Berita Viral
Survei Indikator Elektabilitas Capres: Prabowo Tertinggi, Disusul KDM dan Anies, Gibran Belum Kuat
Simulasi itu yakni jika Pilpres digelar saat ini, Prabowo akan unggul, sementara Gibran Rakabuming Raka masih belum kuat.
TRIBUNJATIM.COM - Hasil survei elektabilitas calon presiden yang dikeluarkan Indikator Politik Indonesia, menempatkan Prabowo Subianto dalam posisi tertinggi.
Prabowo diprediksi bakal unggul telak dibanding sejumlah nama yang sudah disimulasikan.
Simulasi itu yakni jika pemilu digelar saat ini, Prabowo akan unggul, sementara Gibran Rakabuming Raka yang saat ini menjabat sebagai Wakil Presiden masih belum kuat.
Simulasi ini melibatkan 25 nama calon presiden.
Baca juga: Prabowo Bantah Dikendalikan Jokowi, Pengamat Justru Sebut Hubungan Retak: Adanya Tekanan
“Dalam simulasi semi terbuka 25 nama calon presiden, Prabowo Subianto unggul 46,7 persen,” ujar Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi dalam konferensi pers, Sabtu (8/11/2025).
Di bawah Prabowo, Dedi Mulyadi menempati posisi kedua dengan elektabilitas 18,4 persen, disusul Anies Baswedan di urutan ketiga dengan 9 persen.
Sementara Gibran Rakabuming Raka belum mampu menembus tiga besar, hanya meraih 4,8 persen.
Burhanuddin menjelaskan rendahnya elektabilitas Gibran disebabkan oleh kuatnya asosiasi publik terhadap kinerja pemerintahan dengan sosok Prabowo sebagai Presiden.
Selain itu, Gibran dinilai belum memiliki rekam jejak nasional yang kuat, dan basis dukungannya masih terbatas di Jawa Tengah.
“Kepuasan publik terhadap pemerintahan Prabowo meningkat, tetapi kredit elektoralnya lebih banyak mengalir ke Pak Prabowo, bukan ke partai ataupun tokoh lain yang berada di pemerintahan,” jelas Burhanuddin.
Nama-nama lain yang mencatat elektabilitas di kisaran 1–4 persen antara lain Agus Harimurti Yudhoyono (3,9 persen), Ganjar Pranowo (3,7 % ), Purbaya Yudhi Sadewa (1,5 % ), Sherly Tjoanda (1,1 % ), dan Khofifah Indar Parawansa (0,5 % ).
Adapun 7,6 persen responden menyatakan belum menentukan pilihan (TT/TJ).
Dalam simulasi yang hanya menyertakan tiga nama capres, Prabowo tetap unggul telak dengan 68,4 persen, diikuti Anies Baswedan (14,3 % ) dan Gibran (9,8 % ).
Sebanyak 7,5 persen responden memilih tidak tahu atau tidak menjawab.
Burhanuddin menilai hasil ini menunjukkan bahwa dukungan terhadap Prabowo masih solid meski sudah satu tahun menjabat sebagai Presiden.
Sementara Gibran, meski telah menjadi Wakil Presiden, belum menunjukkan lonjakan elektabilitas yang signifikan.
Di sisi lain, Dedi Mulyadi menunjukkan tren kenaikan yang kuat, terutama di wilayah basis politiknya seperti Jawa Barat dan Banten.
“Basis terbesar dukungan Dedi Mulyadi ada di Jawa Barat sebesar 43,5 persen,” ungkap Burhanuddin.
Survei Indikator Politik Indonesia dilakukan pada 20–27 Oktober 2025 terhadap 1.220 responden melalui wawancara tatap muka.
Margin of error survei ini ±2,9?ngan tingkat kepercayaan 95 % .
Temuan Indikator ini sejalan dengan hasil survei Poltracking Indonesia yang dirilis sebelumnya pada 19 Oktober 2025.
Dalam survei tersebut, Prabowo juga menempati posisi teratas dengan elektabilitas 40,6 persen, disusul Dedi Mulyadi (9,1 % ) dan Anies Baswedan (4,4 % ). Gibran berada di posisi keempat dengan 2,9 persen.
“Top of mind ini pertanyaan terbuka. Kita tidak membuat simulasi nama, kita tanyakan ke publik jika pemilu dilakukan pada hari ketika mewawancara tatap muka. Prabowo 40,6 % , Dedi Mulyadi 9,1 % , Anies Baswedan 4,4 % , Gibran Rakabuming Raka 2,9 % , Ganjar Pranowo 1,7 % ,” kata Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yudha, dalam konferensi pers di Jakarta, Minggu (19/10).
Dalam simulasi semi terbuka versi Poltracking, tiga nama teratas tetap sama: Prabowo (48,5 % ), Dedi Mulyadi (15,7 % ), dan Anies Baswedan (6,3 % ). Sementara dalam simulasi 10 besar, Prabowo meraih 49,1 % , Dedi Mulyadi 17,1 % , dan Anies Baswedan 6,9 % .
Adapunsurvei Poltracking ini dilakukan dengan metode multistage random sampling terhadap 1.220 responden di seluruh Indonesia.
Margin of error sekitar 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Responden merupakan warga berusia di atas 17 tahun, dan survei dilakukan pada 3–10 Oktober 2025.
Perjalanan Prabowo Subianto jadi presiden
Berikut sosok Prabowo Subianto dan perjalannya menjadi orang nomor 1 Indonesia.
Baca juga: Sosok yang Temani Prabowo di Jalan Menuju Lokasi Pelantikan Presiden RI, Bukan Gibran atau Titiek
Pertama, Prabowo gagal saat mencalonkan diri sebagai bakal calon presiden (capres) dari Partai Golkar pada konvensi Capres Golkar tahun 2004. Meskipun lolos, Prabowo kalah suara oleh Wiranto.
Kedua, lewat Partai Gerindra yang didirikannya, Prabowo kembali mencalonkan diri sebagai capres pada Pilpres 2009. Niatnya menjadi capres gagal lantaran harus mengalah menjadi calon wakil presiden (cawapres) dari Ketua Umum PDIP Megawati setelah negosiasi alot kedua pihak.
Meski begitu, pada Pilpres 2009, Megawati-Prabowo kalah dari pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono.
Ketiga, Prabowo Subianto kembali mencoba peruntungan sebagai capres dengan pasangan Hatta Rajasa pada Pilpres 2014. Lagi, pasangan tersebut juga gagal setelah kembali menelan kekalahan dari pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Dan keempat, Prabowo Subianto kembali menelan kekalahan dari seorang Jokowi setelah kembali maju sebagai capres dengan pasangannya, Sandiaga Uno, pada Pilpres 2019. Saat itu, Jokowi menggandeng Ketua Majelis UIama Indonesia (MUI), Ma'ruf Amin.
Baca juga: 7 Link Live Streaming Pelantikan Presiden Prabowo Subianto, Dimulai Pukul 10.00 WIB Hari Ini
Peruntungan itu akhirnya datang ke mantan Danjen Kopassus TNI AD sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra itu setelah dirinya bergabung ke pemerintahan Jokowi sebagai Menhan dan maju menjadi capres pada Pemilu 2024.
Menggandeng putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, Prabowo memenangi Pemilu 2024 dengan mengalahkan pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Suka cita dan rasa syukur bagi seorang Prabowo lantaran dirinya akhirnya bisa menjadi Presiden RI setelah penantian panjangnya.
Kini Prabowo-Gibran dilantik menjadi Presiden dan wakil Presiden setelah ditetapkan sebagai pemenang Pemilihan Presiden oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Rabu (24/4/2024).
Baca juga: Pesan Said Abdullah untuk Pemerintahan Prabowo-Gibran, Perkuat 3 Agenda Strategis
Sosok dan biodata Prabowo Subianto
Prabowo Subianto lahir di Jakarta, pada tanggal 17 Oktober 1951, seperti dilansir dari Tribunnews.
Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto atau kerap disapa Prabowo Subianto dilantik sebagai Presiden RI Ke-8 pada Minggu (20/10/2024).
Sebelumnya, ia menjabat sebagai Menteri Pertahanan (Menhan) di era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk masa jabatan 2019-2024.
Selain menjabat sebagai Menhan, Prabowo juga merupakan ketua umum Partai Gerindra.
Ia menjabat sebagai Ketua Umum Partai Gerindra sejak 20 September 2014.
Untuk diketahui, Letjen TNI (Purn) Prabowo Subianto adalah anak dari pasangan Soemitro Djojohadikusumo dan Dora Marie Sigar.
Ia merupakan anak ketiga dari empat bersaudara.
Kedua kakaknya adalah perempuan yang bernama Biantiningsih Miderawati dan Maryani Ekowati.
Prabowo juga memiliki satu adik laki-laki, bernama Hashim Djojohadikusumo.
Dikutip dari laman gramedia.com, ayah Prabowo merupakan seorang pakar ekonomi dan juga politisi Partai Sosialis Indonesia yang saat itu baru saja selesai menjabat sebagai Menteri Perindustrian di Kabinet Natsir pada April 1952.
Sedangkan ibunya merupakan seorang wanita Kristen Protestan berdarah Minahasa.
Ibu Prabowo berasal dari keluarga Maengkom di Langowan, Sulawesi Utara.
Setelah kelahiran Prabowo Subianto, tak lama kemudian ayahnya, Soemitro diangkat kembali menjadi Menteri Keuangan pada Kabinet Wilopo.
Prabowo juga merupakan cucu dari Margono Djojohadikusumo, yaitu seorang pendiri Bank Negara Indonesia
Margono Djojohadikusumo juga pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Agung yang pertama.
Nama Prabowo sendiri merupakan nama yang diambil dari pamannya, Kapten Soebianto Djojohadikusumo,
Ia merupakan seorang perwira Tentara Keamanan Rakyat yang gugur pada Pertempuran Lengkong pada Januari tahun 1964 di Tangerang.
Masa kecil Prabowo dihabiskan di luar negeri, karena saat itu ayahnya terlibat dalam menentang Presiden Soekarno di Pemerintahan Revolusioner RI di Sumatera Barat.
Dikutip dari laman resmi Menhan, Prabowo kecil tercatat pernah menempuh pendidikan setingkat SD di Elementary School di Hongkong.
Kemudian menyelesaikan pendidikan dasar dalam ketika 3 tahun di Victoria Institution, Kuala Lumpur.
Selain itu, Prabowo juga pernah bersekolah di Zurich International School, Zurich, Swiss pada tahun 1963-1964.
Lalu sekolah setingkat SMA di The American School, London, Inggris pada kurun waktu 1964-1967.
Setelah kepulangan keluarganya dari luar negeri, saat itu jabatan presiden dipegang oleh Soeharto.
Pada tahun 1970, barulah Prabowo masuk ke Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI) di Magelang, Jawa Tengah.
Hingga kemudian pada Mei tahun 1983, Prabowo menikah dengan Siti Hediati Hariyadi.
Siti Hediati Hariyadi merupakan putri dari Presiden Soeharto dan Tien Soeharto.
Dari pernikahannya itu, Prabowo dan istrinya dikaruniai anak laki-laki bernama Ragowo Hediprasetyo atau Didiet.
Namun, pernikahan Prabowo tidak berjalan sampai lama.
Keduanya memutuskan untuk berpisah pada tahun 1998.
Sementara anaknya, Didiet, tumbuh di Boston, Amerika Serikat dan memilih profesi sebagai seorang desainer yang berbasis di Paris, Prancis.
Prabowo mengawali karier militernya selepas lulus dari AKABRI pada tahun 1974.
Pada tahun 1976, ia bertugas menjadi Komandan Pleton Grup I Para Komando Komando Pasukan Sandhi Yudha (Kopassandha) ronde dari operasi Tim Nanggala di Timor Timur.
Kemudian pada 1983, Prabowo dipercaya sebagai Wakil Komandan Detasemen 81 Penanggulangan Teror (Gultor) Komando Pasukan Khusus (Kopassus).
Setelah menyelesaikan pelatihan Special Forces Officer Course di Fort Benning, Amerika Serikat, Prabowo diberi tanggung jawab menjadi Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara.
Pada tahun 1995, dia sudah sampai posisi Komandan Kopassus, dan hanya dalam setahun sudah menjadi Komandan Jenderal Kopassus.
Salah satu pencapaian Prabowo ketika menjadi pimpinan Kopassus adalah Operasi Pembebasan Sandera Mapenduma.
Ketika itu, 12 peneliti disekap oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Operasi ini sukses menyelamatkan nyawa 10 dari 12 peneliti Ekspedisi Lorentz yang disekap oleh OPM.
Lima orang yang disandera adalah peneliti biologi asal Indonesia, sedangkan 7 sandera lainnya adalah peneliti dari Inggris, Belanda, dan Jerman.
Pada tanggal 21 Mei 1998, Presiden Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya dan digantikan oleh Habibie.
Habibie memberhentikan Prabowo dari jabatannya sebagai panglima Kostrad.
Prabowo juga pernah diadili berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Militer.
Dikutip dari laman partaigerindra.or.id, setelah pensiun dari dinas militer, Prabowo Subianto beralih menjadi pengusaha.
Ia mengabdi pada dua dunia, yaitu ia berhasil membeli Kiani Kertas dan menggantinya menjadi PT Kertas Nusantara.
Prabowo juga menguasai perusahaan Nusantara Group yang di dalamnya terdapat 27 perusahaan.
Nama mantan Pangkostrad dan Danjen Kopassus ini kembali mencuat, menyusul keikutsertaannya dalam konvensi calon presiden Partai Golkar.
Ketika dalam Musyawarah Nasional (Munas) VI Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) dan Kongres V Petani 5 Desember 2004 di Jakarta, dia terpilih menjadi Ketua Umum HKTI periode 2004-2009.
Prabowo kemudian mencalonkan diri menjadi presiden dari Partai Golkar pada Konvesi Capres Golkar 2004.
Meski lolos sampai putaran selanjutnya, Prabowo kandas di tengah jalan dan kalah suara oleh Wiranto.
Pada 2009, Prabowo juga pernah mencalon diri sebagai wakil presiden dan presiden bersama Megawati Soekarno Putri.
Kemudian pada 2014, Prabowo memperoleh dukungan menjadi Presiden.
Pada pemilihan presiden, Prabowo kembali maju dengan menggandeng Sandiaga Uno sebagai cawapres-nya.
Namun, kemenangan tidak berpihak kepada Beliau.
Pada tanggal 23 Oktober 2019, Prabowo dilantik menjadi Menteri Pertahanan ke-26 Republik Indonesia dalam Kabinet Indonesia Maju untuk periode 2019 sampai 2024.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com
meaningful
Prabowo Subianto
Calon Presiden
Anies Baswedan
Dedi Mulyadi
Tribun Jatim
TribunJatim.com
berita viral
survei capres
| Dampak Jika Rp 1000 Jadi Rp 1, Efisiensi Ekonomi hingga Daya Saing Kuat, Ekonom: Tidak Bisa Singkat |
|
|---|
| Pakar Beber Dugaan Motif di Balik Peledakan di SMAN 72 Jakarta: Kita Terlambat Tangani Perundungan |
|
|---|
| Pantas Satria Kaget Saldo Rekening Rp 10 Juta Lenyap setelah M-Banking Error, Ulah Teman Terkuak |
|
|---|
| 6 Hari Menghilang, Terungkap Kondisi Bilqis Korban Penculikan, Takut dan Trauma Ada di Bibir Hutan |
|
|---|
| Warga Wonogiri Heran Jam 1 Dinihari M-Banking Eror, Mendadak Ada Penarikan Rp10 Juta di Stasiun Solo |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jatim/foto/bank/originals/Prabowo-saat-bersantai-menghadapi-sebuah-ancaman.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.