Berita Viral
Handayani Tempuh Perjalanan 5 Jam untuk Jenguk Anak yang Keracunan MBG, Mulai Kini Larang Makan
Seorang ibu tempuh perjalanan 5 jam untuk jenguk anaknya yang keracunan makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
TRIBUNJATIM.COM - Seorang ibu tempuh perjalanan 5 jam untuk jenguk anaknya yang keracunan makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Ibu itu bernama Roni Handayani asal Semarang, Jawa Tengah.
Ia harus menempuh perjalanan jauh dari Semarang, merasa cemas akan kondisi kesehatan putrinya.
Handayani menempuh perjalanan 5 jam lamanya dari Semarang ke Kebumen, Jawa Tengah dengan rasa cemas dan khawatir.
"Kok ada makanan MBG itu kok malah kayak gini kan ya, orang tua kan ya mesti khawatir kan anaknya keracunan gitu toh," kata Handayani saat ditemui di Puskesmas Petanahan pada Jumat (26/9/2025), melansir dari Kompas.com.
Handayani mengatakan, putrinya, Syafa Alya, yang merupakan santriwati di sebuah pondok pesantren di Kabupaten Kebumen, sudah 3 tahun.
Syafa diduga mengalami keracunan makanan yang berasal dari program MBG.
Handayani menerima kabar mengenai kondisi putrinya pada malam hari, sekitar pukul 21.00 WIB.
Syafa, yang sudah tiga tahun menempuh pendidikan di pondok pesantren tersebut, mengalami keluhan muntah dan pusing setelah mengonsumsi soto yang diduga menjadi penyebabnya.
"Saya dapat kabar itu sekitar jam 9 malam, tapi anak sudah di sini (Puskesmas Petanahan)," kata Handayani.
Usai mendengar putrinya masuk ke Puskesmas, Handayani kemudian bersiap-siap sembari menunggu pagi. Sekitar pukul 04.00 WIB, ia berangkat ke Kebumen.
"Sampai sini sekitar pukul 09.00 WIB tadi pagi," kata Handayani.
Baca juga: Diduga Keracunan MBG, Satu Siswi SMK Palang Kembali Drop dan Dirawat di RSUD Tuban
Ia berharap putrinya segera pulih dan program MBG dapat dievaluasi demi kesehatan dan keselamatan para santri.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Petanahan R. Sunarko Slamet mengatakan sampai saat ini masih ada 27 siswa yang dirawat di Puskesmas.
"Sekarang masih ada sekitar 27 siswa, kita tunggu sampai besok pagi sudah boleh pulang," kata Sunarko.
Di sisi lain, Handayani merasa cemas akan kondisi kesehatan putrinya.
"Ya, tentu khawatir toh, Mas, wong anaknya, kan jauh-jauh dari Semarang," ujar Roni.
Handayani menyebutkan bahwa program MBG telah berjalan sekitar tiga minggu di pondok pesantren.
Menanggapi kejadian ini, Handayani untuk sementara waktu tidak mengizinkan putrinya mengonsumsi makanan dari program MBG. Ia lebih memilih agar putrinya mengonsumsi makanan yang disediakan di kantin pondok.
"Saya lebih tak suruh apa itu, masakan kantinnya situ aja," tegasnya.
Baca juga: Puluhan Siswa SD di Cianjur Keracunan MBG, Guru yang Mencicipi Muntah, Kepsek: Tempe Mencurigakan
Menurut informasi yang diterimanya, terdapat sekitar 41 santri yang terdampak dalam kasus ini. Beberapa di antaranya dirawat di rumah sakit PKU Muhammadiyah dan Puskesmas Petanahan.
"Kalau saya saya tahu itu cowok-cewek kurang lebihnya 41," ungkap Roni.
Sebagai bentuk keprihatinannya, Roni berharap pemerintah dapat melakukan evaluasi terhadap program MBG. Ia berharap program ini dapat diperbaiki atau dikelola dengan lebih baik agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
"Ya, mudah-mudahan lebih baik lagilah daripada ini kan ada kasus seperti ini ya, mungkin bisa dirubah lagi atau dikelola lagi, bagaimana baiknya gitu," harapnya.
Kasus Lain
Seorang siswi SMK Negeri 1 Palang, Kabupaten Tuban, kembali harus menjalani perawatan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD dr. R. Koesma Tuban, Jumat (26/9/2025).
Siswi tersebut adalah FLJA (16), asal Desa Pliwetan, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban, Ia diketahui merupakan salah satu murid yang sebelumnya diduga keracunan usai menyantap menu program Makan Bergizi Gratis (MBG), pada Rabu (24/9/2025) sekitar pukul 14.00 WIB.
FLJA sempat dirawat di IGD dengan keluhan serupa. Setelah mendapatkan penanganan medis, ia diperbolehkan pulang pada malam harinya sekitar pukul 22.00 WIB. Namun, hari ini ia kembali drop dan harus dirawat intensif karena mengalami sesak nafas serta nyeri ulu hati.
FLJA menyusul dua temannya, yakni HN (15), asal Desa Karangagung, dan SKN (16), asal Desa Wangun. Keduanya lebih dulu menjalani perawatan intensif di IGD RSUD dr. R. Koesma Tuban pada Kamis pagi sekitar pukul 09.00 WIB.
“Ini ada tambahan satu yang kambuh dengan gejala sesak napas dan nyeri ulu hati,” ujar Plt. Direktur RSUD dr. R. Koesma Tuban, drg. Heni Purnomo Wati.
Dengan tambahan kasus tersebut, kini total ada tiga dari enam siswa SMK Negeri 1 Palang yang harus menjalani perawatan intensif di RSUD dr. R. Koesma Tuban.
Heni menambahkan, kondisi SKN (16), siswi asal Desa Wangun, saat ini sudah mulai membaik sehingga rencananya akan segera diizinkan pulang
“SKN ini sudah mulai membaik, insyaallah nanti diperbolehkan pulang,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Heni mengimbau para siswa yang terdampak untuk lebih berhati-hati dalam menjaga pola makan sementara waktu
“Kami minta anak-anak jangan dulu makan sembarangan. Jika ada keluhan segera periksa agar cepat tertangani,” bebernya.
Sebelumnya, enam siswa SMK Negeri 1 Palang diduga mengalami keracunan usai menyantap menu MBG berupa nasi goreng dengan lauk telur ceplok, timun, dan buah anggur.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
keracunan
Makan Bergizi Gratis (MBG)
Kebumen
kasus keracunan karena MBG
TribunJatim.com
Tribun Jatim
| Mbah Tarman Janji Beri Sheila Gadis Pacitan Rp 3 Miliar Meski Cek Hilang, Ngaku Pengepul Cengkeh |
|
|---|
| Akhir Nasib Guru Rana usai Tampar Siswa dan Diminta Ganti Rugi Rp 150 Ribu, Disdik: Semua Sepakat |
|
|---|
| Dedi Mulyadi Tak Larang Guru Hukum Murid, Sarankan Cara Selain Kekerasan untuk Tegakkan Disiplin |
|
|---|
| Sosok Bupati Lahat Heran Koruptor Rp 100 Trilun Dihukum Setengah Tahun, Sarankan Ikuti Hukum China |
|
|---|
| Pantas Asri Dapat Ganti Rugi Tol Rp 1,4 M Tapi Dibagi ke 23 Keponakan, Tak Punya Anak dan Keluarga |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jatim/foto/bank/originals/Handayani-Tempuh-Perjalanan-5-Jam-untuk-Jenguk-Anak-yang-Keracunan-MBG-Mulai-Kini-Larang-Makan.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.