Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Sri Mulyati Pasrah Rumahnya Ditempel Stiker 'Keluarga Miskin' Demi Bansos, Tetangganya Malu Diejek

Sri Mulyati mengatakan, ia tidak keberatan rumahnya ditempeli stiker karena kondisi hidupnya masih membutuhkan bantuan.

Penulis: Alga | Editor: Alga W
Dok Dinsos Kepahiang
STIKER KELUARGA MISKIN - Penempelan stiker 'Keluarga Miskin' di Kabupaten Kepahiang, Bengkulu, oleh Dinsos pada Senin (20/10/2025) lalu. Ratusan KPM mundur setelah dipasang stiker karena ada yang merasa malu, ada sudah mampu, dan ada juga yang beranggapan dipermalukan. 

"Kami bersama tim terus melakukan edukasi, sosialisasi, sekaligus evaluasi dan cek KPM," ujar Helmi Johan, Rabu (29/10/2025).

"Bagi warga penerima bansos yang rumahnya kami nilai layak, memiliki kendaraan mobil, atau motor yang mahal, kami pasangi stiker," terangnya.

Helmi menjelaskan, KPM yang bersedia ditempeli stiker tetap menerima bantuan.

Namun jika menolak stiker, maka dianggap mengundurkan diri secara otomatis.

"Selama 10 hari program pemasangan stiker, tercatat lebih dari 500 KPM mengundurkan diri, jumlahnya terus naik," ujarnya.

Dia bahkan memperkirakan jumlah KPM yang mundur bisa mencapai 1.000 penerima bansos.

Benar saja, setelah pemasangan stiker tersebut, total ada 500 warga Kabupaten Kepahiang, Bengkulu, memilih mundur dari Program Keluarga Harapan (PKH).

Banyak KPM memilih mundur karena merasa malu setelah rumahnya diberi stiker Keluarga Miskin.

Aksi ramai-ramai mundur sebagai keluarga penerima manfaat (KPM) warga tersebut terjadi menyusul rumah mereka ditempeli stiker bertuliskan Keluarga Miskin.

Baca juga: Warga Kesal Jalan Jadi Pembuangan Sampah Kini Tutup Akses, Sering Tangkap Oknum & Tak Mempan

Sebagian lain mundur karena merasa sudah mampu secara ekonomi atau tersinggung dengan label yang dianggap mempermalukan.

"Ada yang mengundurkan diri spontan saat akan dipasang stiker. Ada juga yang datang ke kantor secara inisiatif minta mundur karena perekonomiannya dirasa membaik," ujar Helmi.

Ia menambahkan, KPM yang mundur akan dialihkan kepada keluarga lain yang lebih membutuhkan, seperti yatim piatu, difabel, atau keluarga miskin lain.

"Maka, KPM yang merasa ekonominya membaik lalu mundur, tentu memberi kesempatan pada yang lain," ucap Helmi.

Gebrakan baru yang dilakukan Dinso) Kepahiang ini pun menjadi perbincangan ramai.

Pasalnya, dalam prakteknya di lapangan banyak warga yang merasa baik-baik saja tetapi juga ada banyak yang merasa malu.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved