Kisah Sriyadi Purnomo Peternak Kelinci di Bojonegoro, Berawal dari Hobi hingga Mampu Raup Cuan

"Kita menargetkan setiap minggunya panen, dan hasil panennya dipasok ke berbagai daerah, seperti Solo dan Pacet, Mojokerto," bebernya.

Namun, yang membuat peternakan ini istimewa bukan sekadar keuntungan materi. Usaha tersebut juga membuka lapangan kerja baru. Puluhan warga dilingkungam sekitar tempat tinggalnya ikut terlibat merawat ribuan kelinci, memberi mereka tambahan penghasilan yang berarti.

“Alhamdulillah bisa memberi tambahan penghasilan untuk warga sekitar. Sehingga bisa dirasakan bersama,” tambah Yadi dengan nada lega.

Inovasi lain yang tak kalah menarik, Yadi memanfaatkan limbah peternakan agar tidak ada yang terbuang percuma. Kotoran kelinci kumpulkan dan diolah menjadi pupuk organik, sementara urinenya diproses menjadi pestisida alami dan pupuk cair (POC).

Bahkan, pakan untuk satwa dengan nama latin Oryctolagus cuniculus ini, Ia produksi sendiri. Memanfaatkan bahan yang ada disekitar. Terbuat dari racikan kulit kacang, jagung, sayuran, limbah kedelai, dicampur dengan vitamin dan lainnya. Semua bahan diolah dengan mesin canggih menjadi pelet bergizi tinggi.

"Dari peternakan ini, semuanya bernilai. Mulai dari dagingnya, kotorannya jadi pupuk organik, sampai air urinenya. Jadi dak ada yang terbuang sia-sia," pungkasnya.

Kini, tidak hanya sukses mengembangkan peternakan kelinci dengan omzet jutaan setiap minggunya. Usaha yang dikembangkan oleh Yadi juga sukses memberdayakan dan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat disekitar lingkungan tempat tinggalnya.