Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Pengrajin Tembakau Adu Skill Merajang dalam Waktu 15 Menit di Festival Tembakau 2025 Bondowoso

Puluhan pengrajin tembakau unjuk kemampuan merajang dalam waktu 15 menit dalam gelaran Festival Tembakau 2025, di Alun-alun Ki Bagus Asra

Penulis: Sinca Ari Pangistu | Editor: Samsul Arifin
TribunJatim.com/Sinca Ari Pangestu
PERAJANG - Jamak, salah satu peserta lomba merajang tembakau saat beraksi di gelaran Festival Tembakau 2025, di Alun-alun Ki Bagus Asra, pada Jum'at (5/9/2025) malam. 

Poin Penting : 

  • Puluhan perajang tembakau di Bondowoso unjuk kebolehan di Festival Tembakau
  • Para perajang tersebut berkompetisi merajang tembakau dengan batas waktu 15 menit
  • Satu tim terdiri dari 3 anggota. Dimulai dari menggulung, merajang, dan ngelir tembakau

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Sinca Ari Pangestu

TRIBUNJATIM.COM, BONDOWOSO - Puluhan pengrajin tembakau unjuk kemampuan merajang dalam waktu 15 menit dalam gelaran Festival Tembakau 2025, di Alun-alun Ki Bagus Asra, pada Jumat (5/9/2025) malam.

Satu tim terdiri dari 3 anggota. Dimulai dari menggulung, merajang, dan ngelir tembakau.

Pantauan di lokasi, para peserta tampak sangat antusias.

Di lomba itu peserta membawa peralatan sendiri. Seperti pisau rajang  batu pengasahnya, serta dudukannya. Hanya disediakan tembakau saja untuk lomba tahunan itu.

Antusias penonton luar biasa. Saat akan dimulai  teriakan memberikan semangat bersaut-sautan dari masing-masing pendukung.  

Baca juga: Kemarau Basah Jadi Ujian Berat Petani Tembakau di Bondowoso, Harga dan Luas Lahan Menurun

Menurut Ketua Asosisi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Bondowoso, Yasid, penilaian lomba itu dilakukan di setiap rangkaian. Mulai dari penilaian penggulungan tembakau yakni melihat kepadatan gulungan, kerapian menyusun tembakau agar padat dan tidak terputus.

Sementara untuk penilaian rajang, dilihat dari konsistensi hasil rajangan. Kehalusannya, bentuknya, dan lainnya.

Dibagian ngelir tembakau, kata Yasid, tim melihat kerapian. Seperti ketebalan, dan bagian pinggirnya.

"Itu jadi penilaian," terangnya.

Adanya lomba ini, disebut Yasid, adalah bentuk apresiasi pada pengrajin tembakau dari Pemkab Bondowoso. 

Sekaligus menunjukkan bahwa di Bondowoso punya kearifan lokal dalam hal merajang tembakau halus.

"Ini juga wadah silaturahim pengrajin tembakau," ujarnya.

Khusus dalam lomba ini, panitia menggunakan varietas tembakau asli Bondowoso. Yakni tembakau Maesan 1 dan Maesan 2, varietas ikon Bondowoso yang telah dilepas olej Kemeterian Pertanian tahun 2012 lalu.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved