Berita Viral
10 Tahun Masriyadi Ikhlas Jaga Makam Raja Pamekasan, Bisa Sekolahkan 4 Anak Meski Diupah Rp 400 Ribu
Inilah kisah Masriyadi atau Aba Yadi, juru kunci makam Raja Pertama Pamekasan, Pangeran Ronggosukowati yang wafat pada tahun 1624.
Penulis: Ani Susanti | Editor: Ani Susanti
Ringkasan Berita:
- Sosok Masriyadi atau Aba Yadi, juru kunci makam Raja Pertama Pamekasan, Pangeran Ronggosukowati yang wafat pada tahun 1624 silam
- Awal cerita Aba Yadi menjadi penjaga makam
- Ungkapan hati Aba Yadi soal pekerjaan dan upah yang ia terima
TRIBUNJATIM.COM - Inilah kisah Masriyadi atau Aba Yadi, juru kunci makam Raja Pertama Pamekasan, Pangeran Ronggosukowati yang wafat pada tahun 1624.
Makam itu berada di Pemakaman Ronggo Sukowati di Kelurahan Kolpajung, Kecamatan Pamekasan, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur.
Saat ditemui, pria berusia 55 tahun itu tampak sibuk meramu cairan warna putih agak pekat.
"Ini cairan obat pemusnah rumput dan lumut," katanya, Sabtu (15/11/2025).
Baca juga: Sosok Bang Gondrong, 5 Tahun Jaga Makam Nike Ardilla, Anggap Mendiang Artis Seperti Keluarga
Di gubuk yang terbuat dari bambu, Aba Yadi biasa melepas lelah setiap hari.
Gubuk itu kurang lebih berukuran 3x3 meter.
Bangunannya mulai condong ke arah timur, bahkan sebagian tiang bambu mulai miring.
"Di sinilah tempat saya selama sepuluh tahun terakhir di lokasi makam," tuturnya, melansir dari Kompas.com.
Dengan mata berbinar, ia antusias membuka cerita.
Rupanya, juru kunci adalah warisan keluarga dari kakek buyut yang diwariskan ke orangtua.
Ia menjadi juru kunci menggantikan pamannya, Nafi sejak meninggal sekitar 10 tahun lalu.
"Juru kunci ini dari kakek buyut, turun ke kakek lalu ke ayah saya. Setelah orangtua meninggal diganti paman saya," katanya.
Sejak tahun 2015, ia diangkat juru kunci oleh Dinas Kepemudaan, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata (Disporabudpar) waktu itu.
Setiap hari ia membersihkan makam Raja Ronggosukowati hingga merawat semua area pemakaman seluas 1 hektare.
Badannya harus kuat, setiap hari ia melayani peziarah yang datang.
Bahkan, tak mengenal lelah mendampingi penguburan baru setiap waktu.
"Setiap waktu ada penguburan. Saya harus tahu agar bisa membantu jika ada keluarga dari jauh datang berziarah," katanya.
Di lokasi itu, tidak hanya jadi pemakaman keturunan kerajaan, tapi juga untuk masyarakat setempat.
Pria yang pernah jadi penggali kubur itu hanya dibayar Rp 400.000 setiap awal bulan.
Bayaran itu tidak cukup untuk menghidupi empat anaknya.
"Tentu tidak cukup bayaran itu untuk kebutuhan keluarga. Tapi saya ikhlas untuk melanjutkan pengabdian keluarga saya kepada raja," ucapnya.
Baca juga: Penghormatan Jadi Pahlawan Nasional, Tebuireng Jombang Bakal Tambah Simbol Baru di Makam Gus Dur
Bayaran itu didapatkan juru kunci sejak tahun 2014.
Satu tahun sebelum ia menggantikan pamannya.
Sejak 2014 dibayar Rp 200.000 per bulan.
Pada tahun 2022 menjadi Rp 350 per bulan. Baru sejak tahun lalu bayaran naik menjadi Rp 400.000 per bulan.
Bahkan, ia mengandalkan pemberian dari peziarah untuk merawat fasilitas Makam Ronggosukowati setiap bulan.
"Saya harus menabung dari pemberian peziarah untuk memperbaiki fasilitas makam yang rusak. Karena tidak ada biaya lain selain gaji," katanya.
Setiap bulan ia harus mengganti beberapa fasilitas yang rusak, mulai lampu, kabel dan obat pembasmi rumput saat musim hujan.
"Saya tetap yakin semua ini pasti ada jalan. Di samping itu, saya harus bisa menghidupi keluar meski tertatih," tuturnya.
Ikhlas Meski Upah Tak Cukup
Kesulitan ekonomi diakuinya sudah biasa.
Tapi ketika dikakukan dengan ikhlas semua akan terasa lebih ringan.
Roda kehidupan dia jalani penuh semangat.
Hingga ia mampu menyekolahkan empat anaknya dan sebagian sudah berkeluarga.
Dulu, pemeliharaan makam Raja Ronggosukowati dilakukan Yayasan Ronggosukowati.
Sejak tahun 2014 diambil alih Disporabudpar dan beralih ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud).
Bahkan, beberapa tahun lalu ada beberapa juru kunci di setiap zona di area makam.
Namun, lambat laun semua mundur.
Kini, tinggal Aba Yadi seorang diri yang bertahan hidup di lokasi makam.
"Apa pun yang terjadi saya ikhlas berada di sini," imbuhnya.
Aba Yadi menyampaikan, Pangeran Ronggosukowati adalah raja pertama di Pamekasan sejak tahun 1530 Masehi dan wafat pada tahun 1624 Masehi.
Saat itu, kekuasaan diganti putranya dari selir, Pangeran Purboyo.
Sebab keturunannya, Pangeran Jimat masih kecil untuk meneruskan pemerintahannya.
Baca juga: Sebatang Kara Tinggal di Kuburan, Kakek Jafar di Surabaya Senyum Dibawa ke Panti Jompo
Sementara itu, kisah para pemuda yang memiliki profesi sebagai penjaga makam juga sempat viral di media sosial.
Dalam unggahan yang beredar di TikTok itu disebutkan, upah para pemuda untuk menjaga makam yakni Rp1 juta per hari.
Tampak sejumlah pemuda tengah tidur di tenda yang didirikan di samping makam. Ada pula makanan ringan serta minuman yang menyertai mereka.
Selain menjaga makam, para pemuda tersebut juga membaca Alquran.
Seperti diberitakan Tribunnews.com, Sabtu (13/11/2021), para pemuda tersebut adalah warga Kabupaten Tabalong, Provinsi Kalimantan Selatan.
Mereka adalah M Ramlan, M Arsyad Maulana, Rama Ikhwan, Suriyani, dan Haris.
Arsyad Maulana mengungkapkan dirinya sudah menjaga makam di wilayah tersebut selama tiga tahun.
"Sudah tiga tahun menjaga makam. Kita jaga makam ya kurang lebih udah hampir 50-an kali," katanya kepada Tribunnews.com, Kamis (11/11/2021).
Baca juga: Warga di Lamongan Pindahkan 4 Jenazah ke Makam Umum, Dimakamkan di Tempat Sementara Gegara Banjir
Arsyad dan rekannya diminta keluarga untuk menjaga makam dari pihak keluarga yang ditinggalkan.
Selama tiga hari tiga malam mereka membaca Alquran yang menjadi permintaan keluarga.
"Permintaan dari keluarga yang meninggal, yang kita lakukan membaca Alquran," lanjut Arsyad.
Terkait berapa upah Arsyad dalam menjaga makam, dia mengungkapkan dibayar Rp1 juta per hari.
Uang tersebut nantinya dia bagi bersama rekan-rekannya.
Masriyadi
Aba Yadi
juru kunci makam Raja Pertama Pamekasan
Pangeran Ronggosukmawati
Kabupaten Pamekasan
penjaga makam
TribunJatim.com
Tribun Jatim
| Tiap Hari Dorong Gerobak Jualan Lauk, Suwarti Kehilangan Rp 3 Juta seusai Diikuti Orang Sampai Rumah |
|
|---|
| Sosok Herman Rampok Kasir Minimarket Rp 23 Juta untuk Foya-foya, Warga Malah Memuji Wajahnya |
|
|---|
| Alasan Deni MUA Lombok Nyamar Jadi Wanita Berhijab, Menangis Kehilangan Pemasukan hingga Kena Mental |
|
|---|
| Pantas BUMDes Benjot Tak Pernah Gelar Kegiatan, Kades Syok Saldo Rp 200 Juta di Rekening Lenyap |
|
|---|
| Sering Dikomentari Pakai Batik Itu-itu Saja, Menkeu Purbaya Kini Pamer Batik Baru: Gaya Sedikit |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jatim/foto/bank/originals/10-Tahun-Masriyadi-Ikhlas-Jaga-Makam-Raja-Pamekasan-Bisa-Sekolahkan-4-Anak-Meski-Diupah-Rp-400-Ribu.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.