Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Tim Riset UB Buat Kursi Roda Cerdas nan Canggih untuk Pasien dan Penyandang Difabel

Kursi roda butuh gerakan tangan untuk menggerakkan roda atau mamakai alat penggerak joystick. Tapi sekarang hal itu sepertinya tak perlu lagi.

Editor: Mujib Anwar
SURYA/NENENG USWATUN HASANAH
Smart Wheelchair buatan tim riset Computer Vision Filkom UB yang membutuhkan waktu pembuatan 6 bulan akan membantu mempermudah pengguna kursi roda, Rabu (4/10/2017). 

TRIBUNJATIM.COM, MALANG - Kursi roda pada umumnya membutuhkan gerakan tangan pengguna untuk menggerakkan roda atau menggunakan alat penggerak berupa joystick pada kursi roda listrik.

Untuk mempermudah para difabel atau pasien yang harus menggunakan kursi roda, Tim Riset Computer Vision Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya membuat Smart Wheelchair generasi kedua.

Sebelumnya, tim riset telah membuat Smart Wheelchair dengan fitur sederhana dan memiliki kendala tidak sanggup mengangkat beban berat.

Selama 6 bulan, tim membuat Smart Wheelchair generasi kedua dan menambah fitur unggulan.

"Smart Wheelchair yang kami buat memiliki 5 fitur utama penggerak, yaitu fitur speech recognition, yaitu menggerakkan kursi roda dengan sensor suara, fitur head movement dengan kamera yang menangkap gerakan kepala pengguna, fitur human tracking dengan mengikuti gerakan guide yang berada di depan kursi roda dengan kamera," kata anggota tim riset, Dahnial Syauqy pada Suryamalang.com, Rabu (4/10/2017).

(Inilah Pernyataan Lengkap Dosen Unair yang Menolak Pemberian Gelar Doktor HC untuk Muhaimin Iskandar)

Fitur berikutnya adalah kontrol manual di layar pada kursi roda dengan adanya tombol arah, serta fitur kontrol dari ponsel pintar.

"Memang yang paling reliable adalah fitur manual. Fitur speech recognition sebenarnya juga sudah bisa berjalan baik asal situasi lingkungan tidak bising," lanjut dosen FILKOM UB itu.

Sedangkan fitur head movement dan human tracking yang menggunakan kamera memang masih terkendala akurasi kamera yang belum baik.

"Harapannya bisa terus diperbaiki dan dipublikasikan di jurnal internasional, selanjutnya rencana akan dipatenkan. Kemudian rencana jangka panjang akan masuk ke dunia industri," tuturnya.

(Beri Kuliah Umum Ribuan Santri Ponpes Ngalah, Moeldoko Sindir Politik Menang-menangan)

Habiskan Dana Rp 200 Juta

Pembuatan Smart Wheelchair oleh tim riset Computer Vision Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya membutuhkan dana yang tidak sedikit.

Tim riset mendapatkan hibah dana penelitian unggulan perguruan tinggi dari Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi sebesar kurang lebih Rp 200 juta.

"Karena kami mmeilih bahan dan komponen terbaik agar hasil Smart Wheelchair ini optimal. Misalnya bahan bodi kursi kami pilih dari kursi mobil balap. Sedangkan spesifikasi komputer juga dipilih yang terbaik," ujar anggota tim riset, Dahnial Syauqy.

Sumber: Surya Malang
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved