Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

10 Tahun Masriyadi Ikhlas Jaga Makam Raja Pamekasan, Bisa Sekolahkan 4 Anak Meski Diupah Rp 400 Ribu

Inilah kisah Masriyadi atau Aba Yadi, juru kunci makam Raja Pertama Pamekasan, Pangeran Ronggosukowati yang wafat pada tahun 1624.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Ani Susanti
KOMPAS.COM/Fathor Rahman
KISAH PENJAGA MAKAM - Sosok Masriyadi atau Aba Yadi berada di gubuk, sisi selatan makam Raja Ronggosukowati yang ia jaga di Kelurahan Kolpajung, Kecamatan Pamekasan, Kabupaten Pamekasan, Sabtu (15/11/2025). Sudah 10 tahun ia jadi penjaga makam dan diupah Rp 400 ribu sebulan. 

Bahkan, tak mengenal lelah mendampingi penguburan baru setiap waktu.

"Setiap waktu ada penguburan. Saya harus tahu agar bisa membantu jika ada keluarga dari jauh datang berziarah," katanya.

Di lokasi itu, tidak hanya jadi pemakaman keturunan kerajaan, tapi juga untuk masyarakat setempat.

Pria yang pernah jadi penggali kubur itu hanya dibayar Rp 400.000 setiap awal bulan.

Bayaran itu tidak cukup untuk menghidupi empat anaknya.

"Tentu tidak cukup bayaran itu untuk kebutuhan keluarga. Tapi saya ikhlas untuk melanjutkan pengabdian keluarga saya kepada raja," ucapnya.

Baca juga: Penghormatan Jadi Pahlawan Nasional, Tebuireng Jombang Bakal Tambah Simbol Baru di Makam Gus Dur

Bayaran itu didapatkan juru kunci sejak tahun 2014.

Satu tahun sebelum ia menggantikan pamannya.

Sejak 2014 dibayar Rp 200.000 per bulan.

Pada tahun 2022 menjadi Rp 350 per bulan. Baru sejak tahun lalu bayaran naik menjadi Rp 400.000 per bulan.

Bahkan, ia mengandalkan pemberian dari peziarah untuk merawat fasilitas Makam Ronggosukowati setiap bulan.

"Saya harus menabung dari pemberian peziarah untuk memperbaiki fasilitas makam yang rusak. Karena tidak ada biaya lain selain gaji," katanya.

Setiap bulan ia harus mengganti beberapa fasilitas yang rusak, mulai lampu, kabel dan obat pembasmi rumput saat musim hujan.

"Saya tetap yakin semua ini pasti ada jalan. Di samping itu, saya harus bisa menghidupi keluar meski tertatih," tuturnya.

Ikhlas Meski Upah Tak Cukup

Kesulitan ekonomi diakuinya sudah biasa.

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved