Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Koperasi Merah Putih di Jatim

Koperasi Merah Putih di Kabupaten Ngawi Raup Omzet Hingga Rp 26 Juta, Digitalisasi Kunci Sukses

Beroperasi sejak 3 September 2025, koperasi Kedungputri Ngawi berhasil mencatat omzet hingga Rp26 juta hanya dalam waktu singkat

Penulis: Febrianto Ramadani | Editor: Samsul Arifin
TribunJatim.com/Febrianto Ramadani
HARGA GROSIR - Ketua Koperasi Merah Putih Desa Kedungputri, Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi, Bayu Kresna Mukti, tengah mengecek ketersediaan bahan pokok, yang dipajang di dalam gerai, Sabtu (25/10/2025).Koperasi Merah Putih Desa Kedungputri menunjukkan catatan positif sejak mengantongi legalitas pada Juli 2025 Silam. 

Ringkasan Berita:
  • Koperasi Merah Putih Desa Kedungputri mencatat omzet Rp26 juta sejak beroperasi, dengan modal awal Rp2 juta.
  • Pengurus muda memanfaatkan teknologi digital dan menjalin kerja sama dengan UMKM lokal untuk memperluas produk.
  • Rencana pengembangan koperasi mencakup pembentukan divisi usaha dan pelatihan koperasi untuk jangka panjang.

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Febrianto Ramadani

TRIBUNJATIM.COM, NGAWI - Geliat Koperasi Merah Putih Desa Kedungputri, Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi, menunjukkan catatan positif sejak mengantongi legalitas pada Juli 2025 silam.

Ketua Koperasi Merah Putih Desa Kedungputri, Bayu Kresna Mukti, mengakui, jika omzet yang didapat pasca beroperasi pertama kali pada 3 September 2025, bisa mencapai puluhan juta rupiah.

“Omzet Rp26 juta. Modal awal kami Rp2 juta.Kami punya Gerai Sembako dan Gerai Kantor, yang sudah berjalan sampai sekarang. Usaha sembako paling mudah dipraktekkan,”kata Bayu, Sabtu (25/10/2025).

Sebanyak 5 pengurus yang terlibat aktif, dalam operasional Koperasi Merah Putih Desa Kedungputri. Mereka menjalankan roda kegiatan koperasi, yang berada tidak jauh dari kantor desa setempat.

“Kami berkantor seminggu tiga kali, tidak jauh dari kantor desa. Untuk kegiatan di gerai sembako ya seperti toko pada umumnya,” ungkapnya.

Baca juga: Ponorogo Bentuk 307 Koperasi Merah Putih, 2 Diantaranya Telah Berjalan, Beroperasi Penuh di 2026

Di dalam gerai sembako menyediakan Beras 50 karung, 250 kg, Minyak kita 5 kardus, Gula 1 sak/50kg, Tepung terigu 1 sak /25kg, dan bahan pokok lainnya masih dalam kemasan kardus.

“Kiatnya yang penting pengurusnya semangat, mau turun langsung ke lapangan, terus harus tahu potensi. Kalau sudah dapat koneksi ke mitra atau pihak-pihak lain. harus segera dimanfaatkan. Jangan sampai menunggu terlalu lama,” ucapnya.

Di samping mengandalkan motivasi pengurus, penerapan teknologi atau digitalisasi juga ikut dimanfaatkan. 

Diantaranya memakai aplikasi untuk pendaftaran anggota, implementasi Microsite Simkopdes, serta media sosial sebagai kanal mempromosikan jenis usaha sembako.

Digitalisasi dan Kolaborasi Jadi Kunci Sukses

“Kebetulan semua pengurus juga berasal dari generasi pemuda. Kami tidak masalah dengan teknologi digitalisasi,” paparnya.

Kendati dianggap telah sukses, namun Bayu menyebut, pada operasional awal mengalami kendala keterbatasan.

“Kami coba kerja sama dengan UMKM sekitar. Kami jualkan barangnya mereka di gerai kami,cuma bisa beli minyak goreng, gula, terus barang-barang kecil lainnya,” terangnya.

Baca juga: Koperasi Merah Putih Pulogedang Jombang Penggerak Ekonomi Lokal: Fokus Jadi Supplier, Bukan Pesaing

“Kami kerja sama dengan mereka. Nah, kebetulan setuju. Hingga akhirnya ketambahan beras, bawang merah, bawang putih, bahkan ada mie instan, dan segala macamnya,” sambung Bayu.

Salah satunya adalah stok Minyakita. Pihaknya sudah menjual Minyakita, dengan harga Rp 15.700 khusus untuk anggota per liter. 

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved