Musim Kemarau, Air di Bendungan Selorejo Malang Turun hingga 1 cm Per 2 Jam
Air waduk masih bisa digunakan untuk kebutuhan pembangkit listrik, pertanian, PDAM serta industri.
Penulis: Benni Indo | Editor: Ayu Mufihdah KS
lihat foto
TRIBUNJATIM.COM, MALANG – Bendungan Selorejo, Malang, mengalami penurunan isi air sebesar 1 cm per dua jam pada musim kemarau.
Hal itu disampaikan Kepala Departemen Humas dan Informasi Publik Perum Jasa Tirta (PJT) I, Inni Dian Rohani.
Meski begitu, Bendungan Selorejo masuk kategori tidak kekurangan air.
Air waduk masih bisa digunakan untuk kebutuhan pembangkit listrik, pertanian, PDAM serta industri.
“Tidak kekurangan air. Sampai akhir November masih mampu mengairi ke hilir di Kediri dan Jombang,” ujar Dian, Sabtu (27/10/2018).
• Persebaya Tetap Bawa Osvaldo Haay ke Jayapura Meski Terancam Tak Bisa Dimainkan Lawan Persipura
Normalnya, ketinggian air atau elevasi Bendungan Selorejo adalah 622.00 mdpl.
Saat ini, ketinggian air yang terlihat dari pintu air atau spillway yaitu setinggi 613.54 mdpl, sementara batas minimum ketinggian air adalah 609.00 mdpl.
Jika terjadi kekurangan air, maka akan mengurangi efekteivitas kinerja bendungan.
Dian menyebutnya sebagai penjadwalan, selama ini Bendungan Selorejo juga berfungsi untuk membangkitkan tenaga listrik.
• Tantang Arema FC di Kandangnya, PSMS Medan Bertekad Raih Kemenangan demi Keluar Zona Degradasi
“Jika di bawah 609.00 mdpl, harus penjadwalan pembangkit turbin. Turbin yang biasanya operasional 24 jam dikurangi misal tinggal 10 jam,” paparnya.
Saat kondisi sedang surut begini, PJT I melakukan pengerukan sedimen di waduk.
Pengerukan dilakukan sejak Maret hingga direncanakan selesai pada Desember mendatang.
Dengan kondisi seperti itu, diharapkan tampungan air bisa lebih proporsional.
• Wali Kota Malang Kirim Surat Edaran untuk Imbau Masyarakat Tetap Kompak Hadapi Isu Kamtibmas
Selain itu, PJT I mengimbau masyarakat untuk turut serta menjaga kebersihan Bendungan Selorejo.
