Berita Viral
Firdiansyah Balas Cibiran saat Resign dari Perusahaan Elit, 16 Tahun Berlalu Kini Dikenal Dunia
Dicibir 'gila' hingga 'tak waras' tak membuat Firdiansyah berkecil hati dan malah memacunya menjadi semakin optimis meraih mimpi.
Penulis: Ignatia | Editor: Ignatia Andra
Ringkasan Berita:
- Seorang mantan karyawan perusahaan ternama di Jakarta resign untuk mencoba bisnis sendiri
- Cuma berbekal uang Rp 20 juta dari BPJS Ketenagakerjaan setelah resign
- Firdiansyah kini dikenal dunia karena bisnis dan karyanya untuk anak bangsa
TRIBUNJATIM.COM - Seorang mantan karyawan perusahaan ternama di DKI Jakarta akhirnya meraih kesuksesannya setelah yakin resign dari kantor lamanya.
Kantor lamanya itu memberi Firdiansyah segala yang diinginkan kebanyakan orang-orang pekerja.
Kursi Firdiansyah di kantor itu adalah tempat yang banyak diimpikan oleh orang-orang.
Ketika resign, Firdiansyah tentu saja langsung menjadi cibiran.
Pasalnya, meninggalkan gaji sebesar puluhan juta rupiah merupakan hal yang tak biasa, tetapi Firdiansyah tetap sabar dan optimis.
Perjalanan karir Firdiansyah
Firdiansyah (40), masih ingat betul bagaimana temannya menganggapnya gila karena keputusannya keluar kerja demi bisa membangun Kampong Robot di Ciputat, Tangerang Selatan.
Padahal pada 2007, Firdiansyah bekerja di tempat yang banyak diimpikan oleh orang-orang, yakni perusahaan telekomunikasi di kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta.
Gajinya juga sudah menyentuh angka belasan juta, nominal yang cukup besar pada 2007, lengkap dengan rutinitas harian ber-dasi, gedung tinggi, dan kenyamanan kelas menengah perkotaan.
Namun di tengah zona aman itu, Firdiansyah justru memilih berjalan ke arah yang tak banyak dipahami oleh orang-orang saat itu.
"Saya sudah di stigma orang gila karena saya keluar dari perusahaan pusat telekomunikasi," ujar Firdiansyah kepada Kompas.com, seperti dikutip TribunJatim.com, Kamis (20/11/2025).
Baca juga: Daftar Hukuman yang Didapat Rizky Kiper asal Bandung di Kamboja Jika Tak Dapat 20 Nomor Orang Kaya
Ia keluar tanpa pesangon, hanya mengandalkan dana BPJS Ketenagakerjaan sekitar Rp 20 juta.
Dari dana itulah Firdiansyah merintis pendidikan robotik pertama kali di Serang, Banten.
Tekad itu muncul dari keprihatinannya terhadap akses teknologi di Indonesia pada masa itu.
Robotik hanya bisa dipelajari di sekolah-sekolah tertentu, biasanya internasional dan berbiaya mahal.
Sementara sebagian besar sekolah negeri dan swasta biasa, terlebih di daerah, hampir tak tersentuh sama sekali.
"Kenapa generasi teknologi Indonesia tidak dibangun dengan baik? Kenapa hanya anak sekolah elite yang bisa akses robotik?” kata dia.
Berbekal gelar teknik dari ITS Surabaya dan tabungan BPJS Ketenagakerjaan, Firdiansyah berangkat ke Serang.
Di sana, dia memulai semuanya sendirian, menyusun kurikulum, membuat silabus, merancang modul pelatihan, hingga melakukan pemasaran dari sekolah ke sekolah.
Tidak ada tim, tidak ada investor dan juga tidak ada mentor bisnis. Semuanya dikerjakan sendiri.
"Basically waktu itu memang saya memulai semua dari nol," kata dia.
Selama dua tahun pertama, sekolah yang ia jangkau tak stabil, kadang hanya tiga, naik jadi lima, lalu turun lagi jadi dua.
Kondisi yang seperti itu membuat dirinya berkali-kali ingin menutup bisnisnya.
Ia mengaku sempat merasa apa yang dilakukan sia-sia.
Baca juga: Tangis Penyesalan 22 Pelajar di Tuban, Sungkem ke Orang Tuanya usai Terjaring Razia Balap Liar
“Saya mau menyerah. Stres luar biasa,” kenang Firdiansyah.
Namun, setiap kali mundur, ada sesuatu yang menariknya kembali, yaitu keyakinan bahwa anak Indonesia harus disiapkan untuk masa depan yang berbeda dengan masa kini.
“Anak-anak masa depan tidak bisa disiapkan dengan cara-cara sekarang, harus menjadi generasi masa depan yang kreatif,” ujar dia.
Belajar dari profesional
Oleh karena itu, Firdiansyah memutuskan keluar dari zona nyamannya dan pergi ke luar negeri pada 2009.
Saat itu negara yang didatanginya masih di kawasan ASEAN, yakni Singapura dan Malaysia.
Di sana, dia mengikuti seminar, mendengar cerita bisnis orang lain, dan belajar bagaimana edukasi teknologi dibangun.
“Saya jadi orang paling dungu di ruangan. Saya cuma dengerin, nyatet, belajar. Dari situ saya melihat polanya,” kata dia.
Ia kemudian kembali ke Jakarta, bertemu pemain-pemain industri yang jauh lebih mapan dan memaparkan ide-ide yang ia punya.
Namun, tak sedikit yang menertawakan idenya, bahkan ada yang meremehkannya.
Baca juga: Rokok dan Miras Ilegal Senilai Rp 870 Juta Hasil Operasi Gabungan Dimusnahkan di Trenggalek
Namun dari rangkaian pengalaman itu, Firdiansyah menemukan satu pola penting bahwa robotik bukan sekadar pelajaran teknologi, tetapi gabungan edukasi dan hiburan.
Dia menyebutnya, edutainment, gabungan antara edukasi dan hiburan, yang harus dikemas menarik agar diterima sekolah dan orangtua.
Strategi baru itu perlahan membuka jalan. Sekolah yang bekerja sama meningkat menjadi belasan, puluhan, hingga ratusan.
Setelah 16 tahun berjalan, total ada sekitar 1.000 sekolah yang terinspirasi program robotik yang dia rintis.
“Itu average. Secara total mungkin lebih dari itu,” ujar Firdiansyah.
16 tahun berlalu
Usaha keras itu berbuah manis.
Pada 2022, Firdiansyah diganjar penghargaan dari asosiasi robotik internasional sebagai salah satu pusat robotik terbaik dunia untuk penjualan dan inspirasi.
Baca juga: Hidup Tanpa Aplikasi, Kisah Opang yang Masih Bertahan di Gondangdia, Juanda, dan Senen
Kini, total sekolah yang masuk dalam jejaringnya sudah mencapai sekitar 2.000.
Firdiansyah menyadari ini bukan lagi sekadar bisnis, melainkan misi jangka panjang.
Visinya jelas, yaitu pada 2030, ada 3.000 sekolah yang terinspirasi dan terlibat dalam edukasi robotik di Indonesia.
“Berarti empat tahun ke depan saya harus nambah 1.000 lagi dengan pola yang sudah saya siapkan,” kata Firdiansyah.
Baca juga: Status Gunung Semeru Awas, 178 Orang Terjebak di Ranu Kumbolo Siap Dievakuasi Pagi ini
Salah satu tonggak terbesarnya yang terjadi baru-baru ini adalah ketika bekerja sama dengan pengembang BSD City untuk menggelar kompetisi robotik berskala Asia Tenggara pada Oktober 2025.
Lebih dari 1.000 anak dari seluruh ASEAN datang, termasuk ratusan dari Malaysia dan Singapura.
Juri berjumlah 100 orang, panitia 200, dan total peserta yang datang mencapai 1.500 orang dengan anggaran sebanyak Rp 1 miliar.
“Ini membuktikan bahwa Indonesia bisa membuat lomba robotik terbaik di dunia," kata dia.
Baca juga: Heboh Status WA Minta Tolong, Pencari Burung Dikabarkan Jatuh di Gunung Malang Bondowoso, Jemput
Kini, karya-karya robotnya terpajang di satu tempat bernama Kampong Robot. Hal itu menjadi ikon baru yang memadukan seni dan teknologi.
Tempat yang berada di Jalan Cilalung, Ciputat, Tangerang Selatan, itu menjadi ruang bagi anak-anak, orangtua, dan sekolah untuk melihat dunia robotik secara lebih dekat. Sesuatu yang dulu hanya bisa ditemukan di luar negeri.
“Kalau orang lain bisa bikin robot mahal, kenapa kita tidak bisa bikin robot yang lebih murah dan bisa diakses semua anak?” ujar dia.
Berita viral lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
Kampong Robot
Ciputat
Tangerang Selatan
perusahaan pusat telekomunikas
mantan karyawan
Multiangle
berita viral
TribunJatim.com
| Rizki Bohong Ngaku Korban Penyiksaan di Kamboja, Klaim Ditawari Main Bola Kini Berbeda: Ingin Pulang |
|
|---|
| Alasan Guru Nur Aini Keluhkan Jauhnya Tempat Mengajar, Singgung Ulah Kepsek, Sanksi Berat Menanti |
|
|---|
| Lurah Kecewa Sopir Main Voli saat Warga Butuh Ambulans: ini Soal Nyawa, Puskesmas Alibi Salah Paham |
|
|---|
| Nasib Siswa Pemicu Persoalan Rp 20 Ribu untuk Honorer Sampai Presiden Turun, Jejak Perbuatan Terkuak |
|
|---|
| Imbas Jembatan Putus, MBG Ditarik Ulur Menyeberangi Sungai Pakai Tali, Kades: Tidak ada Jalan Lain |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jatim/foto/bank/originals/Owner-Kampong-Robot-bercerita-tentang-prestasinya-membangun-bisnis.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.