Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Waspadai Bencana Hidrometeorologi, Kabupaten Malang Tetapkan Status Tanggap Darurat

Pemerintah Kabupaten Malang melalui BPBD resmi menaikkan status bencana dari siaga darurat menjadi tanggap darurat

Penulis: Luluul Isnainiyah | Editor: Ndaru Wijayanto
Tribunjatim.com/Polres Malang
EVAKUASI: Anggota polisi dibantu warga mengevakuasi pohon tumbang di Desa Sumbersekar, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, pada Minggu (2/11/2025) siang. Sebanyak 33 rumah warga terdampak akibat angin tersebut. 

 

Ringkasan Berita:
  • BPBD Kabupaten Malang menaikkan status bencana dari siaga darurat menjadi tanggap darurat sejak 30 Oktober 2025, menyusul meningkatnya bencana hidrometeorologi.
  • Sepanjang 1–4 November 2025 tercatat 9 kejadian bencana di berbagai kecamatan, meliputi tanah longsor, banjir, angin puting beliung, dan pohon tumbang.
  • Bencana banjir di Desa Lebakharjo, Ampelgading, merenggut 2 korban jiwa (ibu dan anak), sementara angin puting beliung di Desa Sumbersekar, Dau, merusak 137 rumah dan fasilitas umum

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Lu'lu'ul Isnainiyah

TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Pemerintah Kabupaten Malang melalui BPBD resmi menaikkan status bencana dari siaga darurat menjadi tanggap darurat menyusul maraknya bencana hidrometeorologi sejak awal November 2025.

Sebagaimana diketahui, sebelumnya Pemerintah Kabupaten Malang melalui Surat Keputusan (SK) Bupati Malang tentang Status Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi pada 3 Oktober 2025. SK ini berlaku per 1 Oktober - 31 Desember 2025 atau selama 92 hari.

Plt.Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kabupaten Malang, Ichwanul Muslimin menyampaikan status tanggap darurat ditetapkan sejak 30 Oktober 2025. Status ini diberlakukan sampai dengan Januari 2025.

"Sudah masuk tanggap darurat hidrometeorologi di Kabupaten Malang, jadi kita sudah tidak siaga darurat lagi," kata Ichwanul saat dikonfirmasi, Rabu (4/11/25).

Ia menjelaskan penetapan status tangap darurat ini berdasarkan beberapa tanda. Yaitu mulai bermunculan bencana hidrometeorologi di antaranya pohon tumbang akibat angin kencang.

Pascapenetapan tanggap darurat, keesokan harinya, diaktakan Ichwanul mulai masif terjadi beberapa bencana. Mulai 1-4 Oktober tercatat sebanyak 9 kejadian bencana akibat cuaca hujan. 

"Empat hari berturut-turut terjadi bencana seperti banjir, tanah longsor, cuaca ekstrem, hingga pohon tumbang," jelasnya.

Adapun rincian kejadian bencana itu tersebar di Kecamatan Dau, Ampelgading, Kepanjen, Pagak, Ngantang, Dampit, hingga Gondanglegi. Antara lain 3 kejadian tanah longsor, 1 kejadian banjir, 1 kejadian cuaca ekstrem/angin puting beliung, 4 kejadian pohon tumbang.

Dari beberapa kejadian itu, bencana banjir di Desa Lebakharjo, Kecamatan Ampelgading, 1 November 2025 itu merenggut 2 nyawa. Di antaranya seorang ibu bernama Julia Safitri (27) dan anaknya Aldafiatul Rifka (6) terseret derasnya arus Sungai Glidik ketika hendak menyeberang jembatan sesek dibonceng sepeda motor oleh suaminya, Teguh Srianto (32).

Kemudian, bencana angin puting beliung yang terjadi kemarin, 2 November 2025 di Dusun Semanding dan Dusun Krajan Desa Sumbersekar, Kecamatan Dau. Angin telah memporak-porandakan 137 rumah, 1 musala, 1 pos kamling, dan 1 balai RT.

Tak hanya itu, dua orang warga bernama Sunarti (47) dan Ahmad (51) mengalami luka-luka usai tertimpa reruntuhan material bangunan rumah. Mereka telah mendapatkan penanganan dari pihak medis.

Atas kejadian ini, BPBD Kabupaten Malang telah melakukan pendataan hingga berkolaborasi dengan berbagai phak terkait. Bantuan pun telah disalurkan.

"Kami mengimbau kepada masyarakat untuk senantiasa berhati-hati selama musim hujan. Terutama bagi masyarakat yang berada di daerah berpotensi bencana untuk meningkatkan kewaspadaannya," tukasnya.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved