Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Manfaatkan Limbah Ikan Jadi Pakan Ternak, UMKM Aby Culinary Trenggalek Naik Kelas sebagai IKM Hijau

Manfaatkan limbah tulang dan kulit ikan menjadi pakan ternak bernilai ekonomis, UMKM Aby Culinary Trenggalek naik kelas menjadi IKM Hijau.

Istimewa/Dokumentasi Protokol Pimpinan Trenggalek
UMKM - Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten Trenggalek, Novita Hardini mengunjungi Aby Culinary di Desa Karangsoko, Kecamatan/Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Selasa (18/11/2025). Aby Culinary berhasil naik kelas dari Usaha Mikro Kecil Menengah menjadi Industri Kecil Menengah Hijau. 
Ringkasan Berita:
  • UMKM Aby Culinary "Fish Miracle Trenggalek" kini menjadi Industri Kecil Menengah (IKM) Hijau.
  • Aby Culinary Trenggalek berhasil memanfaatkan limbah tulang dan kulit ikan menjadi pakan ternak bernilai ekonomis.
  • Pada tahun 2025, Aby Culinary mendapat program Dapati yang menjadi titik balik dalam pengolahan limbah produksi mereka.

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Sofyan Arif

TRIBUNJATIM.COM, TRENGGALEK - Pelaku usaha lokal di Trenggalek, Jawa Timur, terus didorong untuk naik kelas.

Karena itu, Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kabupaten Trenggalek, Novita Hardini, bersinergi dengan berbagai pihak.

Berkat sinergi dengan Kementerian Perindustrian, Anggota Komisi VII DPR RI itu, mengantarkan UMKM Aby Culinary "Fish Miracle Trenggalek" menjadi Industri Kecil Menengah (IKM) Hijau.

Kolaborasi ini diwujudkan bersama Balai Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri (BSPJI) Surabaya yang memberikan pendampingan serta bantuan alat pengolahan limbah.

Aby Culinary, yang berlokasi di Desa Karangsoko, Kecamatan Trenggalek, berhasil memanfaatkan limbah tulang dan kulit ikan menjadi pakan ternak bernilai ekonomis, sehingga tidak lagi mencemari lingkungan.

Menurut Novita, BSPJI Jawa Timur memberikan pendampingan menyeluruh, termasuk penyediaan alat yang mampu mengubah tulang ikan menjadi pasta atau bahan pakan ternak.

"Dulu limbah seperti tulang dan kulit ikan dibuang ke TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) dan menjadi sumber pencemaran. Sekarang tidak ada yang tersisa. Semua bisa dimanfaatkan dan sudah ada pembelinya," ujar Novita saat mengunjungi Aby Culinary, Senin (17/11/2025).

Ia menegaskan, keberlanjutan usaha harus menjadi prioritas.

Bukan hanya memikirkan keuntungan jangka pendek, tetapi juga dampaknya terhadap lingkungan dan generasi mendatang.

"Kalau kita hanya memikirkan nilai ekonomis lima atau 10 tahun ke depan tanpa mempertimbangkan 20-50 tahun ke depan, kita tidak bisa disebut benar-benar kaya sebagai bangsa," tegasnya.

Baca juga: Kunjungi Sejumlah PAUD di Trenggalek, Novita Hardini Bacakan Dongeng hingga Ajak Hias Kue Donat

Novita menambahkan, banyak UMKM di Trenggalek yang berpotensi dihijaukan menjadi IKM Hijau melalui program pendampingan dan peralatan sederhana.

"Ini menjadi tugas Kementerian Perindustrian ke depan, termasuk di Kabupaten Trenggalek," imbuhnya.

Sementara itu, Kepala BSPJI Surabaya, Ransi Pasae, menjelaskan, program pendampingan ini merupakan bagian dari program Dapati yang secara rutin dilakukan Kementerian Perindustrian.

"Untuk Trenggalek, kami fokus pada penanganan limbah pengolahan ikan. Limbah yang awalnya tidak bermanfaat bahkan merugikan jika tidak diolah, kini bisa memberi nilai tambah,” jelasnya.

Ransi menilai, Aby Culinary memiliki inovasi dan semangat belajar yang tinggi.

Bahkan tak segan mencari jurnal dan riset untuk belajar.

Keberhasilan ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi IKM lain atau bahkan berkembang menjadi usaha yang secara khusus mengolah limbah menjadi pakan ternak.

Usaha Dirintis

Owner Aby Culinary, Sri Utami Dewi, menceritakan, usaha ini dirintis sejak tahun 2017.

Ia dan suaminya bukan berangkat dari keluarga dengan latar belakang bisnis.

Utami adalah seorang guru, sedangkan suaminya adalah mantan koki kapal pesiar.

"Alhamdulillah dari 2017 hingga sekarang, kami berkembang, banyak dibantu dinas terkait, dan Bunda Novita menjadi gongnya," ungkapnya.

Pada tahun 2025, Aby Culinary mendapat program Dapati yang menjadi titik balik dalam pengolahan limbah produksi mereka.

"Ekonomi hijau itu bagaimana memanfaatkan limbah menjadi nilai ekonomis tanpa merusak lingkungan. Dulu limbah ikan kami buang sia-sia. Setelah bertemu Bunda Novita dan BSPJI, kami belajar mengelola limbah dengan benar," jelasnya.

Ia berpesan kepada pelaku UMKM lainnya agar tidak lelah berinovasi, karena kebutuhan pasar selalu berubah.

Oleh karena itu, produsen harus mengikuti perkembangan zaman. 

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved