Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Sudah Salurkan MBG, SPPG di Kota Malang belum Kantongi Sertifikat Laik Higiene Sanitasi

Sejumlah SPPG yang beroperasi di Kota Malang telah menyalurkan makanan meski belum selesai memiliki SLHS.

Penulis: Benni Indo | Editor: Dwi Prastika
TribunJatim.com/Misbahul Munir
SIDAK (Arsip) - Pasca insiden dugaan keracunan massal yang menimpa ratusan siswa di sejumlah sekolah di wilayah Kecamatan Kedungadem, Dinkes Bojonegoro langsung melakukan sidak ke dua dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), Kamis (2/10/2025). Belum ada satupun Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kota Malang, Jawa Timur, yang mengantongi Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS). 

Kepala SPPG Kartika Nawa Indonesia, Muhammad Ilham Syah (25) mengatakan, pihaknya tengah menyelesaikan persyaratan untuk menerbitkan SLHS.

SPPG di tempatnya beroperasi sebelum ada ketentuan SLHS.

"Jadi kemarin kami diimbau agar Oktober ini urusan SLHS sudah selesai. Itu diharuskan kepada seluruh SPPG. Kami sudah memenuhi persyaratan itu, tinggal menunggu terbitnya," ujar Ilham.

SPPG yang ia kelola melayani 21 sekolah yang berjarak di radius 6 Km. dapur yang ia kelola saat ini dapat memiliki kapasitas produksi standar layanan maksimal 4.000 porsi.

Pada dapurnya, produksi aktual berada di angka sekitar 3.215 porsi yang saat ini melayani 21 sekolah.

Makanan itu didistribusikan ke TK/SD hingga SMP dan SMA. SPPG yang ia pimpin menaungi 50 orang.

Terdiri atas 4 orang di manajemen yakni kepala dapur, akuntan, asisten lapangan, ahli gizi. Lalu 46 orang tim pelaksana atau relawan dapur.

Untuk memastikan kualitas, dapur menerapkan standar yang dilakukan dengan disiplin ketat.

Area produksi dijaga steril. Di ruangan itu tidak ada tempat sampah, lalu dilengkapi lampu anti-serangga, blower, pendingin, hingga tirai plastik untuk menutup celah kemunginan serangga masuk.

Ilham juga mengatakan kalau relawan yang bekerja menggunakan alat pelindung diri. APD yang wajib digunakan adalah sepatu/sandal dapur, celemek, hair net, masker, dan sarung tangan.

“Semua barang yang masuk dicek. Tim sudah diedukasi bagaimana membedakan bahan yang bagus dan yang jelek,” katanya.

Ilham menjelaskan, rantai pasok dan pengolahan bahan. Dimulai dari mencari bahan. SPPG bekerja dengan beberapa supplier (termasuk UMKM), bukan semata-mata dari pasar tradisional.

Untuk memastikan kualitas bahan bakar, mereka mematok syarat utama seperti bahan harus benar-benar segar dan supplier wajib mengganti bila barang tidak memenuhi standar. Pun pengadaan ayam, pemotongan dilakukan hari itu juga lalu dikirim sehingga sampai masih dalam keadaan segar.

Setibanya bahan, ada prosedur pemeriksaan asisten lapangan dan ahli gizi mengecek kualitas. 

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved