Tanah Gerak di Trenggalek, Warga Pilih Bertahan Karena Tak Ada Pilihan: Cari Tempat Aman Saat Hujan
Kondisi rumah milik Bari (72), warga Dusun Gading, Desa Jombok, Kecamatan Pule, Kabupaten Trenggalek, kian memprihatinkan.
Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti | Editor: Ndaru Wijayanto
Ringkasan Berita:
- Rumah warga Dusun Gading mengalami kerusakan parah akibat tanah gerak, dengan retakan hingga 50 cm dan kedalaman 2,5 meter.
- Kondisi makin memburuk setiap hujan deras, namun Bari tetap tinggal karena tidak punya tempat lain.
- Pemerintah desa hanya mampu memberi bantuan sementara dan menyarankan relokasi jika pergerakan tanah makin parah.
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Sofyan Arif Candra
TRIBUNJATIM.COM, TRENGGALEK - Kondisi rumah milik Bari (72), warga Dusun Gading, Desa Jombok, Kecamatan Pule, Kabupaten Trenggalek, kian memprihatinkan.
Rumah yang dihuni enam anggota keluarga itu berdiri di atas tanah gerak, membuat bangunan rumah mengalami retak-retak mulai dari lantai hingga tembok.
Bahkan pondasi rumah yang berada di tepi jalan kabupaten tersebut tak lagi berpijak pada tanah sehingga harus diganjal menggunakan batu.
Retakan yang muncul pun bervariasi mulai dari retakan kecil hingga retakan dengan lebar mencapai 50 centimeter.
Kondisi tersebut mulai terjadi sejak tiga tahun yang lalu. Retakan kecil awalnya muncul di teras rumah lalu setiap hujan deras turun, retakan tersebut semakin menganga lebar yang diikuti kemunculan retakan lain di sejumlah titik.
Salah satu pergerakan tanah paling parah terjadi pada Rabu (12/11/2025). Usai hujan deras mengguyur Desa Jombok dan sekitarnya diketahui retakan tersebut semakin lebar bahkan sempat terdengar suara patahan yang diduga Bari berasal dari pondasi.
Baca juga: Tanah Gerak di Trenggalek Bikin Rumah Warga Miring hingga Lapangan Sekolah SD Ambles
"Pondasi, semuanya retak - retak," kata Bari, Rabu (19/11/2025).
Selain terus melebar, retakan tersebut juga semakin dalam bahkan ada retakan yang dalamnya mencapai 2,5 meter.
Karena tak ada pilihan lain, Bari tetap menghuni rumah tersebut bersama istri, anak-anak, menantu, dan cucunya. Jika hujan turun, Bari dan keluarganya berkumpul di bagian rumah yang dinilai aman.
"Masih dihuni, melihat situasi dan kondisi dulu, yang penting setiap hujan cari ke tempat aman dulu," lanjutnya.
Sementara itu, Kepala Desa Jombok, Nur Salam memastikan pihaknya telah beberapa kali melakukan survei langsung ke lapangan.
Baca juga: Relokasi Warga Tanah Gerak Trenggalek Segera Terealisasi, Lapangan Nggiling Jadi Pilihan
Untuk penanganan sementara, pihak pemerintah desa baru bisa menyalurkan bantuan sembako dan kesiapan gotong royong jika memang dibutuhkan.
Menurut Nur Salam, kondisi rumah Bari memang sudah retak-retak parah sehingga selayaknya harus pindah demi keamanan Bari dan seluruh anggota keluarganya.
"Tapi untuk pindah ke tempat lain tidak mau karena tidak punya tanah lain. Nah solusi jangka panjangnya kalau tanah geraknya sudah berhenti tetap di sini, tapi kalau bertambah parah kita siap membantu semampunya dari desa," pungkasnya.
| Operasi Zebra Semeru 2025, Satlantas Polres Ponorogo Periksa Bus AKAP & AKDP, Tekan Angka Kecelakaan |
|
|---|
| 5 Rekomendasi Prompt Gemini AI Bareng Pasangan, Hasil Ultra-Realistis Mirip Pemotretan Profesional |
|
|---|
| Banjir Genangi Jalur Nasional Sampang Madura, Arus Lalin Macet, Pemotor Alami Mogok |
|
|---|
| Tenaga Honorer Tak Masuk PPPK Paruh Waktu Bakal Diangkat pada 2026, Benarkah? |
|
|---|
| Derbi Jatim Persebaya vs Arema FC, Mental Pemain Singo Edan Digenjot, Target Raih Poin Penuh |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jatim/foto/bank/originals/Tanah-Gerak-di-Desa-Jombok-Kecamatan-Pule-Kabupaten-Trenggalek-Jawa-Timur.jpg)