Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Apa Penyebab 21 Tahun Berlalu Kasus Munir Tetap Tak Bisa Diselesaikan oleh Negara?

Apa sebenarnya penyebab negara tak kunjung menyelesaikan kasur kematian Munir?

Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
KASUS MUNIR - Anggota Jaringan Solidaritas Korban untuk Keadilan mengikuti aksi Kamisan ke-505 di seberang Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (7/9/2017). Dalam aksinya selain meminta pemerintah serius untuk menyelesaikan kasus pelanggaran HAM berat pada masa lalu, juga untuk memperingati 13 tahun dibunuhnya Munir Said Thalib. 

TRIBUNJATIM.COM - Semasa hidupnya, Munir adalah aktivis yang lantang membela HAM. Dia juga menjadi salah satu pendiri Komisi untuk Orang Hilang dan korban Tindak Kekerasan (kontraS).

Namun, api perjuangannya dihentikan melalui tragedi perjalanan udara di pesawat Garuda Indonesia dari Jakarta menuju ke Belanda pada 7 September 2004 silam.

Kala itu, Munir hendak terbang ke Belanda untuk melanjutkan studinya. Dia dijadwalkan menggunakan pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA 974.

Dikutip dari Kompas.com, Rabu (2022), pesawat itu sempat transit di Bandara Changi, Singapura pada 7 September 20224 sekitar pukul 00.40 WIB. 

Di sana, Munir duduk di Coffee Bean sebelum melanjutkan perjalanan menuju ke Amsterdam, Belanda pada 01.50 WIB.

Tiga jam setelah pesawat lepas landas, aktivis HAM itu mengalami sakit perut sehingga membuatnya harus bolak-balik ke toilet.

Kru pesawat kemudian memindahkannya dari kursi 40G ke 1J untuk mendapat perawatan.

Kematian Munir terbilang mengejutkan lantaran pria itu pergi ke Belanda dalam keadaan sehat.

Oleh sebab itu, ketika pesawat mendarat di Bandara Schipol, Amsterdam pada 7 September 2004 pukul 10.00 waktu setempat, pihak bandara melakukan pemeriksaan penuh bersama dengan petugas polisi militer.

Seluruh penumpang yang ada di dalam pesawat dilarang turun sampai pemeriksaan selesai.

Baca juga: Video Karyawan PT Gudang Garam Disebut Kena PHK Massal Viral, Perusahaan Ungkap Kondisi Aman

Pemerintah Belanda juga sempat mengotopsi jenazah Munir sebelum dibawa ke Indonesia pada 12 September 2004 untuk dimakamkan.

Hasil temuan Institut Forensik Belanda (NFI) menunjukkan adanya racun arsenik dengan dosis yang mematikan di dalam tubuh Munir.

Hal ini menguatkan kecurigaan bahwa Munir dibunuh.

Suciwati kemudian meminta otopsi ulang jenazah suaminya ke Mabes Polri.

Namun, permintaan tersebut ditolak.

Baca juga: Martin Heran Setor Pecahan Rp50 Ribu Ditolak Bank, Dicek Uangnya Palsu

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved