Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Jerome Polin Tolak Dibayar Rp150 Juta Jadi Buzzer Pemerintah, Sebut Uangnya Mending Buat Gaji Guru

Jerome Polin menekankan, dana rakyat seharusnya diprioritaskan untuk kebutuhan mendesak, bukan untuk pencitraan sesaat.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
Instagram/jeromepolin
TOLAK JADI BUZZER - Jerome Polin mengungkapkan penolakan terhadap buzzer pemerintah meskipun dibayar Rp 150 juta. Ia menyebut, uang tersebut lebih baik untuk menggaji guru. 

TRIBUNJATIM.COM - Muncul kabar mengejutkan bahwa pemerintah diduga menawarkan bayaran fantastis mencapai Rp150 juta untuk sekali unggah konten di media sosial soal kampanye ajakan damai.

Isu ini mencuat ke permukaan setelah kreator konten sekaligus influencer populer, Jerome Polin, blak-blakan mengungkap adanya tawaran tersebut.

Unggahan lewat akun Instagram pribadinya, @jeromepolin, itu pun menuai komentar netizen.

Padahal, pemilik nama lengkap Jerome Polin Sijabat ini diketahui memiliki banyak rekan artis hingga kenalan di lingkaran parlemen.

Namun, alih-alih bungkam atau ikut arus, Jerome memilih bersuara lantang.

Konten kreator yang terkenal jago matematika ini menegaskan, dirinya tidak takut kehilangan teman atau bahkan dimusuhi hanya karena membela kebenaran.

"Kalau untuk kebenaran dan keadilan, aku gak takut dimusuhin dan kehilangan teman," ujar Jerome, dikutip dari Tribunnews.com pada Sabtu (30/8/2025). 

Bagi pria berusia 27 tahun ini, kehilangan teman jauh lebih ringan dibanding kehilangan integritas dan hak asasi manusia.

"Aku lebih milih kehilangan teman daripada kehilangan integritas dan hak asasi manusia," tegasnya.

Jerome membeberkan penawaran fantastis sebesar Rp150 juta untuk sekali unggah konten di media sosial.

Konten tersebut sebagai bagian dari kampanye ajakan damai di akun Instagram pribadinya.

Jerome, yang dikenal dengan gaya komunikasinya yang lugas dan edukatif, menolak tawaran tersebut sekaligus menyinggung soal transparansi dalam penggunaan uang negara.

"Dear agency dan KOL, aku mohon untuk kali ini, jangan korbanin rakyat buat kepentingan kalian sendiri," tegas Jerome dilansir dari akun Instagram miliknya, Jumat (29/8/2025).

Pemilik kanal YouTube bernama Nihongo Mantappu ini menilai, tawaran sebesar Rp150 juta untuk satu unggahan terlalu berlebihan, apalagi jika sumber pendanaannya berasal dari anggaran publik. 

Ia menekankan bahwa dana rakyat seharusnya diprioritaskan untuk kebutuhan mendesak, bukan untuk pencitraan semata.

Baca juga: Guru Honorer Butuh 28 Tahun Mengajar Tanpa Libur Agar Gaji Samai Tunjangan Bulanan Anggota DPR

Dalam unggahan lain, Jerome bahkan menyebut bahwa jika dana sebesar ini dialihkan untuk kepentingan guru, maka puluhan pendidik bisa lebih sejahtera.

"Uang rakyat dipake buat bayar buzzer per orang Rp 150 juta, kalau dipake buat naikin gaji guru per orang Rp 10 juta, udah bisa bikin 15 guru hidup sejahtera selama sebulan," imbuhnya.

Pesan ini menuai respons luas dari netizen yang menilai kritik Jerome sejalan dengan keresahan masyarakat.

Jerome mengingatkan agar publik tidak lengah dan terus mengawal transparansi anggaran negara.

Menurutnya, narasi damai seharusnya lahir secara alami dari masyarakat, bukan dibentuk melalui kampanye berbayar.

"Semua lagi susah, kita berjuang bersama, yah? Tolong," pungkas Jerome.

Pakar matematika sekaligus influencer Jerome Polin mengunggah tangkapan layar WhatsApp miliknya yang berisi tawaran untuk menjadi buzzer pencitraan dalam postingan Instagramnya, @jeromepolin, pada Jumat (29/8/2025). Dirinya menegaskan jangan sampai lengah dan terpecah belah.
Pakar matematika sekaligus influencer Jerome Polin mengunggah tangkapan layar WhatsApp miliknya yang berisi tawaran untuk menjadi buzzer pencitraan dalam postingan Instagramnya, @jeromepolin, pada Jumat (29/8/2025). Dirinya menegaskan jangan sampai lengah dan terpecah belah. (Instagram/jeromepolin)

Diketahui, dalam postingan akun Instagram @jeromepolin pada Jumat (29/8/2025), Jerome mengunggah tangkapan layar WhatsApp miliknya.

Dalam percakapan tersebut, dirinya dihubungi oleh seorang yang tidak dikenal.

Orang tersebut mengatasnamakan sebuah agency yang menawarkan Jerome Polin untuk ikut serta dalam kampanye bernama 'AJAKAN DAMAI INDONESIA'.

Apabila berminat, Jerome hanya cukup mengikuti SOW (Scope of Work) dalam endorsement dengan fee sebesar Rp 150 juta.

SOW adalah dokumen formal yang merinci semua rincian kerja sama antara merek dan influencer, mencakup tujuan, jadwal, jenis konten yang harus dibuat, pesan kunci yang harus disampaikan, jumlah postingan, platform, biaya, dan metrik keberhasilan.

Penawarannya adalah mengunggah satu konten lewat reels Instagramnya pada Senin, 1 September 2025.

Sesuai dengan skema, seluruh influencer yang ikut serta diwajibkan untuk mengunggah konten tersebut secara serentak pada pukul 15.00 WIB.

Dalam caption, influencer diminta untuk membuat keterangan postingan berisi ajakan untuk damai dari pemerintah, DPR, Brimob, ojol dan Masyarakat.

Influencer pun diwajibkan untuk mengikuti arahan, seperti tidak menggunakan sound lain, menggunakan hashtag 'menyusul', serta tidak menggunakan kata negatif, porno, SARA.

Baca juga: Sosok Menteri Seenaknya Tukar Kursi Pesawat Meski Sudah Ditolak, Sang Artis Protes: Sesepele Ini

Berikut isi penawaran dari sebuah agency yang ditawarkan kepada Jerome Polin

Halo kak, disini kami ingin menawarkan paid promote, untuk satu video konten dari kami apakah berminat kak?

PP (RTP) AJAKAN DAMAI INDONESIA

Platform : IG Reels
Hari / Tanggal : 101 September 2025
Serentak post : 15.00
Fee : 150jt
Ajakan untuk damai dari pemerintah, DPR, brimob ojol dan Masyarakat

SOW
(1 Reels konten dari kami)

TNC KOL:
Ikuti post sesuai direction
Jangan pake sound lain
Wajib memakai hastag : menyusul
Tidak menggunakan kata negative, Porno, sara (on text clickbait)
Text Clickbait gak boleh sama

Keterangan:

  • SOW (Scope of Work) dalam endorsement adalah dokumen formal yang merinci semua rincian kerja sama antara merek dan influencer, mencakup tujuan, jadwal, jenis konten yang harus dibuat, pesan kunci yang harus disampaikan, jumlah postingan, platform, biaya, dan metrik keberhasilan
  • KOL (Key Opinion Leader) atau influencer marketing.
    Terms and Conditions (TnC) atau Syarat dan Ketentuan adalah dokumen atau kesepakatan tertulis yang menjelaskan aturan main dalam kerja sama antara brand (klien) dan
  • KOL/influencer. Dokumen ini berfungsi seperti kontrak kerja, agar kedua belah pihak memahami hak dan kewajiban masing-masing secara jelas. Umumnya, syarat dan ketentuan ini mencakup beberapa hal penting

Baca juga: Ahmad Sahroni Diduga Kabur ke Singapura saat Demo, Ferry Irwandi: Pengecut Bermental Culun

Berbeda dengan Jerome, artis sekaligus komika Marshel Widianto yang beberapa kali kerap curi perhatian, justru melakukan hal sebaliknya.

Sebelumnya, Marshel Widianto lewat Reel di akun Instagramnya, @marshel_widianto, pada Jumat (29/8/2025), mengunggah sebuah video yang kampanye bernama 'AJAKAN DAMAI INDONESIA'.

Video tersebut menarasikan ajakan untuk damai dari pemerintah, DPR, Brimob, ojol, dan masyarakat.

Namun, sesaat diunggah, video tersebut langsung dihapus oleh Marshel.

Dalam postingan berikutnya, finalis Stand Up Comedy Academy musim ketiga ini mengunggah postingan berupa permohonan maaf.

Dirinya mengaku salah.

"Teman-teman saya secara pribadi meminta maaf atas video sebelumnya di IG saya," ungkap Marshel lewat instagramnya @marshel_widianto pada Jumat (29/8/2025).

"Saya salah karena tidak berpikir Panjang sebelum menaikan video itu memang bodoh saya.. Saya sama sekali tidak dibayar dan video tersebut pun sudah saya take down," akunya.

TAWARAN BUZZER - Jerome Polin influencer mengungkapkan penolakan terhadap buzzer pemerintah meskipun dibayar Rp 150 juta. Hal itu ternyata sebaliknya dilakukan oleh Marshel Widianto hingga berujung permintaan maaf, Jumat (29/8/2025).
Jerome Polin mengungkapkan penolakan terhadap buzzer pemerintah meskipun dibayar Rp150 juta. Hal sebaliknya malah dilakukan oleh Marshel Widianto hingga berujung permintaan maaf, Jumat (29/8/2025). (Instagram)

Atas kesalahannya, dirinya mempersilhkan masyarakat untuk memakinya.

Dirinya kembali menegaskan, dirinya bodoh.

"Memang bodoh saya dan tolol," ungkap dia.

"Silahkan maki saya sepuasnya, saya terima konsekuensi atas kebodohan saya," jelasnya.

Melengkapi postingannya, Marshel tidak menuliskan keterangan.

Dirinya hanya menuliskan satu kata maaf atas tindakan yang dilakukannya.

"Maaf," tulis Marshel lewat Instagram @marshel_widianto pada Jumat (29/8/2025).

Permintaan maaf Marshel ditanggapi beragam komentar dari masyarakat.

Sebagian besar menyesalkan sikap Marshel yang dituding cari keuntungan dari peristiwa yang terjadi.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved