Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Gus Dur Resmi Ditetapkan Pahlawan Nasional, Peziarah Tak Henti Datangi Tebuireng Jombang

Pezarah padati Tebuireng Jombang pasca Gus Dur ditetapkan sebagai pahlawan nasional oleh Presiden Prabowo Subianto

Penulis: Anggit Puji Widodo | Editor: Samsul Arifin
tribunjatim.com/Anggit Pujie Widodo
GUS DUR PAHLAWAN NASIONAL - Peziarah yang tak henti silih berganti datang ke makam Presiden ke-4 Republik Indonesia KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur di Kompleks Makam Gus Dur di Pondok Pesantren Tebuireng, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, pada Senin (10/11/2025). Peziarah sebut Gus Dur layak dapat gelar pahlawan nasional.  

Presiden Prabowo Subianto menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pada 10 November 2025

Ribuan peziarah dari berbagai daerah memadati makam Gus Dur di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang

Tokoh pendidikan dan masyarakat menilai Gus Dur sebagai teladan inklusif, pembela minoritas, dan simbol keistiqamahan

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Anggit Pujie Widodo

TRIBUNJATIM.COM, JOMBANG - Makam Presiden ke-4 RI, KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, di Kompleks Makam Maqayikh Pondok Pesantren Tebuireng, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, langsung dipenuhi ribuan peziarah dari berbagai daerah.

Momen ini terjadi pasca ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional oleh Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto,

Sejak pagi hingga menjelang zuhur, arus peziarah tampak tak pernah surut. Mereka datang silih berganti untuk berdoa dan mengenang sosok tokoh yang dikenal sebagai 'Bapak Pluralisme' itu. Di antara mereka, terlihat rombongan anak muda, santri, hingga jamaah dari luar daerah seperti Indramayu, Jawa Barat hingga area Jawa Timur.

Bagi masyarakat, penetapan Gus Dur sebagai Pahlawan Nasional dianggap sebagai bentuk penghormatan yang sudah sepatutnya diterima.

"Menurut saya bagus, beliau memang layak disebut pahlawan. Banyak jasanya untuk Indonesia, orangnya jujur, bersih, dan penuh keteladanan," ucap Rakja (32), peziarah asal Indramayu, Jawa Barat yang datang bersama rombongan satu kampungnya saat dikonfirmasi TRIBUNJATIM.COM usai ziarah pada Senin (10/11/2025). 

Baca juga: Sosok Gus Dur yang Ditetapkan Jadi Pahlawan Nasional, Dikenal sebagai Tokoh Pluralisme

Layak Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional

Hal serupa diungkapkan oleh Qoni’ah, Kepala MTs Ma’arif NU Blitar, yang setiap tahun rutin membawa murid-muridnya berziarah ke makam Gus Dur. Ia mengaku bangga karena tokoh yang selama ini dijadikan teladan di sekolahnya akhirnya mendapat pengakuan sebagai Pahlawan Nasional.

"Ini momentum bersejarah. Gus Dur bukan hanya tokoh NU, tapi juga pejuang bagi demokrasi dan kemanusiaan. Beliau membela kaum lemah, memperjuangkan minoritas, dan menanamkan nilai keberagaman. Anak-anak kami perlu belajar dari keteladanan beliau," ujar Qoni’ah.

Menurutnya, semangat perjuangan Gus Dur menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk meneladani sikap inklusif dan pemikiran terbuka. "Beliau itu simbol keistiqamahan. Tidak eksklusif, tidak hanya berpihak pada yang besar. Inilah yang membuat Gus Dur dicintai semua golongan," tambahnya.

Ia menjelaskan, sosok Gus Dur bisa menjadi teladan bagi para siswanya di sekolah. Yang perlu dicontoh adalah sikap istiqomah dan pemikiran Gus Dur yang luas. 

"Istiqomahnya Gus Dur bisa kami contohkan kepada anak-anak.  Pemikirannya yang luar biasa, kemudian prinsipnya yang menghindari eksklusivitas. Beliau mengayomi semua pihak, tidak hanya membela yang besar tapi minoritas juga dibela oleh beliau. Ini yang sangat bisa menjadi pelajaran dan beliau sangat peduli terhadap demokrasi," ungkapnya melanjutkan. 

Presiden Prabowo Subianto secara resmi menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Gus Dur di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin (10/11/2025). Gelar tersebut diserahkan langsung kepada istri beliau, Sinta Nuriyah, berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 116/TK/Tahun 2025 yang ditetapkan pada 6 November 2025.

Dalam pembacaan Keppres, disebutkan bahwa penghargaan tersebut diberikan sebagai bentuk pengakuan atas jasa luar biasa para tokoh dalam memperjuangkan persatuan dan kesatuan bangsa.

Gus Dur diakui atas kiprahnya di bidang perjuangan politik dan pendidikan Islam, serta kontribusinya terhadap demokrasi dan pluralisme di Indonesia.

“KH. Abdurrahman Wahid adalah tokoh bangsa yang sepanjang hidupnya mengabdikan diri untuk kemanusiaan, demokrasi, dan pluralisme,” ujar narator dalam upacara penganugerahan.

Selain Gus Dur, pemerintah juga memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada sembilan tokoh lainnya, di antaranya Jenderal Besar TNI H. M. Soeharto, Marsinah, Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, dan Syaikhona Muhammad Kholil.

Bagi masyarakat Jombang, penganugerahan ini menjadi kebanggaan tersendiri. Sebab, Gus Dur bukan hanya tokoh nasional, tapi juga bagian dari sejarah besar pesantren Tebuireng simbol peradaban Islam dan perjuangan intelektual di Indonesia.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved