Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Hidup Balita Setelah Tak Sengaja Makan Cawan Isi Bakteri Gonore, Ada yang Terjadi 6 Hari Setelahnya

Tak sengaja memakan cawan laboraturium milik ibunya, seorang bayi terinfeksi bakteri Gonore yang biasanya ditularkan dalam

Penulis: Ignatia | Editor: Ignatia Andra
Tribunnews.com
IBU TELEDOR - Seorang ibu tampak mengungkapkan kesedihannya ketika menyadari bahwa anaknya terkena penyakit Gonorea. Semua berawal dari keteledoran sang ibu saat bawa anaknya ke tempat kerja. 

TRIBUNJATIM.COM - Seorang anak balita mengalami sakit karena keteledoran sang ibu.

Dikutip dari LiveScience, Rabu (22/10/2025), ibu balita itu diketahui bekerja sebagai teknisi laboratorium mikrobiologi, termasuk mengurus bakteri gonore.

Sebagian pekerjaannya melibatkan kunjungan ke kantor dokter untuk mengumpulkan cawan laboratorium berisi sampel klinis yang telah dikumpulkan dari pasien.

Suatu hari, dia membawa putranya yang berusia 3 tahun di dalam mobil saat ia melakukan kunjungan tersebut.

Dalam perjalanan, ia berhenti di sebuah toko swalayan lalu pulang untuk menitipkan belanjaannya.

Sesampainya di rumah, ia meninggalkan putranya sebentar di dalam mobil yang terparkir sambil membawa belanjaan ke dalam.

Ketika kembali, dia mendapati bahwa putranya telah merangkak ke kursi belakang mobil dan telah memakan sebagian besar isi salah satu cawan laboratorium.

Cawan itu berisi "agar cokelat", media berwarna kecokelatan yang digunakan untuk menumbuhkan bakteri yang terbuat dari sel darah merah yang dibelah, informasi dikutip TribunJatim.com dari Kompas.com, Minggu (26/10/2025).

Media tersebut dinamai berdasarkan warnanya dan tidak mengandung cokelat asli.

Namun tetap saja mungkin tampak menggugah selera bagi anak kecil.

Baca juga: Dijanjikan Rp 150 Ribu Sehari, Gaji Relawan MBG Dipotong Jadi Rp 120 Ribu, BGN: Kami Sesalkan

Didiagnosis terinfeksi bakteri gonore

Sang ibu pun segera membawa anaknya ke dokter keluarga dan menemukan bahwa sisa bahan dari cawan laboratorium tersebut mengandung Neisseria gonorrhoeae, bakteri penyebab gonore.

Dokter memutuskan untuk memantau anak laki-laki tersebut untuk mencari tanda-tanda infeksi bakteri di tenggorokannya.

Hingga enam hari setelahnya hasil usap tenggorokan anak tersebut negatif untuk Neisseria gonorrhoeae.

Kemudian tidak ada tes yang dilakukan pada hari ketujuh. Namun pada hari kedelapan, hasil tes menunjukkan bahwa anak tersebut dinyatakan positif.

GAJI RELAWAN MBG - Ilustrasi makan bergizi gratis (MBG). Baru-baru ini puluhan relawan MBG di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, mengamuk di dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) karena diduga mengalami pemotongan gaji dan tidak pernah menerima upah lembur.
GAJI RELAWAN MBG - Ilustrasi makan bergizi gratis (MBG). Baru-baru ini puluhan relawan MBG di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, mengamuk di dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) karena diduga mengalami pemotongan gaji dan tidak pernah menerima upah lembur. (KOMPAS.COM/M. Elgana Mubarokah)

Dokter berhasil obati infeksi

Para dokter pun mengobati infeksi pada anak itu sesuai dengan pedoman Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC).

Pengobatannya melibatkan pemberian suntikan antibiotik prokain penisilin G secara intermuskular kepada pasien.

Anak laki-laki tersebut juga diberikan probenesid yang dicampur ke dalam es krim agar mudah dikonsumsi olehnya.

Probenesid membantu meningkatkan efek beberapa antibiotik dengan memperlambat laju pembersihannya dari tubuh.

Hasilnya, anak laki-laki tersebut berhasil sembuh dengan cepat dan dinyatakan negatif Neisseria gonorrhoeae.

Baca juga: Dijanjikan Rp 150 Ribu Sehari, Gaji Relawan MBG Dipotong Jadi Rp 120 Ribu, BGN: Kami Sesalkans

Seperti diketahui, seorang anak laki-laki berusia 3 tahun di San Antonio, Texas, Amerika Serikat pernah tidak sengaja memakan bakteri penyebab gonore, Neisseria gonorrhoeae.

Kasus mengenai peristiwa tersebut ditulis dalam laporan medis yang dipublikasikan di The New England Journal of Medicine (NEJM) pada 1984.

Adapun anak tersebut tidak sengaja memakan bakteri gonore dari sampel pasien yang menderita penyakit itu.

Gonore diketahui paling sering menyebar melalui hubungan seksual, melalui paparan air mani atau cairan vagina yang mengandung Neisseria gonorrhoeae.

Bukti infeksi pada anak-anak biasanya dapat menunjukkan adanya pelecehan seksual terhadap mereka.

Namun dalam kasus ini, dokter mengamati kasus gonore yang sangat tidak umum, dengan paparan berasal dari media laboratorium.

Kulit warga di Tulungagung yang diduga tertular bakteri antraks, Senin (7/6/2021).
Ilustrasi screening penyakit. (TRIBUNJATIM.COM/DAVID YOHANES)

Gonore pada anak balita atau bayi merupakan infeksi serius yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae, biasanya ditularkan dari ibu yang terinfeksi saat proses persalinan.

Pada bayi baru lahir, bentuk paling umum dari infeksi gonore adalah konjungtivitis gonore atau peradangan pada mata (dikenal juga sebagai ophthalmia neonatorum).

Tanda-tanda awalnya muncul beberapa hari setelah lahir, berupa mata merah, bengkak, dan keluar cairan kental berwarna kuning kehijauan dari kelopak mata.

Jika tidak segera diobati, infeksi ini dapat menyebar ke kornea dan menyebabkan kebutaan permanen.

Selain pada mata, infeksi gonore juga bisa menyerang bagian tubuh lain.

Baca juga: Penurunan Suhu dan Potensi Hujan Siang-Sore Hari, Simak Ramalan Cuaca Jatim Minggu 26 Oktober 2025

Jika bakteri masuk melalui saluran pernapasan atau pencernaan, anak bisa mengalami infeksi tenggorokan (nyeri menelan, tenggorokan merah) atau infeksi rektal (keluar lendir dari anus, nyeri saat buang air besar).

Pada bayi perempuan, dapat terjadi infeksi pada alat kelamin dengan tanda keluarnya cairan tidak normal, kemerahan, atau bengkak di area genital.

Dalam kasus yang jarang namun berbahaya, infeksi dapat menyebar ke seluruh tubuh (disebut disseminated gonococcal infection) dan menimbulkan demam tinggi, ruam, nyeri sendi, serta pembengkakan di beberapa bagian tubuh.

Gonore pada bayi dan balita adalah kondisi darurat medis yang membutuhkan penanganan segera dengan antibiotik sesuai anjuran dokter.

Pencegahannya dilakukan dengan pemeriksaan dan pengobatan ibu hamil sejak dini, serta pemberian tetes mata antibiotik pada bayi baru lahir untuk mencegah infeksi mata akibat gonore.

Deteksi dan penanganan cepat sangat penting karena infeksi ini bisa menyebabkan komplikasi berat bahkan permanen bila terlambat diobati.

Berita viral lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved