Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Sambit Layangan, Tradisi Seru Warga Jajar Jombang yang Tak Tergilas Era Gawai

Warga Dusun Jajar, Desa Kepuhkembeng, Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, masih melestarikan budaya 'Sambit Layangan.'

Penulis: Anggit Puji Widodo | Editor: Dwi Prastika
TribunJatim.com/Anggit Pujie Widodo
LAYANGAN - Potret warga Dusun Jajar, Desa Kepuhkembeng, Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, menjaga tradisi bermain layangan di pinggir hamparan sawah saat sore hari pada Rabu (24/9/2025). Jaga harmoni antarwarga dengan layangan, bukan dengan gawai canggih.  

Poin Penting:

  • Warga Dusun Jajar, Desa Kepuhkembeng, Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, masih melestarikan budaya 'Sambit Layangan.'
  • Setiap sore, pematang sawah di dusun ini berubah menjadi arena hiburan sederhana.
  • Layangan yang putus menjadi hadiah yang diperebutkan anak-anak, berlari tanpa lelah di pematang sawah.

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Anggit Puji Widodo

TRIBUNJATIM.COM, JOMBANG - Di tengah gempuran gawai dengan beragam teknologi canggih yang dihadirkan, di sebuah desa, tepatnya di Dusun Jajar, Desa Kepuhkembeng, Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, masih melestarikan budaya 'Sambit Layangan.' 

Saat senja baru saja merekah di langit barat, matahari yang perlahan mulai tenggelam meninggalkan semburat jingga yang membalut hamparan sawah di Dusun Jajar, puluhan warga Dusun Jajar, mulai dari anak kecil hingga orang dewasa asyik bermain layangan

Di tengah suasana kebatinan yang menggembirakan itu, suara tawa dan teriakan riang pecah, memecah keheningan sore hari Rabu (24/9/2025).

Puluhan layang-layang aneka bentuk dan warna menari mengikuti irama angin.

Setiap sore, pematang sawah di dusun ini berubah menjadi arena hiburan sederhana.

Tak peduli usia, dari anak kecil, remaja, hingga orang dewasa, semua larut dalam keseruan menerbangkan layang-layang.

“Ini hiburan murah meriah, tapi bikin hati senang,” ucap Noval (22). 

Di balik keceriaan, ada pula ketegangan.

Para pemain kerap mengadu ketangkasan dengan benang gelasan.

Ketika benang-benang itu saling mengiris, suasana seketika riuh.

Layangan yang putus menjadi hadiah yang diperebutkan anak-anak, berlari tanpa lelah di pematang sawah.

Baca juga: Aksi Heroik Damkar Kota Malang Selamatkan Burung Hantu Terjerat Benang Layangan Setinggi 10 Meter

“Kalau sudah sambitan itu deg-degan. Rasanya puas sekali kalau layangan lawan putus di tangan kita. Kalau kalah ya tinggal ketawa, besok coba lagi,” ujar Muhin (35). 

Sementara bagi Aksal, warga yang sejak kecil hobi menerbangkan layangan, mengaku momen berkumpul itu lebih dari sekadar permainan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved