Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Tiap Hari Siswa SD Naik KRL Sendirian Jam 4 Pagi hingga Pihak Sekolah Cemas, Ibu Tak Mau Pindahkan

Tengah viral di media sosial sosok siswa SD tiap hari sekolah naik KRL jam 4 pagi. Alasannya terungkap.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Ani Susanti
Instagram @jabodetabek24info
SISWA NAIK KRL - Seorang siswa SD di Duren Sawit harus berangkat sekolah sendiri menggunakan KRL sejak subuh dari Tangerang hingga pihak sekolah cemas. Kondisi terbarunya terungkap. 

“Saat ini dia sudah mau. Senin besok dia sudah berada di Duren Sawit, di wilayah Klender, bersama temannya laki-laki, di rumah temannya laki-laki, diurus oleh orangtua temannya,” kata Farida.

Baca juga: Nasib 4 Sekolah Swasta Ditutup Pemkab Padahal Sudah Puluhan Tahun Berdiri, Tak Ada Murid Sama Sekali

Keputusan ini diambil untuk menjaga kesehatan dan keselamatannya, mengingat ia harus berangkat sejak subuh tanpa alat komunikasi pribadi.

“Kalau dari sana itu dilepas sama ibunya sendiri, dia menitipkan sama penjaga di stasiun kereta. Jadi masuk sampai JakLingko aman, terus turunnya juga aman,” tambah Farida.

"Perlu kami jaga juga nih anak begitu. Jangan sampai juga ada apa-apa di jalan," lanjutnya.

Rencana untuk memindahkan sang anak ke sekolah yang lebih dekat baru dapat diproses setelah pembagian rapor semester pada pertengahan Desember 2025.

Hingga proses tersebut berjalan, ia akan tetap tinggal di rumah temannya di Duren Sawit.

Sementara itu, potret miris terlihat di Kampung Waumi, Kampung Ajam, dan Kampung Waripi, Distrik Manekar, Kabupaten Tambrauw, Provinsi Papua Barat Daya.

Para murid di sana harus seberangi sungai tiap hari untuk pergi ke sekolah.

Mereka yang merupakan murid sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah atas (SMA) kesulitan pergi ke sekolah akibat tidak adanya jembatan penyeberangan.

Mereka harus menuju distrik lain, seperti Kebar untuk bersekolah karena belum ada fasilitas pendidikan di daerah mereka.

Untuk menuju distrik lain, satu satunya akses warga yakni menyeberangi dan nyebur ke Kali Api.

Saat curah hujan tinggi, para pelajar kesulitan menyeberangi kali.

"Kami terpaksa membuka sepatu dan melipat celana panjang hingga lutut kalau melintas di Kali Api Kebar," kata salah satu pelajar SMA Negeri Kebar Kabupaten Tambrauw, Yohanis Ajam, Kamis (20/11/2025).

Baca juga: Viral Video Siswa SD Nganjuk Nyeker di Jalan Berlumpur, Bupati Marhaen Langsung Terjun ke Lokasi

Jarak permukiman warga di tiga kampung tersebut ke sekolah di Distrik Mawabuan dan Distrik Kebar sekitar satu kilometer.

Karena akses yang sulit, sebagian pelajar kadang batal pergi ke sekolah.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved