Viral Nasional
2 Jam Prabowo dan Ignasius Jonan Bertemu, Akui Bahas Whoosh, Mantan Dirut KAI: Saya Beri Masukan
Prabowo blak-blakan mengungkap isi pertemuannya dengan Jonan. Ia tidak menampik isu transportasi, termasuk Whoosh.
Ringkasan Berita:
- Ignasius Jonan dipanggil Presiden Prabowo Subianto ke Istana. Pertemuan keduanya berlangsung selama dua jam pada Senin (3/11/2025).
- Prabowo tidak menampik membahas isu transportasi, termasuk proyek Whoosh.
- Jonan mengaku tidak membahas secara spesifik soal utang atau polemik proyek Whoosh.
TRIBUNJATIM.COM - Polemik kereta cepat Jakarta-Bandung Whoosh kini menjadi perbincangan, di antaranya utang yang ditinggalkan mencapai Rp120 triliun.
Baru-baru ini, Direktur Utama (Dirut) KAI periode 2009-2014 sekaligus Menteri Perhubungan (Menhub) pada periode pertama Presiden ke-7 Joko Widodo, Ignasius Jonan dipanggil Presiden Prabowo Subianto ke Istana.
Pertemuan keduanya berlangsung selama dua jam pada Senin (3/11/2025).
Prabowo blak-blakan mengungkap isi pertemuannya dengan Jonan.
Di antaranya membahas sejumlah isu strategis, termasuk sektor perkeretaapian nasional dan proyek Whoosh.
“Ya, kita tukar-menukar pandangan, ya. Beliau, saya kira, tokoh. Tokoh bangsa. Jadi, saya senang selalu ketemu dan tukar-menukar pandangan dalam banyak hal,” ujar Prabowo usai meresmikan Stasiun Tanah Abang Baru, Jakarta, Selasa (4/11/2025), dikutip dari Tribunnews.
Prabowo menyebut diskusi berlangsung hangat dan produktif. Ia tidak menampik isu transportasi, termasuk proyek Whoosh, menjadi bagian dari pembicaraan.
“Ya, kita bicara selalu (soal kereta api),” ujarnya singkat.
Baca juga: Disinggung soal Whoosh saat Merapat ke Istana, Ignasius Jonan Ogah Komentari: Saya Sudah Pensiun
Jonan Beri Masukan
Ignasius Jonan, yang pernah menjabat sebagai Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan Menteri Perhubungan, dikenal sebagai sosok yang kritis terhadap proyek Whoosh pada masa pemerintahan sebelumnya.
Namun, dalam pertemuan kali ini, Jonan menegaskan ia tidak membahas secara spesifik soal utang atau polemik proyek tersebut.
“Saya diundang untuk memberi masukan sebagai warga negara atas program prioritas pemerintah,” kata Jonan usai pertemuan.
Ia menyebut, diskusi juga menyentuh diplomasi luar negeri, peran Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan program-program kerakyatan.
Jonan menolak spekulasi soal tawaran jabatan di kabinet.
“Tidak ada pembicaraan soal itu,” tegasnya.
Pertemuan ini diprakarsai oleh Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya dan berlangsung secara tertutup.
Namun, keterbukaan Prabowo dalam menyampaikan isi diskusi menunjukkan pendekatan yang lebih inklusif terhadap masukan teknokrat sipil.
Baca juga: Prabowo Minta Masyarakat Tak Ribut Masalah Kereta Cepat: Saya Sekarang Tanggung Jawab Whoosh
Tentang Proyek Whoosh
Proyek Whoosh merupakan bagian dari Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) yang dikelola oleh konsorsium Indonesia-China.
Nama “Whoosh” dipilih sebagai branding komersial untuk layanan kereta cepat yang menempuh jarak sekitar 142 kilometer dalam waktu kurang dari satu jam.
Meski menjadi simbol modernisasi transportasi, proyek ini sempat menuai kritik karena pembengkakan biaya dan efektivitas jangka panjangnya.
Beberapa pihak mempertanyakan urgensi dan keberlanjutan proyek di tengah tekanan fiskal dan prioritas pembangunan lainnya.
Evaluasi Proyek Whoosh
Pengamat kebijakan publik Agus Pambagio menilai proyek Whoosh perlu dievaluasi secara menyeluruh.
“Sejak awal saya sudah menyampaikan kekhawatiran terkait pembiayaan proyek. Kerugian Whoosh yang mencapai Rp 2 triliun per tahun harus jadi perhatian serius pemerintah,” ujarnya.
Berdasarkan laporan keuangan PT Pilar Sinergi BUMN (PSBI), konsorsium yang menaungi proyek Whoosh, tercatat kerugian sebesar Rp 4,19 triliun sepanjang 2024, yang sebagian besar ditanggung oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI) sebagai pemegang saham mayoritas.
Dengan latar belakang Jonan sebagai reformis transportasi dan Prabowo sebagai kepala negara yang baru, pertemuan ini menjadi titik penting dalam arah kebijakan transportasi nasional ke depan.
Baca juga: Isi Kontrak Whoosh Bisa Jadi Awal Penyelidikan, Mahfud MD Saran ke KPK Panggil 3 Menteri Era Jokowi
Total Utang Whoosh
Beban utang proyek Whoosh kini menjadi beban berat bagi pihak yang menanggung utang.
Selama proses pembangunan, Whoosh yang semula digadang-gadang sebagai kerja sama murni antarperusahaan (business to business) itu akhirnya harus mengandalkan dana APBN untuk menyelamatkan keberlanjutannya.
KCIC adalah perusahaan patungan Indonesia dan China yang mayoritas sahamnya dimiliki PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI), konsorsium BUMN Indonesia yang dipimpin PT KAI.
PT KCIC mencatatkan kerugian triliunan rupiah, yang akhirnya menjadi beban bagi empat BUMN Indonesia yang jadi pemegang saham PT PSBI.
Kerugian itu terutama bersumber dari utang besar yang ditanggung KCIC sejak masa pembangunan KCJB.
Biaya konstruksi yang melonjak dari perhitungan awal membuat perusahaan harus menanggung tambahan kewajiban pembayaran utang dan bunga.
Merangkum pemberitaan KOMPAS.com, jumlah investasi pembangunan Kereta Cepat Jakarta Bandung menembus sekitar 7,27 miliar dollar AS atau Rp 120,38 triliun (kurs Rp 16.500).
Dari total investasi tersebut, sekitar 75 persen dibiayai melalui pinjaman dari China Development Bank (CDB), dengan bunga sebesar 2 persen per tahun.
Utang pembangunan Whoosh dilakukan dengan skema bunga tetap (fixed) selama 40 tahun pertama.
Baca juga: Daftar Utang dan Bunga Kereta Whoosh yang Harus Diangsur ke China, Luhut: Bermasalah Sejak Awal
Bunga utang KCJB ini jauh lebih tinggi dari proposal Jepang yang menawarkan 0,1 persen per tahun.
Selain itu, total utang tersebut belum menghitung tambahan penarikan pinjaman baru oleh KCIC karena adanya pembengkakan biaya (cost overrun) yang mencapai 1,2 miliar dollar AS, bunga utang tambahan ini juga lebih tinggi, yakni di atas 3 persen per tahun.
Sebagian besar pembiayaan proyek Whoosh memang ditopang dari pinjaman CDB, ditambah penyertaan modal pemerintah lewat APBN, serta kontribusi ekuitas konsorsium BUMN Indonesia dan perusahaan China sesuai porsi sahamnya masing-masing di KCIC.
Lebih dari separuh biaya untuk menutup cost overrun berasal dari tambahan utang CDB.
Sisanya berasal dari patungan modal BUMN Indonesia dan pihak China yang menggarap proyek ini.
Cost overrun itu ditanggung oleh kedua belah pihak, di mana 60 persen ditanggung oleh konsorsium Indonesia dan 40 persen ditanggung oleh konsorsium China.
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com
kereta cepat
Whoosh
Ignasius Jonan
Prabowo Subianto
Tribun Jatim
TribunJatim.com
jatim.tribunnews.com
berita viral
meaningful
| Tawa Purbaya Baru Tahu Jabatan Menkeu Berkuasa, Sebut Bisa Sikat Danantara Jika Macam-macam: Lumayan |
|
|---|
| Disinggung soal Whoosh saat Merapat ke Istana, Ignasius Jonan Ogah Komentari: Saya Sudah Pensiun |
|
|---|
| Daftar Risiko Umrah Mandiri Menurut Amphuri, Mulai Potensi Visa Tak Terbit hingga Perlindungan |
|
|---|
| Gaya Bicaranya Ceplas-ceplos, Purbaya Akui Atas Perintah Presiden Prabowo: Jangan Menyangka Koboi |
|
|---|
| Isi Kontrak Whoosh Bisa Jadi Awal Penyelidikan, Mahfud MD Saran ke KPK Panggil 3 Menteri Era Jokowi |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jatim/foto/bank/originals/Ignasius-Jonan-dan-Prabowo-membahas-proyek-Whoosh.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.