Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Miris di Balik Tren Rp 10.000 di Tangan Istri yang Tepat, Psikolog Singgung Peran Nafkah Keluarga

Psikolog klinis Yustinus Joko Dwi Nugroho, M.Psi. mengingatkan agar para suami tidak memaknai uang belanja dan nafkah sekadar angka.

Editor: Torik Aqua
Freepik.com
NAFKAH - Ilustrasi TikTok. Tren TikTok Rp 10.000 di tangan istri yang tepat membuat psikolog ingatkan soal pentingnya nafkah suami. 

TRIBUNJATIM.COM - Psikolog singgung mirisnya soal tren TikTok Rp 10.000 di tangan istri yang tepat yang sedang ramai.

Warganet juga ikut khawatir karena bisa membuat suami menormalkan pemberian uang belanja dan nafkah minimalis kepada istri.

Sebab, tren TikTok itu tak bisa disandarkan di setiap daerah karena biaya yang berbeda-beda.

Tak hanya itu, biaya hidup kian hari makin meningkat.

Baca juga: Seleb TikTok Dilaporkan ke Polisi karena Kolor Belum Dibayar Rp56 Juta

Belum lagi, tren dikhawatirkan membuat para suami memaknai uang belanja dan nafkah hanya sekadar angka, sehingga mereka sebagai pemberi uang bebas memberikan nominal berapa saja, termasuk nominal yang sangat kecil.

Jangan memberi uang sekadarnya, pastikan mencukupi kebutuhan keluarga

Psikolog klinis Yustinus Joko Dwi Nugroho, M.Psi. mengingatkan agar para suami tidak memaknai uang belanja dan nafkah sekadar angka.

“Memaknai nafkah dalam pernikahan itu juga terkait dengan kewajiban hukum atau agama, lalu aspek keadilan dan kesejahteraan keluarga,” terang psikolog yang berpraktik di RS DR Oen Solo Baru ini saat dihubungi pada Rabu (1/10/2025).

Dalam memberi nafkah dan uang belanja, ada beberapa hal yang wajib dipertimbangkan selain nominal, salah satunya adalah apakah nominal tersebut cukup untuk menutup kebutuhan dasar.

Kemudian, untuk uang belanja, apakah bahan makanan yang dibeli dengan nominal tersebut dapat membuat tubuh sehat karena asupan nutrisi terpenuhi.

Kontribusi non-finansial para suami

Joko juga menyoroti keadilan dalam pemberian nafkah dan uang belanja melalui kontribusi non-finansial para suami.

“Misalnya pekerjaan rumah dan pengasuhan, itu dibahas di dalam keluarga dan dihargai atau tidak?” ujar dia.

Apabila istri diberi nafkah dan uang belanja yang sedikit, ditambah masih harus mengerjakan seluruh pekerjaan rumah dan mengasuh anak, mereka bisa menjadi stres dan kewalahan.

Sebab, nafkah yang sedikit berkemungkinan besar digunakan untuk menutup uang belanja yang nominalnya juga sedikit.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved