Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Akhmad Taufiq, Dosen FKIP Universitas Jember Terima Anugerah Sutasoma 2018

Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Jember (Unej), Akhmad Taufiq menerima anugerah Sutasoma.

Penulis: Sri Wahyunik | Editor: Dwi Prastika
ISTIMEWA/TRIBUNJATIM.COM
Akhmad Taufiq (kanan) menerima penghargaan dari istri Wakil Gubernur Jatim terpilih, Arumi Bachsin saat malam Penganugerahan Sutasoma di Gedung Cak Durasim, Surabaya, Rabu (17/10/2018) malam. 

TRIBUNJATIM.COM, JEMBER - Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Jember (Unej), Akhmad Taufiq menerima anugerah Sutasoma, penghargaan dari Balai Bahasa Jawa Timur bagi insan dan pegiat sastra di Jawa Timur.

Pemberian anugerah Sutasoma digelar di Gedung Kesenian Cak Durasim, Surabaya, Rabu (17/10/2018) malam.

Akhmad Taufiq merupakan satu dari sejumlah penerima anugerah Sutasoma Tahun 2018.

Bisa Jadi Spot Selfie, 3 Jembatan di Jember Bakal Dihias dengan Lampu Warna-warni dan Aneka Ornamen

Akhmad Taufiq memperoleh anugerah ini di kategori Esai/Kritik Sastra Terbaik Tahun 2018 untuk karya bukunya yang berjudul "Sastra Multikultural: Konstruksi Identitas dan Praktik Diskursif Negara Dalam Perkembangan Sastra Indonesia."

Selain mendapatkan anugerah Sutasoma, Akhmad Taufiq menyampaikan orasi kebudayaan berjudul "Sastra Jawa Timur Dalam Konteks Perkembangan Sastra di Jawa Timur dan Nusantara."

Akhmad Taufiq menyatakan rasa syukur dan terima kasihnya atas anugerah Sutasoma yang diberikan oleh Balai Bahasa Jawa Timur.

Bupati Jember Disorot, Fraksi di DPRD Soal Mutasi jabatan Terpendek Kadindik Jember

Laga Persija Vs Persela Urung Digelar, Berikut Jadwal Pertandingan Pekan ke-26 Liga 1 2018

“Alhamdulillah. Sebenarnya saya tidak menduga buku karya saya bakal dipilih oleh dewan juri sebagai buku terbaik di kategori Esai/Kritik Sastra di Jawa Timur. Semoga buku yang saya tulis menjadi kontribusi kajian sastra, khususnya di Jawa Timur,” ujar Akhmad Taufiq, Kamis (18/10/2018).

Menurut Akhmad Taufiq, buku yang ditulisnya membahas konstruksi identitas dan praktik diskursif negara.

Obyek kajiannya adalah novel Indonesia dalam rentang 1920-an sampai dengan 2000-an.

Angka ABH Cukup Tinggi, Kanwil Kemenkumham Jatim Kukuhkan Barisan Pelajar Sadar Hukum di Surabaya

Akhmad Taufiq menegaskan, Jawa Timur memiliki kekayaan tradisi sastra yang luar biasa di kantong-kantong budaya seperti Madura, daerah pesisir utara Jawa Timur, Mataraman, Arek dan Pandalungan.

“Tradisi kreatif ini perlu dirawat dan dikelola, baik pertumbuhan dan keberlangsungannya. Oleh karena itu dibutuhkan agenda sastra yang dapat mempertemukan para sastrawan untuk saling asah, asuh, asih dalam rangka meningkatkan kapasitas kreatifnya, yang bermuara pada peningkatan kapasitas kebudayaan dalam skala lebih luas, secara rutin dan berkala,” tegasnya.

Pemkab Jember Usulkan Dana Bansos Naik Sebesar 53 Persen Menjadi Rp 146,8 miliar di Tahun Politik

Bakal Debut dengan Menggelar Konser Showcase, IZ*ONE Umumkan Tanggal Perilisan Mini Album Pertama

Sementara itu mengutip dari rilis yang dikirimkan Bagian Humas Unej, Kepala Balai Bahasa Jawa Timur, Mustakim mengatakan, anugerah Sutasoma ini diberikan sebagai bentuk apresiasi Balai Bahasa Jawa Timur kepada para sastrawan, pegiat sastra, serta akademisi bidang sastra yang berada di wilayah Jawa Timur.

Anugerah Sutasoma yang mulai digelar semenjak tahun 2009 itu memberikan penghargaan di tujuh kategori.

“Para penerima anugerah Sutasoma adalah komunitas sastra, guru Bahasa dan Sastra Indonesia, guru Bahasa dan Sastra daerah, pegiat sastra, sastrawan, dan akademisi bidang sastra. Panitia dan dewan juri secara aktif telah mengamati, mencari, menerima usulan dari segenap lapisan masyarakat,” ujarnya.

Bupati Jember Faida Siapkan Dana Puluhan Miliar Untuk Rehab Pasar di Jember

Penerima anugerah Sutasoma tahun 2018 adalah, Komunitas Rabo Sore (kategori Komunitas Sastra), Suwigyo Adi atau Tiwiek SA (kategori Sastrawan Berdedikasi), Antologi Puisi Mawur Gandrung Karya Muhammad Iqbal Baraas (kategori Karya Sastra Terbaik), antologi geguritan Kidung Lamit Karya Nono Wamono (kategori Karya Sastra Daerah Terbaik), Lilik Rosida Irmawati, Guru SDN Pabiah 1 Kecamatan Kota Sumenep, Kabupaten Sumenep (kategori Guru Bahasa dan Sastra Indonesia Berdedikasi).

Serta buku "Sastra Multikultural: Konstruksi Identitas dan Praktik Diskursif Negara Dalam Perkembangan Sastra Indonesia" karya Akhmad Taufiq dari FKIP Universitas Jember.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved