Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Rahmad Ayah Siswa Korban Keracunan MBG Trauma, Sebut Program Seperti Racun: Mending Bekal dari Rumah

Ayah siswa korban keracunan MBG belakangan mengungkapkan rasa trauma setelah menghadapi anaknya yang sakit karena makanan.

Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
Tribunnews.com
KERACUNAN MBG - Ilustrasi berita keracunan MBG yang memakan korban hingga 400 siswa. Seorang ayah dari korban mengungkapkan keresahan hatinya. 

"Besar harapan kami untuk pemerintah daerah tolong ditinjau kembali terkait MBG ini, karena warga juga sudah kecewa dan tidak menginginkan lagi. Kalau bisa, tolong perbaiki atau diganti, jangan makanan bergizi," harap Rahmad.

Ia juga mengimbau orang tua lainnya untuk tetap waspada.

"Ya untuk orang tua lain, mari kita sama-sama waspada dan jaga kesehatan anak-anak kita. Setidaknya kita juga harus melihat dan mengikuti proses MBG ini," imbau Rahmad.

Baca juga: Aksi Netizen Luar Negeri Bantu Driver Ojol Indonesia Jadi Sorotan, dari Austria Ikut Kirim Makanan

Penyebab keracunan

Penyebab keracunan massal yang menimpa ratusan siswa dan guru di Kabupaten Lebong mulai terkuak.

Loka Pengawas Obat dan Makanan (Loka POM) Rejang Lebong kini membeberkan hasil temuan sementara.

Seperti diketahui, ratusan siswa dan guru di Kabupaten Lebong diduga mengalami keracunan massal setelah menyantap makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Rabu (27/8/2025) siang.

Kepala Loka POM Rejang Lebong, Pupa Feshirawan, menyampaikan bahwa dari hasil peninjauan awal di lokasi produksi makanan, ditemukan adanya indikasi kontaminasi silang antar bahan baku.

Selain itu, terdapat sejumlah temuan di dapur MBG, khususnya terkait area sterilisasi dan kebersihan.

MASALAH MBG - Foto ilustrasi. Menu perdana Makan Bergizi Gratis (PMG) di Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG) Palmerah, Jakarta, terdiri dari tumis kacang panjang, semur ayam, tahu goreng tepung, nasi, dan jeruk, Senin (6/1/2025).
MASALAH MBG - Foto ilustrasi. Menu perdana Makan Bergizi Gratis (PMG) di Satuan Pemenuhan Pelayanan Gizi (SPPG) Palmerah, Jakarta, terdiri dari tumis kacang panjang, semur ayam, tahu goreng tepung, nasi, dan jeruk, Senin (6/1/2025). (Kompas.com/ Suci Wulandari Putri)

“Dari hasil pengecekan langsung, memang ada indikasi terjadinya kontaminasi silang dari bahan baku yang masuk. Beberapa temuannya ada di ruangan khusus produksi makanan yang seharusnya steril, tetapi kondisinya terbuka dan kurang bersih,” ungkap Pupa.

Ia juga menegaskan bahwa bahan baku utama makanan dinyatakan negatif mengandung boraks.

Namun, sampel sisa makanan yang sempat dikonsumsi siswa dan guru masih dalam tahap pengujian laboratorium.

Hasil uji laboratorium terhadap sampel tersebut baru dapat diketahui dalam beberapa hari ke depan.

“Hingga saat ini penyebab pastinya belum bisa dipastikan, karena uji laboratorium masih berlangsung. Itu perlu beberapa hari memang untuk mengetahui hasilnya,” tambahnya.

Berdasarkan informasi awal yang dihimpun, beberapa siswa mengeluhkan cita rasa makanan yang dianggap tidak wajar.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved