Breaking News
Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Sosok Sito Mahasiswa Jadi Dukuh di Desa, Usia 20 Tahun Sudah Dipanggil 'Pak' Sama Warga

Meski masih tergolong muda, Sito sudah dipanggil 'Pak' oleh warganya karena jabatan yang ia miliki.

Dokumentasi Sito Apri Nurrochim/KOMPAS.COM/YUSTINUS WIJAYA KUSUMA
DUKUH MUDA - Sito Apri Nurrochim dukuh Padukuhan Kajor saat di Kantor Kalurahan Nogotirto, Kapanewon Gamping, Kabupaten Sleman saat memberikan sambutan dikegiatan ibu-ibu. Ia menjadi dukuh di usia masih 20 tahun, Kamis (30/10/2025). 

Ia bersaing dengan empat kandidat lain yang usianya jauh lebih tua, bahkan mendekati 30 tahun.

Proses seleksi pun ketat, dimulai dari pengumpulan dukungan 15 persen warga.

Baca juga: Sosok Windy Mahasiswi Penjual Jagung Bakar Peraih Beasiswa Kuliah, Ingin Perbaiki Ekonomi Keluarga

Sito Apri Nurrochim dukuh Padukuhan Kajor saat di Kantor Kalurahan Nogotirto, Kapanewon Gamping, Kabupaten Sleman saat memberikan sambutan dikegiatan ibu-ibu.
Sito Apri Nurrochim dukuh Padukuhan Kajor saat di Kantor Kalurahan Nogotirto, Kapanewon Gamping, Kabupaten Sleman saat memberikan sambutan dikegiatan ibu-ibu. (Dokumentasi Sito Apri Nurrochim/KOMPAS.COM/YUSTINUS WIJAYA KUSUMA)

Sowan ke Warga Minta Restu

Sito tak segan mendatangi rumah warga satu per satu untuk meminta dukungan dan restu. 

“Saya sowan langsung ke warga, minta KTP mereka untuk dukungan,” ungkap dia.

Seleksi berlanjut dengan tes tulis, wawancara, pidato, hingga ujian keterampilan komputer.

Tantangan terbesar bagi Sito adalah pidato berbahasa Jawa, sesuatu yang belum ia kuasai sepenuhnya.

Meski begitu, di sela-sela kesibukannya sebagai mahasiswa dan barista di sebuah kedai kopi di Yogyakarta, Sito berlatih keras.

“Tesnya digelar dalam satu hari, nilai tertinggi yang lolos. Alhamdulillah, saya dapat poin tertinggi,” ujarnya bangga.

Pada 6 Oktober 2025, Sito resmi dilantik sebagai Dukuh Padukuhan Kajor.

“Pertama kaget, nggak nyangka bisa jadi dukuh. Ini amanah besar dari warga,” kata dia.

Kini, hidup Sito semakin padat.

Selain kuliah, ia mulai aktif melayani warga, dari urusan surat-menyurat hingga menghadiri pertemuan RT dan kegiatan PKK.

Untuk fokus pada tanggung jawab baru ini, Sito memutuskan berhenti dari pekerjaannya sebagai barista.

“Saya pikir, kuliah dan jadi pamong sudah cukup. Barista saya tinggalkan,” tutur dia.

Baca juga: Sosok Santoso Ketua RT yang Buat Gapura Megah dari Sampah, Anggaran Tak Sampai Rp 500 Ribu

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved