Berita Viral
3 Fakta Kasus Balita SA Diduga Korban Penganiayaan, Kakek Korban Sebut 'Keajaiban' dan Bantahan Ibu
Kasus balita SA dengan dugaan mengalami kekerasan hingga retak tulang dan wajah lebam, kini memasuki babak baru.
Ringkasan Berita:
- Indah Marliantini membantah adanya penganiayaan, menyebut kondisi memprihatinkan anaknya tersebut disebabkan oleh penyakit genetik langka.
- Ketua Forum KPAID Jabar, Ato Rinanto, menyatakan bahwa secara kasat mata, timnya belum menemukan indikasi terjadinya kekerasan pada anak.
- Kakek korban, Piat Haris, sebelumnya telah melaporkan dugaan penganiayaan ke polisi setelah melihat kondisi SA yang parah, termasuk retak tulang di tangan dan kaki.
TRIBUNJATIM.COM - Berikut ini fakta lengkap kasus balita yang diduga jadi korban penganiayaan.
Mulai dari awal viralnya kasus hingga pengakuan sang ibu.
Kasus balita SA (2), yang videonya viral dengan dugaan mengalami kekerasan hingga retak tulang dan wajah lebam, kini memasuki babak baru.
Sang ibu, Indah Marliantini (23), dengan tegas membantah adanya penganiayaan, menyebut kondisi memprihatinkan anaknya tersebut disebabkan oleh penyakit genetik langka Osteogenesis Imperfecta (OI), yang membuat tulang rapuh dan mudah patah.
Bantahan ini muncul di tengah proses hukum yang telah berjalan menyusul laporan dari pihak kakek korban yang menuntut keadilan.
Indah Marliantini menjelaskan, hasil pemeriksaan medis di rumah sakit menunjukkan adanya kelainan bawaan pada SA.
"Diagnosis kata dokter anak saya mengidap penyakit OI (Osteogenesis Imperfecta)," ujar Indah saat ditemui, Selasa (12/11/2025).
Ia menuturkan, sebelum video viral, anaknya memang kerap mengalami nyeri mendadak dan muncul lebam, bengkak, atau luka ringan di wajah.
Kondisi ini sering muncul tanpa sebab yang jelas, kadang setelah anak bangun tidur atau mengalami demam di malam hari, dan sembuh dengan sendirinya.
Baca juga: Sosok Nurul Damayana, Pengusaha yang Hadiahkan Umrah Gratis ke Balita Makassar Korban Penculikan
Klarifikasi Ibu Diperkuat Asesmen KPAID
Indah juga memastikan bahwa kebutuhan anak dijaga dengan ketat, dan luka-luka yang ada adalah bagian dari kondisi bawaannya.
Pernyataannya ini didukung oleh temuan awal dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Jawa Barat yang telah mendatangi kediaman korban.
Ketua Forum KPAID Jabar, Ato Rinanto, menyatakan bahwa secara kasat mata, timnya belum menemukan indikasi terjadinya kekerasan pada anak.
Kondisi Psikologis: SA tampak tenang, mampu berinteraksi baik, dan tidak menunjukkan tanda-tanda trauma.
Pemulihan Luka: Luka yang semula serius kini berangsur membaik dalam waktu relatif singkat.
Ato menegaskan bahwa KPAID belum bisa menyimpulkan secara final dan mengimbau masyarakat untuk menunggu hasil diagnosis resmi dari rumah sakit serta kepolisian.
Baca juga: Balita di Mojowarno Jombang Hilang Diduga Tercebur di Sungai saat Dititipkan ke Kakak
Konteks Laporan Kakek Korban
Meskipun ibu korban membantah, kasus ini tetap berlanjut di kepolisian.
Kakek korban, Piat Haris, sebelumnya telah melaporkan dugaan penganiayaan ke polisi setelah melihat kondisi SA yang parah, termasuk retak tulang di tangan dan kaki.
Piat Haris sempat mengungkapkan bahwa dokter yang memeriksa cucunya terkejut dan menyebut SA mendapatkan "keajaiban masih bisa bertahan hidup."
Keyakinan adanya kekerasan fisik yang serius membuat kakek korban menuntut agar pelaku dihukum seberat-beratnya.
Kini, nasib kasus ini akan sangat bergantung pada hasil diagnosis medis resmi dari RSUD dr. Slamet Garut, yang akan menentukan apakah luka-luka SA murni disebabkan oleh penyakit genetik OI atau terdapat faktor kekerasan.
Baca juga: Update Cucu Aniaya Nenek Angkat di Pacitan, Polisi Amankan Pelaku dan Sajam, 2 Saksi Diperiksa
I. Fakta Awal (Dugaan Penganiayaan dan Kondisi Korban)
Identitas Korban: Balita berinisial SA (2), warga rumah susun Margawati, Garut Kota.
Video Viral: Kasus ini mencuat setelah video kondisi SA yang memprihatinkan menyebar cepat di grup WhatsApp, memicu evakuasi oleh polisi dan pemerintah setempat.
Kondisi Fisik: SA dievakuasi ke rumah sakit dengan kondisi: retak tulang di tangan dan kaki, lebam parah di wajah, serta pembengkakan di wajah.
Laporan Polisi: Pihak kakek korban, Piat Haris, telah melaporkan kasus ini ke polisi karena yakin luka tersebut bukan disebabkan oleh hal wajar.
Klaim Dokter (Kakek): Kakek korban menyebut dokter sempat menyatakan SA mendapatkan "keajaiban" masih bisa bertahan hidup dengan kondisi luka parah tersebut.
Tuntutan Keluarga: Kakek Piat Haris menuntut agar pelaku dihukum seberat-beratnya, bahkan jika pelaku berasal dari pihak keluarga.
II. Fakta Bantahan Ibu Korban (Indah Marliantini)
Bantahan Tegas: Ibu korban, Indah Marliantini (23), membantah adanya penganiayaan terhadap anaknya.
Diagnosis Dokter (Ibu): Hasil pemeriksaan dokter menyebut SA mengidap penyakit genetik langka bernama Osteogenesis Imperfecta (OI), yang menyebabkan tulang rapuh dan mudah patah akibat kelainan bawaan.
Pemicu Luka: Luka (lebam, bengkak, nyeri) kerap muncul mendadak tanpa sebab jelas, seringkali setelah anak bangun tidur atau mengalami demam di malam hari.
Kondisi Saat Sakit: Saat kambuh, SA yang aktif sering "megangin lukanya" atau mengorek luka ringan/sariawan dengan tangannya sendiri.
Hasil Rontgen: Sempat ditemukan adanya patah tulang ringan, namun SA dapat kembali aktif bermain dalam waktu tiga minggu.
III. Fakta Hasil Asesmen KPAID Jawa Barat
Asesmen Sementara: Ketua Forum KPAID Jabar, Ato Rinanto, melakukan asesmen langsung di kediaman korban.
Indikasi Kekerasan: Secara kasat mata, KPAID belum menemukan indikasi terjadinya kekerasan pada anak.
Kondisi Psikologis: Anak terlihat tenang, mampu berinteraksi baik, dan tidak menunjukkan tanda-tanda trauma.
Perkembangan Luka: Luka yang semula serius kini berangsur membaik dalam waktu relatif singkat, dan tangan yang diduga retak masih digunakan untuk beraktivitas normal.
Sikap KPAID: KPAID mengimbau masyarakat untuk tidak terburu-buru menjustifikasi dan mendorong rumah sakit/kepolisian segera merilis hasil diagnosis resmi. Mereka menghargai laporan yang dibuat oleh kakek korban ke polisi.
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id
Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com
TribunJatim.com
korban penganiayaan
berita viral
Tribun Jatim
meaningful
penyakit genetik langka
jatim.tribunnews.com
| Pulang Kerja Aiptu Maryono Selalu Dampingi Para Bocah Mengaji di Mushola Ayub bin Ali, Kades Bangga |
|
|---|
| Kepsek Dicopot Pasang Iuran Penghijauan Sekolah Rp 85 Ribu Per Anak, Ortu Protes Biayanya Beda-beda |
|
|---|
| Nasib Selebgram Selingkuhi Suami Korea, Na Daehoon Ceraikan Jule, Reaksi Jelang Sidang Terungkap |
|
|---|
| Wajah Syok Bupati Rapat Teriak 'Delapan Miliar!' saat Buah Jatuh, Bikin Semua ASN Ikut Terkejut |
|
|---|
| Sosok Polisi yang Bikin 2 Guru Abdul Muis Dipecat PTDH Lalu Dipenjarakan, Karir Pun Terancam Lengser |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jatim/foto/bank/originals/Indah-Marlianti-mengungkap-kondisi-anaknya.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.