Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Tak Bisa Makan Menu MBG, Sarman Siswa SD Pernah Nekat Icip Langsung Lemas & Sakit Kepala Hebat

Ternyata tak semua anak bisa menikmati menu Makan Bergizi Gratis atau MBG seperti teman-temannya.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
TribunSolo.com/Anang Ma'ruf
TAK BISA MAKAN MENU MBG - Ilustrasi berita tak semua anak bisa menikmati menu Makan Bergizi Gratis (MBG) bersama teman-temannya. Hal itu seperti dialami oleh Sarman Armain, bocah kelas 5B SDN 001 Nunukan Selatan, Kalimantan Utara. 

TRIBUNJATIM.COM - Ternyata tak semua anak bisa menikmati menu Makan Bergizi Gratis (MBG) bersama teman-temannya.

Hal itu seperti dialami oleh Sarman Armain, bocah kelas 5B SDN 001 Nunukan Selatan, Kalimantan Utara.

Penyakit kanker darah yang ia derita membuatnya harus selektif dalam mengkonsumsi makanan.

Baca juga: Mangkir di Seminar Pariwisata Universitas, Zita Anjani Anak Zulhas Klarifikasi Soal Foto Pilates

Di saat teman-teman seusianya lahap menyantap MBG, Sarman hanya bisa menelan ludah sambil menunggu bekal sederhana yang disiapkan orang tuanya.

"Anak atas nama Sarman Armain tidak bisa makan MBG karena penyakitnya," ujar Ketua SPPG Nunukan Selatan, Marwan, pada Senin (15/9/2025).

"Ia hanya bisa makan menu yang disiapkan orang tuanya," imbuhnya, mengutip Kompas.com.

Meski demikian, sebagai anak kecil, Sarman sering ingin melakukan hal yang sama dengan teman-temannya, termasuk mencoba menu MBG.

Saking penasarannya, Sarman pernah nekat memakan jatah MBG miliknya.

Namun, tubuhnya langsung drop, lemas, dan sakit kepala hebat.

"Bekal makanan Sarman biasanya hanya yang dimasak kukus," tutur Marwan.

"Tapi namanya anak-anak, mungkin penasaran dengan apa yang dimakan temannya, dia ikut makan," lanjutnya.

"Akhirnya tubuhnya tidak mentoleransi menu MBG berbumbu," ujar Marwan.

Pihak sekolah dan penyedia MBG sebenarnya sudah menawarkan alternatif dengan membuatkan menu khusus untuk Sarman.

Namun, keluarga memilih tetap menyiapkan sendiri makanan anaknya.

"Keluarga merelakan jatah anaknya diberikan untuk anak-anak lain yang mau nambah, atau diberikan ke guru. Jadi kami tetap buatkan jatah untuk Sarman," kata Marwan.

Ilustrasi anak-anak SD di Nunukan menikmati menu MBG.
Ilustrasi anak-anak SD di Nunukan menikmati menu MBG. (Kompas.com/Ahmad Dzulviqor)

Kini, Sarman semakin jarang masuk sekolah karena harus menjalani kemoterapi.

Sebagai informasi, Marwan mengelola distribusi MBG bagi 3.429 siswa di Kecamatan Nunukan Selatan.

MBG ini didistribusikan melalui Yayasan Abi Al Ummi, dengan dapur berlokasi di Jalan Anasta Wijaya, RT 02, RW 01, Nunukan Selatan.

Baca juga: Kisah Luqman Kuli Bangunan sempat Dicibir Buka Lapak Baca Buku Gratis: Wawasanmu Kan Kurang?

Sementara itu di Jawa Timur, keluhan perihal kualitas makanan bergizi gratis di Kabupaten Lumajang mulai mencuat.

Para siswa di salah satu sekolah dasar Islam di Kecamatan Klakah, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, mengeluhkan kualitas makanan, terutama buah yang disajikan, dalam kondisi tak layak.

Bahkan, informasi menyebutkan jika ada sebuah lauk makanan olahan disajikan dengan rasa yang terlalu asin.

Tak hanya itu, terdapat sajian buah-buahan yang disajikan dalam kondisi tak segar.

Sontak ada siswa yang memilih membawa pulang makanannya lantaran alasan tersendiri.

SPPG Kecamatan Klakah: Potret kondisi makanan bergizi gratis hasil produksi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kecamatan Klakah. Baru baru ini, menu makanan dari SPPG Klakah diragukan kualitasnya hingga siswa tidak langsung menyantapnya dan lebih memilih dibawa pulang.
SPPG Kecamatan Klakah: Potret kondisi makanan bergizi gratis hasil produksi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kecamatan Klakah. Baru baru ini, menu makanan dari SPPG Klakah diragukan kualitasnya hingga siswa tidak langsung menyantapnya dan lebih memilih dibawa pulang. (istimewa)

Menanggapi hal itu, Bupati Lumajang, Indah Amperawati Masdar mengecek pengolahan makanan di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kecamatan Klakah, Senin (15/9/2025).

Indah membantah para peserta didik tidak menyukai santapan makanan gratis.

Menurut Indah, ada siswa yang membawa pulang makanan lantaran sedang menjalani ibadah sunah.

"Kenapa ada yang minta dibawa pulang itu karena siswanya puasa, hari Kamis pada Minggu pertama."

"Jadi bukan karena anak-anak tidak mau makan," ujar Indah ketika dikonfirmasi.

Baca juga: Gegara Tanya Soal BPJS Ketenagakerjaan, Suryadi yang Sudah 13 Tahun Bekerja Malah Kena PHK

Indah membenarkan jika ada salah satu komponen menu yang ada di makan bergizi gratis para siswa disajikan dalam kondisi tak segar.

Komponen tersebut merupakan hidangan buah-buah.

"Ternyata dibuahnya ini apa, melon agak asem-asem. Saya kemudian mengeceknya bilang ke ketua dapur bahwa melon sudah tidak usah digunakan lagi. Buahnya diganti yang lain saja," ungkap Indah.

Penyebab tidak segarnya buah yang disajikan kepada para siswa disebut Indah lantaran ada kendala dalam durasi persiapan hingga menuju penyajian.

Rentang waktu tersebut disinyalir membuat buah tidak lagi segar bahkan cenderung ke kondisi basi.

"Ini motong buah jam 2 (dini hari) dan itu termasuk tengah malam. Lalu buah yang cepat busuk tidak boleh lagi," Jelas Indah. 

Terakhir, Indah memberi solusi agar siswa yang sedang berpuasa sebaiknya disiapkan makanan yang bisa dibawa pulang.

"Ini hanya soal komunikasi antara SPPG dan sekolah. Apakah ini nanti maunya diganti roti kering, susu misalnya, atau bagaimana," jelas dia. (Erwin Wicaksono)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved