Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Cerita Siti Korban Banjir Cuma Dapat Bantuan Sebungkus Nasi, Padahal di Rumah Ada 5 Anggota Keluarga

Siti menuturkan bahwa ia hanya mendapat satu nasi bungkus untuk satu kepala keluarga (KK), padahal di rumahnya ada lima orang.

|
Penulis: Alga | Editor: Alga W
Tribun Jateng/Idayatul Rohmah
BANJIR - Banjir di kawasan Tologosari Raya II, Tlogosari Kulon, Kecamatan Pedurungan, Semarang, Rabu (22/10/2025). Korban banjir di Genuksari dapat bantuan sebungkus nasi untuk lima anggota keluarga. 

TRIBUNJATIM.COM - Banjir telah merendam Kota Semarang, Jawa Tengah, lebih dari sepekan sejak Rabu (24/10/2025).

Hingga Kamis (30/10/2025), sebanyak 40.452 warga masih terdampak genangan yang meluas di sejumlah wilayah.

Termasuk di Kelurahan Genuksari, Kecamatan Genuk.

Baca juga: Pembelaan SPPG Soal Ditemukannya Ulat di Menu MBG Sayur Singkong: Bisa Dikonsumsi & Tinggi Protein

Namun di tengah kondisi sulit tersebut, sebagian warga mengaku dapat bantuan minim.

Alhasil mereka harus bertahan dengan kemampuan sendiri.

Salah satu warga, Siti (45), menuturkan bahwa ia hanya mendapat satu nasi bungkus untuk satu kepala keluarga (KK), padahal di rumahnya ada lima orang tinggal.

"Wes ora usah wae (enggak usah saja), saya tolak," tutur Siti saat ditemui di kawasan Genuksari, Kamis (30/10/2025).

"Masak sebungkus buat berlima, satu KK dijatah satu bungkus, padahal semua butuh makan. Ya udah saya cari makan sendiri aja," tambahnya.

Siti yang tinggal bersama suami dan tiga anaknya kini berjualan sayur dan ikan pindang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Suaminya bekerja serabutan, sementara dua anaknya masih bersekolah di SMP dan SMA.

Sementara anak sulungnya sudah bekerja membantu kebutuhan keluarga.

"Anak saya bantu beli beras sama bayar listrik di rumah," ujarnya.

"Saya jualan kayak gini buat makan sekeluarga, jualan enggak mesti laku semua, tapi yang penting keluarga cukup buat makan," kata Siti.

Selama banjir berlangsung, Siti mengaku jarang mendapat bantuan.

Ia juga menyebut di wilayah RT 08 RW 07 tidak ada dapur umum bagi warga terdampak.

Kondisi warga Kelurahan Genuksari yang terdampak banjir Kota Semarang, Kamis (30/10/2025).
Kondisi warga Kelurahan Genuksari yang terdampak banjir Kota Semarang, Kamis (30/10/2025). (KOMPAS.COM/Titis Anis Fauziyah)

"Di RT-ku enggak ada dapur umum, ada bantuan dari RT atau enggak saya juga enggak tahu."

"Pernahnya kemarin cuma dapat mie instan tiga bungkus sama nasi bungkus yang saya tolak," ujarnya.

Warga lain, Mulyati (52), juga mengaku kesulitan bertahan.

Ia sempat mendapat bantuan sembako, namun cepat habis karena harus dibagi bersama keluarganya.

Selain kesulitan bahan makanan, Mulyati juga mengeluhkan kulit kakinya gatal dan mengelupas akibat terlalu lama terendam air banjir.

"Kalau gini ke mana-mana susah, mau belanja ke pasar susah. Kalau ada tukang jualan keliling itu juga mahal, semuanya jadi mahal."

"Ini tadi tempe kecil aja Rp7.000, ya tetap dibeli, namanya butuh makan," kata Mulyati sambil mengasuh tiga cucunya di depan rumah.

Rumah Mulyati tampak sederhana, dengan atap rendah dan lantai yang sudah beberapa kali diurug untuk menahan air.

Namun, genangan tetap masuk ke dalam rumah.

"Rumah udah puluhan tahun, tampak luar kaya biasa, tapi ini udah reyot semua sampai gentengnya."

"Untung bisa ninggiin kamar mandi, jadi paling enggak punya air bersih," ujarnya.

Baca juga: Musim Hujan Tiba, Sungai Mbah Gepuk Dinormalisasi Untuk Cegah Banjir di Sidoarjo

Pantauan Kompas.com, ketinggian banjir di Kelurahan Genuksari mencapai 70 sentimeter.

Aktivitas warga masih berjalan seadanya di tengah genangan.

Sejak pagi, anak-anak yang bersekolah di luar wilayah banjir diantar orang tua dengan sepeda.

Sementara warga yang hendak bekerja harus menyingsingkan celana karena air mencapai paha orang dewasa.

Beberapa fasilitas publik seperti SD Negeri Genuksari 02 dan Kantor Kecamatan Genuk tampak sepi tanpa aktivitas, karena area sekitar masih tergenang.

Meski kondisi semakin sulit, warga Genuksari tetap memilih bertahan, berharap air segera surut agar kehidupan bisa kembali normal.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved