Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Wisata Tebing Lingga, Bekas Tambang Batu Yang Rusak Menjadi Wisata Keluarga di Trenggalek

Tebing Lingga berada di Dusun Tawang, Desa Nglebo, Kecamatan Suruh, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur. Jaraknya hanya 20 kilometer dari pusat kota Tren

Penulis: David Yohanes | Editor: Yoni Iskandar
david yohanes/surya
Fals Yudistira (37), Pokdarwis WTL berdiri di depan papan nama wisata alam di Dusun Tawang, Desa Nglebo, Kecamatan Suruh. 

TRIBUNJATIM.COM, TRENGGALEK - Dari kejauhan puncak Tebing Lingga terlihat hijau memesona. Tebing yang berdiri hampir 90 derajat ini kini disulap menjadi sebuah tempat wisata alam yang indah.

Tidak ada kesan wilayah ini dulunya sumber bencana karena kerusakan alam yang parah.

Tebing Lingga berada di Dusun Tawang, Desa Nglebo, Kecamatan Suruh, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur. Jaraknya hanya 20 kilometer dari pusat kota Trenggalek. Sekitar tahun 2000, wilayah ini menjadi pusat penambangan batu di Trenggalek.

"Penambangan besar-besaran, bebatuan diambil untuk bahan bangunan. Mungkin saat itu pembangunan di Trenggalek batunya dari sini," kenang Fals Yudistira (37), Ketua Karang Taruna Desa Nglebo.

Akibat penambangan ini sangat merusak alam sekitar Tebing Lingga. Banyak sawah warga yang hilang, masuk daerah aliran sungai alam yang melintas di bawa tebing.

Bahkan saat musim hujan, wilayah ini menyumbang bandir di wilayah Kecamatan Suruh.

Air bercampur material tanah meluncur bebas ke arah bawah. Polres Trenggalek kemudian melarang penambangan di sekitar Tebing Lingga, di tahun 2009. Larangan ini kemudian dikuatkan dengan peraturan desa (Perdes).

Usung Romantic Bride, Laksmi Wedding Muslimah Hadirkan Gaun Pancarkan Kecantikan Alami

Cuci Gudang Gramedia Obral Buku Murah Mulai Rp 5 Ribu dan Diskon Sampai 70 Persen

Ahmad Dhani Tulis Surat Untuk El Jalaludin Rumi yang Ada di Inggris

Meski sempat menuai demo besar-besaran, pelarangan ini membuahkan hasil. Penambangan batu di sekitar tebing berhenti. Sembilan tahun lamanya bekas area penambangan dibiarkan begitu saja.

"Warga sekitar sebenarnya ingin tebing lingga menjadi lokasi wisata. Tapi waktu itu kami tidak tahu harus memulai dari mana," ucap Fals kepada Tribunjatim.com.

Beberapa kali Tebing Lingga dikunjungi para penggemar panjat tebing. Dengan ketingian 360 meter dan kemiringan nyaris 90 derajat, tebing ini menjadi idola para pemanjat tebing. Warga punya kenangan, tebing ini pernah digunakan latihan oleh Komanda Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD selama satu bulan.

Namun warga tidak punya kemampuan untuk membuat Tebing Lingga menjadi lokasi wisata. Fals adalah sosok yang berjasa membangkitkan wisata Tebing Lingga. Ayah dua anak mulai menyulap lokasi tebing bersama mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung, pada Februari 2018 lalu.

"Waktu itu modal kami hanya Rp 5.000.000 untuk membangun gasebo dan spot selfie (swafoto). Sejak itu kami mulai melakukan promosi dan penambahan fasilitas," terang Fals kepada Tribunjatim.com.

Fals mengaku beruntung, upayanya mendapat dukungan penuh dari warga dan pemerintah desa setempat. Bersama para pemuda, Fals kemudian mendirikan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis). Nama Wisata Tebing Lingga (WTL) semakin diperkenalkan secara luas.

Untuk menggali dana, Fals yang juga menjadi ketua Pokdarwis sering mengadakan kegiatan, seperti menyediakan fasilitas komunitas trail. WTL juga dibawarkan untuk merayakan ulang tahun. Dana yang dihasilkan digunakan untuk pengembangan.

Berkat kegigihan Fals dan kawan-kawan, WTL pernah dinobatkan sebagai inovasi desa terbaik Kabupaten Trenggalek tahun 2018. Fals bercita-cita mengubat Desa Nglebo menjadi desa wisata dengan WTL, dan mampu memberdayakan ekonomi warga.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved