Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

LDII Serukan Semangat Kepahlawanan 10 November, Momentum Tanamkan Nasionalisme dan Etika Publik

Pertempuran Surabaya harus diwarisi dalam bentuk kerja nyata bagi Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso

Editor: Samsul Arifin
istimewa
PERJUANGAN PAHLAWAN - Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso menyerukan agar generasi muda menjaga semangat perjuangan para pahlawan 

Ringkasan Berita:
  • KH Chriswanto Santoso menegaskan bahwa semangat Pertempuran Surabaya harus diwarisi dalam bentuk kerja nyata. 
  • LDII berkomitmen menanamkan nilai nasionalisme dan keikhlasan berjuang melalui dakwah, pendidikan karakter, dan pengabdian masyarakat. 
  • Sejarawan Singgih Tri Sulistiyono menekankan bahwa pahlawan masa kini berjuang melalui pengetahuan, kreativitas, dan keberanian moral.

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso menyerukan agar generasi muda menjaga semangat perjuangan para pahlawan, di hari-hari yang menentukan pada 10 November 1945 itu,

 “Mempelajari sejarah, berarti mempelajari jati diri bangsa agar semakin percaya diri menghadapi tantangan zaman, terutama dalam membangun kemandirian, persatuan, dan moral kebangsaan,” tegas KH Chriswanto.

“Pertempuran Surabaya adalah simbol keberanian dan pengorbanan tanpa pamrih. Para pejuang saat itu melawan penjajahan dengan senjata seadanya, tapi memiliki keyakinan yang kuat terhadap kemerdekaan dan martabat bangsa. Semangat itu harus kita warisi dalam bentuk kerja nyata untuk bangsa,” ujarnya.

Ia menekankan, pada era globalisasi dan digitalisasi, perjuangan tidak lagi di medan tempur, melainkan di medan sosial kemasyarakatan, ilmu pengetahuan, ekonomi, dan akhlak.

“Sekarang kita berjuang melawan kemiskinan, kebodohan, dan disintegrasi. Bentuk kepahlawanan masa kini adalah berkontribusi positif di bidang masing-masing, menjaga persatuan, dan menguatkan nilai-nilai moral dalam kehidupan bermasyarakat,” jelasnya.

Baca juga: Musda X LDII Surabaya, Akhmad Setiadi Terpilih Aklamasi Pimpin LDII Surabaya dalam Musda X

Nilai Perjuangan dalam Pembinaan Karakter Anak Bangsa

Chriswanto juga menegaskan bahwa nilai-nilai perjuangan harus diinternalisasi dalam pendidikan dan pembinaan karakter anak bangsa.

Ia menilai peringatan Hari Pahlawan setiap 10 November bukan sekadar seremoni, melainkan momentum untuk menanamkan jiwa nasionalisme, rela berkorban, disiplin, dan tanggung jawab sosial.

“Kami berkomitmen menanamkan semangat nasionalisme dan keikhlasan berjuang pada generasi muda melalui kegiatan dakwah, pendidikan karakter, dan pengabdian masyarakat. Kita ingin melahirkan pahlawan masa kini yang berilmu, berakhlak, dan berdedikasi,” tambahnya.

KH Chriswanto berharap, semangat kepahlawanan itu terus hidup dalam setiap langkah pembangunan bangsa. “Kita tidak boleh melupakan sejarah. Tanpa pengorbanan para pahlawan, kita tidak akan menikmati kemerdekaan hari ini. Kini tugas kita adalah menjaga dan mengisi kemerdekaan dengan kerja keras, kejujuran, toleransi dan persatuan,” pungkasnya.

Sementara itu, sejarawan sekaligus Ketua DPP LDII Singgih Tri Sulistiyono, menegaskan Hari Pahlawan 10 November bukan hanya peringatan pertempuran Surabaya, melainkan momentum lahirnya kesadaran kolektif bangsa tentang arti kemerdekaan yang diperjuangkan melalui pengorbanan dan solidaritas. 

Guru Besar Ilmu Sejarah Universitas Diponegoro (UNDIP) itu menilai, generasi muda harus memaknai Hari Pahlawan tidak lagi terletak pada perjuangan fisik, melainkan keberanian moral untuk berjuang di bidangnya masing-masing.

“Kalau dulu perjuangan dilakukan dengan senjata, kini perjuangan adalah melawan kemalasan berpikir, korupsi nilai, dan hilangnya idealisme,” ujarnya. 

Singgih menambahkan, semangat 10 November perlu diwujudkan melalui integritas, tanggung jawab sosial, dan kerja nyata bagi kemajuan bangsa.

“Namun, generasi kini menghadapi bentuk perjuangan baru di era kemerdekaan dan globalisasi, yakni penjajahan nilai seperti individualisme dan pragmatisme. 

“Esensinya tetap sama, yakni keberanian, pengabdian, dan cinta tanah air. Hanya bentuknya yang berubah—dari mengangkat senjata menjadi perjuangan dengan pengetahuan, kreativitas, dan integritas moral,” katanya.

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved