasat untuk memitigasi gangguan peretasan tersebut, agar layanan operasional hotel tetap berjalan. 

Pertama, PHRI berusaha mempublikasikan adanya gangguan peretasan akun website bisnis puluhan hotel tersebut seluas-luasnya, agar masyarakat atau kustomer bisa berhati-hati. 

Atau paling tidak, masyarakat tidak sekonyong-konyong mengeluhkan permasalahan tersebut kepada manajemen hotel yang sejatinya tidak tahu apa-apa atas gangguan peretasan itu. 

"Jadi jangan terus, namanya orang gak tahu, marah-marah ke hotel. Pihak hotel juga tidak tahu juga adanya permasalahan begini," terangnya. 

Kedua. PHRI telah membuat laporan pengaduan di situas Google terkait ancaman peretasan tersebut. 

Ketiga. PHRI mengimbau seluruh hotel yang menjadi korban untuk memanfaatkan akun media sosialnya membuat pemberitahuan secara luas dan terbuka mengenai adanya gangguan peretasan tersebut. 

Sehingga, pihak hotel dapat menyiasati metode pemesanan kamar dan prosedur pembayaran secara aman. 

"Semua hotel, di aplikasi medsosnya, dikasih pengumuman, bahwa kita sedang ada gangguan hack," pungkasnya.

Berita viral lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkini