Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ambruk

Santri Korban Tragedi Ponpes Al Khoziny Sempat Tanya ke Orangtua Soal 'Hidup Mulia atau Mati Syahid'

Tubuh Zubaidah ibunda Irham Ghifari (15) santri korban tragedi Ponpes Al Khoziny, ambruk saat duduk di salah satu kursi ruang tunggu RS

|
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Ndaru Wijayanto
TRIBUNJATIM.COM/LUHUR PAMBUDI
TRAGEDI PONPES AL KHOZINY - Tubuh Zubaidah ibunda Irham Ghifari (15) ambruk saat duduk di salah satu kursi di ruang tunggu keluarga RS Bhayangkara Surabaya, pada Senin (13/10/2025) malam, selama menyaksikan tubuh sang anak dalam peti jenazah disalatkan. 

 

Ringkasan Berita:
  • Irham Ghifari (16), salah satu korban tewas, disalatkan di RS Bhayangkara Surabaya. Ibunya, Zubaidah, syok berat hingga ambruk saat melihat peti jenazah anaknya.
  • Terakhir komunikasi dengan orang tua terjadi hanya dua jam sebelum bangunan ponpes bertingkat empat itu ambruk pada Senin (29/9/2025).
  • Masih ada 12 kantong jenazah belum teridentifikasi, terdiri dari 9 jenazah utuh dan 3 body part.

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Tubuh Zubaidah ibunda Irham Ghifari (15) santri korban tragedi Ponpes Al Khoziny, ambruk saat duduk di salah satu kursi di ruang tunggu keluarga RS Bhayangkara Surabaya, pada Senin (13/10/2025) malam, selama menyaksikan tubuh sang anak dalam peti jenazah disalatkan. 

Beruntung, sebelum ambruk, tubuhnya di dekap beberapa orang petugas dan relawan dari Dinsos Jatim yang mendampinginya. Ia terus menerus menangis sejak pertama kali melihat peti jenazah sang anak diletakkan di area sisi kiblat ruangan tersebut. 

Sesekali berhenti menangis dan terisak beberapa kali. Tatapan mata Zubaidah yang kosong malah tertambat pada peti jenazah sang anak berwarna cokelat. 

Begitu seterusnya, hingga tubuh perempuan berkerudung hitam dan berbusana muslim terusan warna kuning itu, dibopong oleh beberapa orang kerabat yang baru tiba untuk dibawa pergi dari ruang tersebut. 

Ayahanda Irham Ghifari, M Faisol menceritakan bahwa terakhir kali dirinya berkomunikasi dengan sang anak, tatkala Irham meminta dikirimi uang saku tambahan. 

Momen tersebut terjadi sekitar pukul 14.00 WIB, pada Senin (29/9/2025) atau sekitar dua jam sebelum ambruknya bangunan bertingkat empat itu. 

"Itu komunikasi terakhir saya dengan dia," ujarnya saat ditemui TribunJatim.com, seusai mensalatkan jenazah sang anak di RS Bhayangkara Surabaya, pada Senin (13/10/2025). 

Baca juga: 2 Jenazah Ponpes Al Khoziny Teridentifikasi, Khofifah Tenangkan Orangtua: Anak Saya Hafal Kitab Bu

Baca juga: Driver Ojol Asal Sidoarjo Dibegal Penumpang di Sampang, Tubuh Dibakar Sebelum Motor Dibawa Kabur

Namun, pertemuan terakhir M Faisol dengan sang anak terjadi pada Jumat (26/9/2025) atau tiga hari sebelum tragedi. 

Ia sengaja berkunjung ke ponpes karena sang anak mengeluh ingin dibelikan celana abu-abu baru agar dapat dipakai bersekolah pada Senin harinya. 

Setelah membeli celana yang diinginkan oleh sang anak di koperasi ponpes. M Faisol mengajak anaknya makan bersama di sebuah kafe dekat ponpes. 

Selama di sana, meskipun sudah dipaksa memesan makanan, sang anak ternyata cuma memesan minuman. 

"Saya ketemu di hari jumat mengajak anak saya beli celana itu. Lalu sebelum jum'atan saya ajak makan. Dia enggak mau makan. Maunya beli minum aja," katanya. 

Baca juga: Firasat Adik Santri Sebelum Tragedi Ponpes Al Khoziny, Menangis Minta Kakaknya Segera Pulang

Lalu di tengah pertemuan dan obrolan yang mengalir santai antara bapak dan anak itu, Irham mendadak bertanya tentang suatu hal. 

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved