Video Terbaru Meghan Markle di Terowongan Paris Lokasi Putri Diana Tewas Disoroti Pangeran William

Pada hari Selasa, seorang sumber istana mengatakan kepada reporter kerajaan dan selebriti Rob Shuter bahwa pangeran berusia 43 tahun itu "melihat klip itu dan menjadi pucat pasi karena marah" dan sekarang "sangat marah."

"Baginya, itu bukan sekadar rasa tidak enak, itu adalah penodaan pribadi," kata sumber itu.

"Terowongan itu tempat suci. Bagi Meghan, memperlakukannya seperti momen swafoto adalah penghinaan terbesar," kata sumber.

Staf kerajaan lainnya mengatakan kepada Shuter bahwa William "mengatakan itu mengerikan. Dia tidak percaya dia akan memfilmkan dirinya sendiri di dekat tempat yang menghancurkan keluarganya."

Baca juga: Kelakuan Hadi, Ngamuk usai Ajakan Jogetnya Ditolak Calon Istri Polisi di Pesta Pernikahan

Penampakan terowongan bersejarah

Berikut gambaran terowongan dan sekitarnya berdasarkan kumpulan foto dan sumber sejarah:

• Terowongan Pont de l’Alma adalah jalan di bawah permukaan, tak terlalu panjang, dengan tiang-tiang penyangga (kolom beton) di bagian dalam.
• Di dalamnya terdapat penerangan buatan (lampu), dinding beton, dan konstruksi yang cukup keras tiang-tiang menjadi salah satu titik benturan utama saat kecelakaan.
• Di pintu masuk dan keluar terowongan terdapat dinding pembatas, tebing beton, dan area jalan raya yang berbatas dengan lampu jalan serta fasilitas kota Paris.
• Keadaan jalan malam hari: terutama cahaya lampu tunnel, pantulan beton, serta bayangan dari struktur jalan mungkin menghasilkan kontras pencahayaan yang kuat.

Kehidupan Pangeran William dan Pangeran Harry setelah kematian Putri Diana pada tahun 1997 berubah secara drastis, baik secara pribadi maupun publik. 

Setelah kehilangan ibunya di usia yang masih sangat muda, William 15 tahun dan Harry 12 tahun menghadapi masa berkabung yang berat di bawah sorotan publik yang luar biasa intens.

Dunia berduka, tetapi mereka harus menanggung rasa kehilangan itu di depan mata jutaan orang.

Di balik dinding Istana Kensington dan kemudian Balmoral, dua anak laki-laki ini berjuang memahami duka, sementara keluarga kerajaan berusaha mempertahankan protokol.

William, sebagai pewaris tahta kedua, lebih sering memendam perasaannya, belajar menyembunyikan luka demi menjaga citra stabilitas monarki.

Harry, sebaliknya, menunjukkan sisi yang lebih emosional dan terbuka terhadap trauma yang ia alami.

Mereka tumbuh dalam sistem kerajaan yang menuntut ketegaran, tapi bayang-bayang Diana selalu hadir,

dalam senyum mereka,

dalam kerja-kerja kemanusiaan mereka,