Berita Viral
Gambaran Kehidupan Akhir Zaman Es Terjawab dari RNA Tertua Makhluk yang Diawetkan 40.000 Tahun Lalu
Ternyata begini gambaran kehidupan akhir zaman es yang terjadi puluhan tahun yang lalu, belakangan terjawab dari sebuah penemuan besar.
Penulis: Ignatia | Editor: Ignatia Andra
Love Dalén, profesor genomik evolusioner di Centre for Palaeogenetics dan penulis senior studi yang diterbitkan di jurnal Cell, menjelaskan peran krusial RNA.
“Semua sel dalam organisme, mereka memiliki DNA yang sama, baik sel otak atau sel hati atau sel otot. Yang membuat sel-sel ini berbeda satu sama lain pada dasarnya adalah RNA,” kata Dalén dikutip CNN.
“Ini tentang bagaimana gen mana yang dihidupkan dan dimatikan di berbagai jenis sel.”
Baca juga: Alasan Proyek Jalan Kedungdendeng-Jipurapah di Jombang Senilai Rp2 M Tertunda, Warga Masih Menanti
Dalam penelitian ini, tim menguji 10 sampel jaringan mamut beku. Hanya satu sampel—milik Yuka—yang menghasilkan data pengurutan detail yang dapat mengungkapkan fungsi gen hewan itu saat mati.
Sinyal Otot Sebelum Kematian
Dari data yang diperoleh, para peneliti mendeteksi molekul messenger RNA (yang mengkode protein) serta microRNA (yang mengatur aktivitas gen).
"Gabungan keduanya mengungkapkan biologi yang terjadi di sel-sel mamut ini tepat sebelum ia mati," kata Emilio Mármol Sánchez, penulis utama studi dari Globe Institute di University of Copenhagen.
Data tersebut menyarankan adanya "predominasi serat otot slow-twitch di jaringan mamut," yang diduga merupakan "denyutan terakhir" jaringan tersebut.
Sebagai contoh, salah satu protein aktif yang ditemukan adalah titin (terkait elastisitas otot) dan nebulin (terlibat dalam kontraksi otot rangka).
“MicroRNA spesifik otot yang kami temukan di jaringan mamut adalah bukti langsung regulasi gen yang terjadi secara real time di zaman purba,” kata Marc Friedländer, rekan penulis studi.
“Ini adalah kali pertama, hal seperti ini dicapai.”
Erez Lieberman Aiden, seorang profesor yang tidak terlibat dalam riset ini, mengatakan masuk akal secara biologis bahwa otot mamut masih aktif menjelang kematian.
"Gagasan bahwa Anda dapat mendeteksi ekspresi spesifik jaringan cukup mengesankan," kata Aiden.
Membuka Jalan Baru untuk Evolusi Virus dan De-Extinction
Dalén, yang sebelumnya mengurutkan DNA mamut tertua di dunia, percaya bahwa teknik perintis timnya berpotensi membuka jalan baru penelitian ilmiah tentang masa lalu.
Jika dapat diterapkan lebih luas, pendekatan ini akan menawarkan cara untuk mempelajari evolusi virus purba, banyak di antaranya hanya ada dalam bentuk RNA, seperti virus yang menyebabkan Covid-19.
Lebih jauh, Dalén, yang juga penasihat ilmiah bagi perusahaan bioteknologi Colossal Biosciences (yang bertujuan menghidupkan kembali mamut), mengatakan teknik ini dapat membantu upaya de-extinction (menghidupkan kembali spesies punah).
akhir zaman es
molekul RNA kuno
mamut remaja
permafrost (tanah beku abadi).
Multiangle
meaningful
berita viral
TribunJatim.com
| Cucu Telanjur Jual 26 Gram Emas Nenek HANYA Sebesar Rp 7 Juta, Korban Merugi hingga Rp 60 Juta |
|
|---|
| Warga Heboh Petugas PPSU Temukan Bayi Hidup di Tumpukan Sampah, Dimasukkan ke Dalam Goodie Bag |
|
|---|
| Daftar Kendaraan yang Diblokir Pertamina Imbas Melanggar Aturan BBM Subsidi, 394 Ribu Nomor Dirilis |
|
|---|
| Kisah Aldo, Pria Indonesia yang Terlibat Rakit Robot Pembersih Sampah Satelit Luar Angkasa di AS |
|
|---|
| Calon Pegawai PPPK Batal Diangkat usai Bully Remaja Tunagrahita Sampai Tewas, Pemda: Kami Tarik |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jatim/foto/bank/originals/Ilustrasi-seekor-Mamoth-yang-RNA-nya-masih-hidup.jpg)