SIKAREL Karya Mahasiswa Ubaya Raih Juara II dalam Ajang Festival Startup Elektronika Jawa Timur 2018
Karya dari Tim Era Eru Teus Fakultas Teknik Universitas Surabaya (Ubaya) menyabet juara II di ajang Festival Startup Elektronika Jawa Timur 2018.
Penulis: Samsul Arifin | Editor: Dwi Prastika
Laporan Wartawan TribunJatim.com, Syamsul Arifin
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Karya dari Tim Era Eru Teus Fakultas Teknik Universitas Surabaya (Ubaya) yang bernama SIKAREL, singkatan dari Presensi Kartu Elektronik, berhasil menyabet juara II di ajang Festival Startup Elektronika Jawa Timur Tahun 2018 pada 22 November 2018 lalu.
Festival Startup Elektronika Jawa Timur 2018 merupakan ajang kompetisi bagi para startup elektronik dengan inovasi untuk mewujudkan kemajuan industri elektronika di Jawa Timur.
Kegiatan ini bertujuan agar kemampuan atau keahlian startup dapat tersalurkan melalui kompetisi yang diselenggarakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur.
• SIKAREL, Karya Mahasiswa Teknik Universitas Surabaya (Ubaya) untuk Minimalisir Mahasiswa Titip Absen
• Ketua Tim Era Eru Teus Fakultas Teknik Ubaya Mengklaim SIKAREL Lebih Ramah Lingkungan
“Kami gembira bisa mendapatkan juara di perlombaan ini. Awalnya tidak menyangka karena tim lain inovasinya tidak hanya buatan mahasiswa S1, tapi ada alat yang hasil buatan dosen. Terdapat tiga kategori dalam perlombaan ini, yang kami ikuti adalah kategori Produk Teknologi Informasi dan Komunikasi,” ujar Tabah Arivianto, ketua Tim Era Eru Teus, Selasa (11/12/2018).
SIKAREL secara langsung telah digunakan di 14 kelas Fakultas Teknik Ubaya.
Alat ini dinilai lebih akurat dalam memasukkan data, cepat, dan ekonomis.
• Wakili Indonesia, Mahasiswa ITS Surabaya Jadi Best Delegate pada ESOGÜ MUN 2018 di Turki
• BREAKING NEWS - Tiga Siswa Asal Malang Dilaporkan Hilang di Air Terjun Coban Talun Kota Batu
Tabah juga menambahkan jika sistem SIKAREL lebih fleksibel dan dapat diatur sesuai dengan kondisi kelas, seperti nama mata kuliah yang berbeda, pergantian jam mata kuliah, dan lainnya.
“Inovasi ini bertujuan untuk menyempurnakan sistem presensi manual yang sebelumnya masih menggunakan kertas. Kita tahu dari segi biaya, presensi manual lebih mahal dan lebih rumit penggunaannya bagi Tata Usaha maupun dosen. Ada juga peluang terjadi human error seperti presensi yang tertukar, dan perlu waktu untuk input data setelah kelas berlangsung,” jelas Susilo Wibowo, dosen pembimbing Tim Era Eru Teus Ubaya.
• Berawal dari Protes Warga, SMPN 33 Surabaya Manfaatkan Genangan Air Bekas Wudhu untuk Budidaya Lele
• Sebanyak 35 Orang Jalani Tes VCT Gratis bersama CIMSA Unair di Puskesmas Kedungdoro
“Sekarang penggunaannya masih menggunakan kartu mahasiswa atau dosen untuk mendeteksi. Kami akan kembangkan kembali untuk ke depannya, karena problemnya jika kartu bisa saja hilang dan harus menunggu untuk dapat yang baru,” tambah Susilo Wibowo.