Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Kata Purbaya soal Utang Whoosh, Sebut Mending Tak Bayar: Tapi Kan Ada Kebijakan Presiden

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa memiliki pendapat tersendiri terkait bayar utang Whoosh.

Dokumen Facebook Tribun Video
UTANG WHOOSH - Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan pendapatnya terkait utang Whoosh. Menurutnya lebih baik tidak dibayar namun ada kebijakan Presiden. Ia mengaku tetap akan mengikuti arahan Presiden Prabowo Subianto terkait penyelesaian utang Whoosh, Jumat (14/11/2025). 

Sementara pemerintah akan berperan dalam pengelolaan dan penguatan infrastruktur yang mendukung jalannya layanan kereta cepat tersebut.

Danantara berharap layanan Whoosh semakin diminati masyarakat, sekaligus menjaga keberlanjutan operasional yang efisien dan profesional.

Baca juga: Sadar Diomeli di TikTok, Purbaya Janjikan Solusi Jitu Buat Pedagang Thrifting: Industri Mati

PURBAYA - Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa usai rapat terbatas bersama Presiden Prabowo Subianto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (9/9/2025).
PURBAYA - Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa usai rapat terbatas bersama Presiden Prabowo Subianto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (9/9/2025). (Dok Biro Pers Sekretariat Presiden)

Rincian Utang Whoosh

Merangkum pemberitaan Kompas.com, jumlah investasi pembangunan Kereta Cepat Jakarta Bandung menembus sekitar 7,27 miliar dollar AS atau Rp 120,38 triliun (kurs Rp 16.500).

Dari total investasi tersebut, sekitar 75 persen dibiayai melalui pinjaman dari China Development Bank (CDB), dengan bunga sebesar 2 persen per tahun.

Utang pembangunan Whoosh dilakukan dengan skema bunga tetap (fixed) selama 40 tahun pertama.

Bunga utang KCJB ini jauh lebih tinggi dari proposal Jepang yang pada 2015 menawarkan bunga 0,1 persen per tahun.

Namun dalam perjalanannya, karena PT KCIC kewalahan membayar besarnya utang pokok dan bunga tersebut.

Danantara dan CDB pun kini tengah melakukan negosiasi restrukturisasi supaya cicilan lebih rendah. 

Beberapa opsi muncul, salah satunya tenor utang lebih lama yakni 60 tahun.

Baca juga: Prabowo Minta Masyarakat Tak Ribut Masalah Kereta Cepat: Saya Sekarang Tanggung Jawab Whoosh

Sebagian besar pembiayaan proyek Whoosh memang ditopang dari pinjaman CDB, ditambah penyertaan modal pemerintah lewat APBN, serta kontribusi ekuitas konsorsium BUMN Indonesia dan perusahaan China sesuai porsi sahamnya masing-masing di KCIC.

Selain itu, total investasi tersebut sudah menghitung tambahan biaya akibat pembengkakan biaya (cost overrun) yang mencapai 1,2 miliar dollar AS, di mana 60 persen tambahan biaya untuk menutup cost overrun ditutup dari utang baru.

Sisanya berasal dari patungan modal BUMN Indonesia dan pihak China yang menggarap proyek ini. Namun untuk bunga utang tambahan lebih tinggi, yakni di atas 3 persen per tahun.

Sementara sisa Cost overrun itu ditanggung oleh kedua belah pihak, di mana 60 persen ditanggung oleh konsorsium Indonesia dan 40 persen ditanggung oleh konsorsium perusahaan China yang terlibat di proyek KCJB.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved