Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

DLH Kota Malang Terus Lakukan Perempesan Antisipasi Pohon Tumbang Saat Cuaca Ekstrem

Plh Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang, Gamaliel Raymond mengatakan, pemangkasan atau perempesan pohon telah intensif dilakukan.

Penulis: Kukuh Kurniawan | Editor: Dwi Prastika
TribunJatim.com/Kukuh Kurniawan
POHON TUMBANG - Kondisi pohon tumbang di Jalan Raya Gadang, Kecamatan Sukun, Kota Malang, Jawa Timur, yang terjadi pada Minggu (2/11/2025) lalu. Sebagai antisipasi kerawanan pohon tumbang saat cuaca ekstrem, DLH Kota Malang intensif lakukan pemangkasan atau perempesan pohon. 
Ringkasan Berita:
  • Pohon tumbang menimpa mobil di Malang.
  • Menanggapi hal itu, Plh Kepala DLH Kota Malang, Gamaliel Raymond mengatakan, pemangkasan atau perempesan pohon telah intensif dilakukan.
  • Perempesan diutamakan kepada pohon yang kondisinya rawan.

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Kukuh Kurniawan

TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Cuaca ekstrem berupa hujan deras dan angin kencang yang melanda Kota Malang, Jawa Timur, menyebabkan sejumlah pohon tumbang dan menimpa kendaraan yang melintas.

Seperti yang terjadi pada Minggu (2/11/2025) lalu, pohon berukuran besar tumbang di Jalan Raya Gadang dan Jalan Untung Suropati Utara Kota Malang.

Pohon itu tumbang dan mengenai mobil Toyota Innova bernopol N-1729-FZ dan AG-1456-MC hingga mengalami rusak parah.

Mengantisipasi kerawanan pohon tumbang saat cuaca ekstrem, Plh Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang, Gamaliel Raymond mengatakan, pemangkasan atau perempesan pohon telah intensif dilakukan.

"Sebetulnya, rekan-rekan di lapangan sudah sering melakukan perempesan. Tetapi karena jumlah keseluruhan di Kota Malang mencapai 12 ribu pohon, tidak bisa selesai semua dan dilakukan satu per satu di beberapa titik," ujarnya kepada TribunJatim.com, Selasa (4/11/2025).

Dirinya menjelaskan, perempesan dilakukan setiap hari termasuk Sabtu dan Minggu. Melibatkan tiga tim serta tiga kendaraan, yaitu satu mobil tangga (skylift) dan dua truk.

Perempesan diutamakan kepada pohon yang kondisinya rawan, seperti miring dan sudah kering serta posisinya berada di pinggir jalan.

"Tiga tim itu menyebar dan bergerak ke lokasi berbeda. Satu tim bisa menangani perempesan tiga sampai empat pohon. Namun terkadang, satu pohon baru selesai tiga hari karena ukurannya yang besar," jelasnya.

Baca juga: 9 Wilayah di Jombang Terdampak Cuaca Ekstrem, Pohon Tumbang, Bangunan Roboh hingga Rumah Rusak

Dari total 12 ribu pohon tersebut, Raymond menyebut jenisnya beragam. Antara lain adalah mahoni, kenari dan pohon asem.

"Yang paling banyak, adalah jenis pohon mahoni. Namun kalau di jalan arteri seperti di Jalan Panglima Sudirman itu, paling banyak ditanami adalah pohon kenari dan pohon asem," ujarnya.

"Selain itu, sebagian ada pohon trembesi. Meski akarnya kuat tetapi butuh perempesan karena daunnya yang lebat," bebernya.

Sementara untuk pohon yang berada di sepanjang Jalan Ijen, yaitu jenis palem raja dengan jumlah sebanyak 200 pohon.

"Namun dari jumlah itu, sekitar 40 pohon palem wajib ditebang. Karena pohonnya ada tetapi daunnya sudah tidak ada, tetapi proses tebangnya tidak bisa cepat karena ukurannya yang besar," terangnya.

Raymond mengungkapkan, selain mengantisipasi kerawanan pohon tumbang, perempesan juga dilakukan atas laporan serta permohonan dari masyarakat.

"Kalau dari masyarakat, kami sudah menangani 200 dari 500 laporan yang masuk. Sedangkan untuk permohonan tebang, ada 150 laporan yang sudah masuk," ujarnya.

"Tetapi proses tebang ini tidak bisa langsung dilakukan, harus dicek apakah masih layak atau tidak. Kalau memang kondisinya sudah membahayakan seperti pohonnya sudah kering, posisinya rawan atau sudah mati, maka itu bisa langsung ditebang," tandasnya.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved