Berita Viral

Pantas Harga Sewa Cuma Rp 200 Ribu, Yani Dihantui Ketakutan Tiap Hari Tinggal di Rumah Kontrakan

Penulis: Ignatia
Editor: Mujib Anwar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

YANI KETAKUTAN DI RUMAH - Sebuah rumah kontrakan yang terletak di RT 01/RW 08, Kampung Sawah, Kelurahan Bintara Jaya, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi, diketahui ambles dan dalam kondisi memprihatinkan. Setiap hari Yani merasa ketakutan setiap hari tiba tiba amblas bak ditelan bumi Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Memprihatinkan, Cerita Yani Tinggal di Rumah yang Terus Ambles hingga Sering Kebanjiran di Bekasi, https://wartakota.tribunnews.com/2025/08/05/memprihatinkan-cerita-yani-tinggal-di-rumah-yang-terus-ambles-hingga-sering-kebanjiran-di-bekasi?page=all#goog_rewarded.

TRIBUNJATIM.COM - Yani, seorang warga Kampung Sawah merasakan ketakutan setiap hari tinggal di sebuah rumah kontrakan.

Sebuah rumah kontrakan yang terletak di RT 01/RW 08, Kampung Sawah, Kelurahan Bintara Jaya, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi, dalam kondisi memprihatinkan.

Bangunan berdiameter lebar 10 meter dan panjang 60 meter itu ambles bak 'ditelan bumi' dalam beberapa tahun terakhir.

Penurunan tanah diperkirakan mencapai satu meter, membuat jarak plafon rumah menjadi sangat rendah, hanya sekitar 180 sentimeter dari permukaan tanah.

Tapi, Yani, penyewanya terus meneguhkan hati dan niatnya untuk tinggal di rumah tersebut.

Meski tidak layak, rumah kontrakan tersebut tetap dihuni dua keluarga yang mengisi dua sekat ruangan berbeda.

Salah satu penyewa rumah tersebut adalah Maryani (39) yang tinggal bersama suami, Wismo (45), dan dua putrinya, Siska Setiangingsih (13) dan Mutia Azahra Salsabila (11).

Plafon yang rendah membuat kepala harus menunduk saat akan masuk atau keluar rumah.

Yani, sapaan akrab Maryani, mengaku sudah menyewa rumah kontrakan milik Wahidun, warga asal Pondok Kelapa, Jakarta Timur, sejak 2007.

Saat itu, kondisi bangunan rumah masih normal dan belum 'tenggelam' akibat kontur tanah yang tidak stabil.

Baca juga: Bermodal Cutter, Galih Satpam Bank Pura-pura Dibegal, Tak Dapat Rp 18 Juta Malah Masuk Penjara

"Saya di sini sejak 2007, sebelum menikah, saya sudah di sini, ketinggian rumah dua meter lebih," kata Yani saat ditemui Senin (4/8/2025), seperti dikutip TribunJatim.com dari penelusuran Wartakotalive.com, Selasa (5/8/2025).

Yani menyebut, rumah kontrakannya mengalami penurunan secara perlahan dalam beberapa tahun terakhir.

Hal ini menyebabkan atap rumah sangat dekat dengan permukaan tanah.

Saking rendahnya atap, Yani harus menundukkan kepalanya setiap hendak memasuki halaman rumah agar tidak terbentur plafon.

Baca juga: Fitri Ikhlas Nikahi Kakek 73 Tahun karena Ibunya Senang, Saiun Tak Ambil Pusing Komentar Orang

Selain itu, bangunan rumah juga mulai rapuh.

Hal ini disebabkan karena rumah tesebut terus-menerus tergerus tanah hingga membuat kondisi bangunan tidak lagi kokoh.

"Kalau buka pintu enggak bisa kencang, kalau buka pintu kencang takutnya roboh, jadinya pelan-pelan nutup pintu karena sudah pada rapuh," kata Yani.

Kondisi bangunan yang rapuh membuat Yani dan keluarganya dihantui ketakutan setiap hari.

Saat malam tiba, mereka tak bisa beristirahat dengan tenang karena khawatir rumahnya tiba-tiba ambruk akibat diterjang hujan dan angin kencang.

"Bahkan kemarin di dapur balok sempat jatuh," katanya.

Sebuah rumah kontrakan yang terletak di RT 01/RW 08, Kampung Sawah, Kelurahan Bintara Jaya, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi, diketahui ambles dan dalam kondisi memprihatinkan. (Wartakotalive.com)

Posisi lantai yang rendah membuat rumah kontrakan yang ditempati Yani juga sering kebanjiran, bahkan hampir setiap bulan.

Hal ini membuat mereka selalu ketar-ketir setiap hujan deras mengguyur.

"Bisa sebulan sekali (kebanjiran), tapi paling parah yang dulu sampai tiang enggak kelihatan, itu kita ngungsi," ucap dia.

Meski demikian, keluarga Yani memilih bertahan di rumah tersebut.

Faktor biaya sewa yang murah menjadi alasannya bertahan.

"Di sini Rp 200.000 per bulan," kata Yani.

Baca juga: Sudah Digerebek Warga saat Berzina, Kades Zidan Juga Peras Suami Selingkuhannya

Selain itu, kata Yani, pendapatan suaminya dari bekerja sebagai kuli bangunan tidak memungkinkan ia dan keluarga menyewa rumah di lokasi lain.

Karena itu, Yani dan keluarga memilih bertahan dan berharap pemerintah membantu merelokasi mereka.

"Kalau harapan ada dari dulu, kalau seandainya kita dapat bantuan, ibaratnya pindah kontrakan yang layak, paling itu, tapi sampai sekarang belum ada," imbuh dia.

Sementara itu, penyewa lainnya menjadi sorotan lantaran mengambil barang dan benda di kontrakan yang akhirnya ia tinggalkan.

Baca juga: Akhirnya Terkuak Jam Kematian Diplomat Arya, Kesaksian Penjaga Kos Jawab Misteri Aktivitas di Kamar

Kondisi mengenaskan tampak dari rumah yang dimiliki seorang warga di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.

Tumpal Simblolon begitu tak menyangka rumahnya malah digunduli oleh orang lain.

Rumahnya yang layak huni awalnya itu berakhir mengenaskan setelah disewa.

Setelah rumahnya dalam kondisi memprihatinkan, Tumpal Simbolon berencana melapor ke polisi.

Tumpal Simbolon segera membuat laporan ke Polsek Medan Tembung setelah rumahnya digunduli penyewa berinisial MT.

Rumah Tumpal yang ada di Dusun XI, Desa Bandar Khalipah, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, hanya tersisa tembok batu bata setelah seng, pintu, hingga jendela hilang.

"Rencana mau melapor. Saya masih sibuk dan baru berduka, kan. Sudah jumpa orang Polsek. Disarankan melapor dan buat laporan kerugian dulu ke desa," ucap pria berusia 60 tahun itu saat diwawancarai wartawan, Sabtu (26/7/2025), seperti dikutip TribunJatim.com dariKompas.com, Minggu (27/7/2025).

Tumpal juga mengatakan sudah bertemu dengan kepala lingkungan setempat. Dia berharap pelaku dihukum sesuai dengan perbuatannya.

Dia mengatakan, ini bukan soal status rumah, melainkan mengenai persoalan dirugikan.

Jika hal tersebut dipersoalkan, ia akan memberikan surat-surat yang dari notaris.

Baca juga: Ngaku 20 Tahun Belum Sakit, Dedi Mulyadi Tanggapi Video Dirinya Terbaring di RSPAD

Berdasarkan surat-surat, mulanya rumah ini dibeli MT pada tahun 2014. Sudah 11 tahun dia menempati rumah tersebut.

Lalu pada tanggal 30 Juli 2024, Tumpal membeli rumah itu dari MT dan lengkap dengan surat-suratnya resmi.

Sebelumnya diberitakan, rumah milik Tumpal Simbolon terlihat berantakan setelah mengalami pembongkaran.

Kejadian tersebut pada Sabtu (26/7/2025) ketika Tumpal mendapati seng, pintu, dan jendela rumahnya hilang.

GENTENG PINTU DICURI - Kondisi rumah Tumpal Simbolon setelah seng, pintu dan jendela 'digunduli' di Gang Bahrum, Jalan Cempaka Indah, Dusun XI, Desa Bandar Khalipah, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sabtu (26/7/2025). (KOMPAS.com/CRISTISON SONDANG PANE)

Pria berusia 60 tahun tersebut menduga penyewa rumahnya, yang berinisial MT, adalah pelaku utama dalam pembongkaran ini.

Tumpal meyakini bahwa MT tidak melakukannya sendiri, melainkan dibantu oleh tiga orang lainnya.

"Dibongkar pada tanggal 5 Juli," kata Tumpal saat diwawancarai.

Dalam kesepakatan, MT meminta untuk mengontrak rumah itu selama satu tahun.

"Boleh, saya bilang," ungkap Tumpal.

Baca juga: Kakak Curiga Lihat Kebiasaan Adik di Malam Hari, Tegurannya Malah Berujung Maut

Namun, pada 29 Juni 2025, Tumpal mendatangi rumah tersebut untuk mengingatkan MT tentang jatuh tempo pembayaran sewa.

Ia juga ingin memastikan apakah MT dan istrinya masih tinggal di rumah tersebut.

"Ya udah Pak kan bulan 7, masih ada dua hari lagi. Nanti bulan 7 ya pak," ujar Tumpal menirukan ucapan MT.

Sayangnya, Tumpal tidak bisa kembali ke rumah itu karena pada 30 Juni 2025, ia pergi ke Jakarta untuk membawa anaknya yang ketiga berobat.

"Saya ke Jakarta bawa anak berobat cangkok ginjal. Rupanya kami belum beruntung, tanggal 2 Juli dia (sang anak) meninggal," ujar Tumpal.

Setelah membawa anaknya kembali ke Medan, Tumpal melaksanakan acara adat sebelum pemakaman pada hari Sabtu, 5 Juli 2025.

Ia menduga bahwa pelaku mengetahui adanya acara tersebut dan memanfaatkan kesempatan itu untuk melakukan pembongkaran.

"Diangkati atap, broti, kusen, daun pintu, daun jendela, habis semua," tuturnya.

Tetangga di sekitar rumah sewa tidak mengetahui tempat tinggal dan nomor telepon Tumpal sehingga tidak dapat memberikan informasi padanya.

"Kemudian Rabu, 23 Juli 2025, saya ke sana, ya maksud saya mau menagih, kan. Rupanya seperti itulah keadaannya. Sudah gundul rumah saya," ungkap Tumpal.

Berita viral lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkini