Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Kisah Nasir Nyambi Jadi Buruh Angkut Barang di Pelabuhan, Gaji Honorer Satpol PP Rp750.000 Tak Cukup

Nasir mulai nyambi jadi buruh angkat barang di Pelabuhan Makassar usai tiga tahun mengabdi sebagai Satpol PP.

|
Penulis: Alga | Editor: Alga W
TRIBUN-TIMUR.COM/Muslimin Emba
NYAMBI - Muhammad Nasir (38) buruh angkut barang (bagasi) ditemui di depan gerbang utama Pelabuhan Soekarno-Hatta, Jl Nusantara, Kecamatan Wajo, Makassar, Sabtu (15/11/2025). Nasir juga berprofesi sebagai honorer provost Satpol PP Pemkab Maros. 

Nasir harus asing dengan kebiasaan libur akhir pekan bersama keluarga.

Ia rela meninggalkan waktu berkumpul dengan keluarga di waktu senggang, demi menunaikan tugas dan tanggung jawab sebagai kepala keluarga.

Berkendara motor sejauh 36 kilometer dari rumahnya di Jl Poros Bantimurung, Kabupaten Maros, ke Pelabuhan Makassar, bukan lagi hal baru.

Sembilan tahun terakhir, ia telah melakoni kebiasaan tersebut.

Bukan karena tak sayang keluarga, tapi lebih kepada memastikan dapur tetap ngebul.

"Kalau dibilang cukup (gaji Satpol PP), itu jauh dari cukup. Tapi alhamdulillah dicukup-cukupkan saja," ucap ayah dua anak ini.

Baca juga: Niat Rekam Atap Kelas Ambruk Buat Minta Bantuan, Guru Minta Maaf: Biar Oknum Anggota Dewan Lihat

Sementara nyambi jadi buruh angkut barang juga bukanlah perkara yang mudah.

Butuh kekuatan fisik, mental, serta sapu tangan yang tak lepas dari pundak untuk mengusap keringat bercucuran.

Sambil menunggu penumpang yang ingin dibantu mengangkat barang, Nasir menceritakan suka duka kehidupannya.

Jika ada mobil melintasi gerbang masuk Pelabuhan Makassar, matanya sesekali melirik.

"Kalau ada mobil penumpang masuk, kita biasa lomba-lomba masuk tawarkan (jasa) mau diangkat barangnya atau tidak," ujar Nasir.

"Kalau misalkan tidak mauji, yah... kita kembali keluar sini menunggu," lanjutnya menceritakan skema kerja buruh angkut barang.

Jika berminat menggunakan jasa, Nasir akan mengangkat barang penumpang hingga ke tempat tidur dalam kapal seusai tertera di tiket.

Begitu juga saat ada kapal yang sandar di pelabuhan yang beroperasi sejak abad 16 ini.

Sejumlah porter atau buruh angkut barang saat mengangkut barang-barang milik penumpang di Pelabuhan Tanjung Perak, pada Sabtu (24/6/2017)
Sejumlah porter atau buruh angkut barang saat mengangkut barang-barang milik penumpang di Pelabuhan Tanjung Perak, pada Sabtu (24/6/2017). (TRIBUNJATIM.COM/PRADHITYA FAUZI)

Nasir mengaku, harus berdesakan menaiki tangga kapal demi menawarkan jasa angkut ke penumpang yang hendak turun.

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved